Kerusuhan Ambon 2011

Revisi sejak 21 September 2011 11.48 oleh Sentausa (bicara | kontrib) (konteks)

Kerusuhan Ambon adalah sebuah insiden keamanan yang melibatkan dua kelompok massa di Kota Ambon, Maluku, Indonesia yang dimulai pada tanggal 11 September 2011.

Kronologi

Kerusuhan Ambon bermula dari kecelakaan yang terjadi pada seorang tukang ojek bernama Darkin Saimen. Ia mengalami kecelakaan tunggal dari arah stasiun TVRI, Gunung Nona, menuju pos Benteng. Di daerah sekitar tempat pembuangan sampah, yang bersangkutan hilang kendali dan menabrak pohon gadihu. Ia kemudian menabrak rumah seorang warga di sana bersama Okto.

Nyawa tukang ojek itu tak terselamatkan sebelum sampai ke rumah sakit. Hal inilah yang menimbulkan dugaan ia sebenarnya dibunuh, bukan karena kecelakaan. Dia dibawa ke rumah sakit dan meninggal. Lalu, ia diisukan dibunuh. Padahal, ia mengalami kecelakaan. Hasil otopsi dari dokter di sana menyatakan dia kecelakaan murni. Berdasarkan keterangan saksi dan hasil otopsi, semua tidak ada tanda-tanda kekerasan. Itu kecelakaan murni.

Pertikaian akibat kematian pria tersebut, kata Anton, terjadi antara dua kelompok. Mereka saling melempar batu dan merusak sejumlah fasilitas. Dua kelompok melakukan lempar-melempar dan sekarang sudah diredam. Itu ada dua kelompok lama. [1]

Akibat

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Bachrul Alam mengatakan korban tewas dalam kerusuhan Ambon akibat luka tembak.

Untuk bangunan yang dirusak tiga rumah, empat motor dan dua mobil. Namun Polisi belum dapat memastikan tembakan tersebut berasal dari aparat atau warga.

Dalam peristiwa tersebut tiga orang meninggal dunia di RS Al Fatah sama RS umum selain itu ada warga yang mengalami luka tembak menurut Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Bachrul Alam, di Mabes Polri, Jakarta Senin (12/9/2011).

Selanjutnya, Anton menambahkan puluhan warga lainnya juga mengalami luka berat dan ringan. Luka berat 24 orang, luka ringan 65 orang. Data Kecelakaan berbeda lagi, ini yang rusuh. Ada yang terkena lempar batu. [2]

Pasca Kerusuhan

Dua hari pasca bentrok di sejumlah tempat, pagi ini aktivitas Kota Ambon masih belum kembali normal. Belum ada perkantoran yang buka, toko-toko pun masih tutup. Bahkan, Ambon Plasa yang biasanya penuh sesak dengan pengunjung, tak beraktivitas.

Kegiatan belajar-mengajar juga belum sepenuhnya aktif. Hari ini mereka sudah mulai kembali sekolah. Namun, tak semua murid bisa masuk, terutama mereka yang harus melewati daerah bekas bentrokan.

Namun Gubernur Maluku, Karel Albert Rahalu, pagi menyatakan sutuasi keamanan di Ambon telah kondusif, menyusul penambahan 200 personel Brimob Makassar ke Kota Ambon. Sementara, Wakil Walikota Ambon, Sam Latuconsina menyatakan, sampai saat ini belum ada aktivitas perkantoran pada lingkup Pemerintah Kota Ambon.[3]

Referensi