Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Tesalonika
Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Tesalonika adalah salah satu kitab yang dari dua kitab dan terdapat dalam Perjanjian Baru.[1][2][3] Surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika ini dikirim sebanyak dua kali.[1][2][3] Bentuk dan ciri dari kitab ini adalah surat.[1][2][3] Kitab ini sama dengan kitab yang lainnya, yang ditulis oleh Paulus.[1][2][3] Tesalonika menjadi nama dari surat ini.[1][2][3] Nama tersebut diambil dari nama tempat yang dituju oleh Paulus.[1][2][3] Tesalonika sendiri merupakan ibukota dari Makedonia, sebuah provinsi di kerajaan Roma.[1][2][3] Paulus merupakan pendiri Jemaat di Tesalonika, khususnya setelah ia meninggalkan Filipi.[1][2][3]
Beberapa lama kemudian, orang-orang Yahudi iri hati kepada Paulus dan mulai menentang usaha Paulus untuk memberitakan ajaran Kristen kepada orang-orang non-Yahudi.[1][2] Mereka marah karena orang non-Yahudi telah menunjukkan minat terhadap agama Yahudi.[1][2] Oleh sebab itu, Paulus dengan terpaksa meninggalkan Tesalonika, lalu dia pergi ke Berea.[1][2] Setibanya di Korintus, ia menerima surat dari Timotius, danrekan- rekannya yang lain, tentang keadaan jemaat di Tesalonika.[1][2]
Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Tesalonika ini memiliki tujuan khusus.[4] Surat ini ditulis untuk memberi dorongan dan keteguhan kepada jemaat-jemaat yang ada di daerah itu.[4] Paulus bersyukur atas berita yang diterimanya tentang iman dan kasih mereka.[4] Paulus mengingatkan mereka tentang kehidupannya sendiri ketika ia masih berada di tengah-tengah jemaat-jemaat di Tesalonika pada masa lalu.[4] Setelah menceritakan semuanya itu, Paulus pun menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tentang kembalinya Kristus datang ke dunia.[4] Ada pun pertanyaan yang mereka ajukan, seperti:[5] kalau seorang Kristen meninggal sebelum Kristus datang kembali, apakah orang itu menerima hidup yang kekal dan sejati dari Kristus? Kapankah Kristus akan datang kembali? Paulus pun menasihati mereka supaya terus bekerja dengan tenang sambil menantikan kedatangan Kristus dengan penuh harapan.[5]
Isi
Berikut adalah garis besar isi Kitab Satu Tesalonika:[4]
- Salam (1:1)
- Doa Ucapan Syukur (1:2-3)
- Kenang-kenangan Tesalonika (1:4-2:16)
- Jawaban untuk Jemaat Tesalonika (1:4-10)
- Pengajaran Injil di Tesalonika (2:1-16)
- Motif-motif si Pengkhotbah (2:1-6)
- Upah si Pengkhotbah (2:7-9)
- Perilaku si Pengkhotbah (2:10-12)
- Pesan si Pengkhotbah (2:13)
- Penganiayaan (2:14-16)
- Hubungan Paulus dengan Jemaat Tesalonika (2:17-3:13)
- Keinginan Paulus untuk Kembali (2:17-18)
- Paulus Bersukacita (2:19-20)
- Misi Timotius (3:1-5)
- Laporan Timotius (3:6-8)
- Kepuasan Paulus (3:9-10)
- Doa Paulus (3:11-13)
- Nasihat Kehidupan Orang Kristen (4:1-12)
- Umum (4:1-2)
- Kesucian Seksualitas (4:3-8)
- Kasih Persaudaraan (4:9-10)
- Upah Kehidupan Seseorang (4:11-12)
- Masalah-masalah yang berkaitan dengan Parousia (4:13-5:11)
- Orang-orang Percaya yang Mati sebelum Parousia (4:13-18)
- Masa Parousia (5:1-3)
- Masa Depan (5:4-11)
- Nasihat Umum (5:12-22)
- Penutup
Sumber
Garis-garis Besar KitabTesalonika I :[6]
- Pendahuluan 1:1
- Syukur dan pujian 1:2--3:13
- Nasihat mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen 4:1-12
- Penjelasan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya 4:13--5:11
- Nasehat-nasihat terakhir 5:12-22
- Penutup 5:23-28
Muatan Teologinya
kedatangan Yesus Kristus kembali ke dunia ini adalah fokus utama Paulus dalam suratnya ke jemaat Tesalonika.[7] Hal ini tidak mengherankan, jikalau kita teringat sebab-sebabnya Paulus mengarang surat ini.[7] Tidak dapat tidak bahwa kesukaran, yang dialami di dunia ini mengantar pikiran orang saleh kepada saat yang berbahagia.[7] Dalam hal ini, Kristus menyatakan diri-Nya dalam segala keagungan dan kekuasaan-Nya.[7] Apalagi Paulus merasa dirinya wajib memperbaiki anggapan-anggapan yang salah tentang zaman akhir pada saat itu.[7]
Namun, ini bukan berarti bahwa rasul Paulus bermaksud memberikan suatu eskatologi yang lengkap dan teratur.[7] Paulus tidak menganjurkan suatu filsafat sejarah dan tidak juga mengembangkan pikiran manusia tentang keadaan alam semesta.[7] Dia malah menjelaskan tentang penyataan Allah sendiri, yang diakui dan sah oleh iman dan yang sangat besar artinya bagi jemaat Kristus.[7]
Oleh karena itu, apa yang dikatakan Paulus dalam surat ini tentang pengharapan jemaat Kristen akan penggenapan segala janji Tuhan pada kesudahan alam, semuanya itu tak boleh dipandang sebagai ramalan atau alasan pelbagai perhitungan saja.[7] maksud Paulus tidak lain hanyalah untuk menunjukkan kepada jemaat kepastian dan kesempurnaan keselamatan yang sudah disediakan baginya.[7] Kepercayaan kepada Hari Tuhan itu seharusnya merupakan sumber penghiburan, kekuatan, kegembiraan dan ketabahan hati bagi jemaat dalam sengsaranya.[7] Pengharapan akan parousia segera memenuhi batin orang Kristen dengan terang dan pengharapan, yang tidak diberikan oleh dunia ini, dan akan memberikan kekuatan kepada segenap kehidupan jemaat selama masih berjuang di bumi.[7]
Lihat pula
Pranala luar
Refrensi
- ^ a b c d e f g h i j k l Arnnold E. Airhart.1969.Beacon Bible Commentary, Vol. IX.USA.Beacon Hill Press.433-438.
- ^ a b c d e f g h i j k l F. F. Bruce.1982.Word Biblical Commentary: 1&2 Thessalonians.USA.WORD BOOKS, PUBLISHER.xix-xxvii.
- ^ a b c d e f g h W. R. F. Brown.2007.Kamus Alkitab.Jakarta.Gunung Mulia.447-448.
- ^ a b c d e f Leon Morris.1984.Tyndale New Tetament Commentaries: 1 and 2 Tessalonians.England.Inter-Varsity Press.20-24.
- ^ a b Abraham Smith.1994.The New Interpreter’s Bible, Vol. XI.USA.Abingdon Press.673-686.
- ^ Berdasarkan Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002
- ^ a b c d e f g h i j k l I. H. Enklaar.1986.Tafsiran Alkitab: Tesalonika.Jakarta.Gunung Mulia.xi-xii.