Daerah Banjar adalah satuan kenegaraaan yanag menjadi bagian Republik Indonesia Serikat (Stb. 1948 Nomor 14). Berdasarkan Konperensi Meja Bundar (KMB), Konperensi Malino dan Konperensi Denpasar, Kalimantan terdiri atas beberapa Daerah Bagian[2] yang berstatus sama dengan Republik Indonesia. Daerah Banjar dengan ibukotanya Banjarmasin (Kotapradja Banjarmasin termasuk ke dalam Daerah Banjar, meskipun demikian Daerah Banjar tidak boleh mencampuri hak-hak dan kewajiban rumah-tangga Kotapradja Banjarmasin dalam daerahnya sendiri). Dasar formal yang dipakai untuk mendirikan daerah tersebut adalah Staatblad 1946 No. 17.[3][4]

Daerah Banjar
14 Januari 1948–4 April 1950[1]
Era SejarahPeriode
• Didirikan
14 Januari 1948
• Bergabung dengan Indonesia
4 April 1950[1]
Didahului oleh
Digantikan oleh
Republik Indonesia
Provinsi Kalimantan Berkas:Fiag of Indonesia.svg
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Daerah Banjar

Wilayahnya meliputi 2/3 Kalimantan Selatan saat ini atau bekas wilayah beberapa bekas afdeeling dari Residentie Zuider- en Oosterafdeeling van Borneo.[5]

Pangkat

Pangkat yang pernah digunakan dalam bekas wilayah negara Kesultanan Banjar di bawah pemerintahan Hindia Belanda dari yang tertinggi sampai yang dibawahnya.[6]

  1. Regent (dihapuskan tahun 1884)
  2. Temonggong
  3. Ronggo (dihapuskan 1905)
  4. Kiai dan Demang
Didahului oleh:
Provinsi Borneo
Diteruskan oleh:
Provinsi Kalimantan

Referensi

  1. ^ Indonesian States 1946-1950
  2. ^ Pada mulanya daerah-daerah bagian ini direncanakan membentuk Negara Borneo/Kalimantan
  3. ^ Pangeran Adjie Benni Syarief Fiermansyah Chaliluddin. "Masa Pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS)". Diakses tanggal 12 april 2011. 
  4. ^ (Inggris) (2007)"Federal Indonesia, 1949-1950". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses tanggal 10 August 2011. 
  5. ^ Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
  6. ^ Amir Hasan Kiai Bondan, Suluh sedjarah Kalimantan, Penerbit Fadjar, 1953