Partai Rakyat Demokratik
Di samping itu, Manifesto ini juga menyinggung-nyinggung masalah korupsi dan kolusi yang menjamur di birokrasi pemerintahan. Di usia awalnya ini pula, partai ini mulai membela dan mengadvokasi petani-petani pedesaan dalam membela hak atas tanah. Urusan ini, secara umum ditangani oleh STN (Serikat Tani Nasional), onderbouw PRD. Mobilisasi massa untuk demonstrasi dan protes pun tak jarang terjadi, yang tak hanya melibatkan petani, tetapi juga buruh, LSM, dan aktivis dari organisasi lain.
Sejak 1997, karena popularitas PRD yang semakin meningkat, dan juga kondisi sosial-ekonomi serta politik yang mulai tidak stabil, pemerintah Orde Baru mulai melakukan penindasan terhadap berbagai gerakan politis yang dianggap subversif, apalagi yang dianggap kiri, dan komunis, termasuk salah satu korbannya adalah PRD.
Reaksi pemerintah Orde Baru
Sejak saat itu banyak anggota PRD dan orang-orang yang terafiliasi dengannya menerima teror dan tekanan. Tak sedikit dari mereka yang ditahan tanpa alasan yang jelas, dipenjara tanpa proses pengadilan, ada yang diculik, dan disiksa secara fisik dan diteror secara mental. Beberapa korban misalnya, dipukuli dan disiksa aparat di depan beberapa teman yang diundang untuk menyaksikannya -- sebagai terapi kejutan ala Orde Baru. Mereka yang diculik terutama dipaksa untuk mengaku bahwa mereka melawan pemerintah, atau dengan kata lain, bertindak subversif. Kantor PRD sendiri bahkan sempat diserang oleh gerombolan orang tak dikenal. Di beberapa daerah yang dekat dengan pedesaan, seperti di Bantul, DIY, misalnya, warung-warung dan 'angkringan' juga disusupi intelijen dan polisi untuk menangkapi anggota-anggota partai ini.
Di samping mengadvokasi dan mengorganisasi petani dan buruh, salah satu tindakan PRD yang membuat pemerintah semakin kebakaran jenggot adalah pernyataan dukungan PRD yang diberikan pada gerakan kemerdekaan Timor Timur. Budiman Sujatmiko sendiri sempat berada dalam satu penjara di LP. Cipinang dengan Xanana Gusmao, pemimpin gerakan pro-kemerdekaan (kini presiden) Timor Timur.
Peran PRD dalam reformasi
Pada akhir 1997 dan awal 1998, peran partai ini dalam gelombang Reformasi dan dalam menumbangkan rezim Soeharto juga signifikan. Reformasi yang diprakarsai intelektual ini ternyata ditunggangi oportunis yang begitu banyak jumlahnya. Klimaksnya tentunya adalah Mei 1998, yaitu kekacauan dalam skala nasional, termasuk kerusuhan rasial, pembunuhan, pemerkosaan, dan penjarahan (yang diduga didalangi oleh militer, terutama Angkatan Darat). Namun setelah itu, Presiden Suharto bersedia untuk mundur dan menyerahkan tampuk pemerintahan kepada wakilnya B.J. Habibie.
Pasca-reformasi, partai ini masih aktif dalam menggalang protes dan demonstrasi mengkritik berbagai kebijakan pemerintah. Dalam beberapa waktu, partai ini juga masih kadang-kadang berbenturan dengan aparat, dan dalam aksinya kadang-kadang juga mengalami perlawanan dari organisasi fundamentalis sayap kanan. Ketua PRD saat ini adalah aktivis buruh Dita Indah Sari.Setelah Dita Indah Sari, partai anak2 muda progresif revolusioner ini dipimpin olh Faisol Reza, dan sekarang sejak tahun 2010 dipimpin olh Agus Jabo, seorang aktivis pemberani yang seangkatan dengan Budiman Sudjatmiko.Cesc (bicara)
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi