Kota Pekanbaru

ibu kota Provinsi Riau, Indonesia


Kota Pekanbaru adalah ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau, Indonesia. Kota ini merupakan kota perdagangan dan jasa,[2] termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi.[3]

Kota Pekanbaru
Daerah tingkat II
Berkas:Pekanbaru-ku.jpg
Lambang resmi Kota Pekanbaru
Motto: 
Bersih, Tertib, Usaha Bersama, Aman dan Harmonis
Peta
Peta
Kota Pekanbaru di Indonesia
Kota Pekanbaru
Kota Pekanbaru
Letak Kota Pekanbaru di Indonesia
Koordinat: 0°28′53.50″N 101°28′7.23″E / 0.4815278°N 101.4686750°E / 0.4815278; 101.4686750
Negara Indonesia
ProvinsiRiau
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 12
  • Kelurahan: 58
Pemerintahan
 • BupatiSyamsurizal
Luas
 • Total632,26 km2 (244,12 sq mi)
Ketinggian
5 m (16 ft)
Populasi
 (2010)[1]
 • Total903.902
 • Kepadatan1,400/km2 (3,700/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
287111
Kode BPS
1471 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 761
Kode Kemendagri14.71 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023PKU
DAURp. 488.849.555.000,-
Situs webwww.pekanbaru.go.id

Pekanbaru dapat dijangkau melalui Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, terminal antar kota dan antar provinsi Bandar Raya Payung Sekaki, serta dua pelabuhan di Sungai Siak, yaitu Pelita Pantai dan Sungai Duku.

Sejarah

Perkembangan kota ini pada awalnya tidak terlepas dari fungsi Sungai Siak sebagai sarana transportasi dalam mendistribusikan hasil bumi dari pedalaman Riau dan dataran tinggi Minangkabau ke wilayah pesisir Selat Malaka. Pada abad ke-18, wilayah Senapelan di tepi Sungai Siak, menjadi pasar (pekan) bagi para pedagang dari Kampar, Siak, Rokan Hulu, Kuantan Singingi, dan dataran tinggi Minangkabau.[4] Seiring dengan berjalannya waktu, daerah ini berkembang menjadi tempat pemukiman yang ramai. Pada tanggal 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah "Dewan Menteri" dari Kesultanan Siak, yang terdiri dari datuk empat suku (Pesisir, Limapuluh, Tanah Datar, dan Kampar), kawasan ini dinamai dengan Pekanbaru, dan dikemudian hari diperingati sebagai hari jadi kota ini.[5][6]

Berdasarkan Besluit van Het Inlandsch Zelfbestuur van Siak No.1 tanggal 19 Oktober 1919, Pekanbaru menjadi bagian distrik dari Kesultanan Siak. Namun pada tahun 1931, Pekanbaru dimasukkan ke dalam wilayah Kampar Kiri yang dikepalai oleh seorang controleur yang berkedudukan di Pekanbaru dan berstatus landschap sampai tahun 1940. Kemudian menjadi ibukota Onderafdeling Kampar Kiri sampai tahun 1942.[7]

Setelah pendudukan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, Pekanbaru dikepalai oleh seorang gubernur militer yang disebut gokung. Kemudian, berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 1948, ditetapkan kabupaten Kampar dan kota Pekanbaru diberikan status kota kecil, dan menjadi kota praja setelah keluarnya Undang-undang nomor 1 tahun 1957. Kota Pekanbaru resmi menjadi ibu kota provinsi Riau pada tanggal 20 Januari 1959 berdasarkan Kepmendagri nomor Desember 52/I/44-25[6] sebelumnya yang menjadi ibu kota adalah Tanjung Pinang[8] (kini menjadi ibu kota provinsi Kepulauan Riau).

Geografi

Secara geografis kota Pekanbaru memiliki posisi strategis berada pada jalur Lintas Timur Sumatera, terhubung dengan beberapa kota seperti Medan, Padang dan Jambi. Kota ini dibelah oleh sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dan berada pada ketinggian berkisar antara 5 - 50 meter di atas permukaan laut. Kota ini termasuk beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 34.1 °C hingga 35.6 °C, dan suhu minimum antara 20.2 °C hingga 23.0 °C.[9]

Sebelum tahun 1960 Pekanbaru hanyalah kota dengan luas 16 km² yang kemudian bertambah menjadi 62.96 km² dengan 2 kecamatan yaitu kecamatan Senapelan dan kecamatan Limapuluh. Selanjutnya pada tahun 1965 menjadi 6 kecamatan, dan tahun 1987 menjadi 8 kecamatan dengan luas wilayah 446,50 km². Kemudian pada tahun 2003 jumlah kecamatan dimekarkan menjadi 12 kecamatan.[9]

Kependudukan

Berkas:Pekanbaru Riau Malay.jpg
Masyarakat melayu

Pekanbaru merupakan kota ketiga berpenduduk terbanyak di Pulau Sumatera, setelah Medan dan Palembang. Laju pertumbuhan ekonomi Pekanbaru yang cukup pesat, menjadi pendorong laju pertumbuhan penduduk. Pekanbaru juga terkenal dengan sebutan bumi Melayu karena memang suku asli daerah ini berasal dari keturunan Melayu. Etnis Minangkabau merupakan masyarakat terbesar dengan jumlah sekitar 37,96% dari total penduduk kota.[10] Mereka umumnya bekerja sebagai profesional dan pedagang. Jumlah mereka yang cukup besar, telah mengantarkan Bahasa Minang sebagai salah satu bahasa pergaulan yang digunakan oleh penduduk kota Pekanbaru selain Bahasa Melayu.[11]

Suku Melayu merupakan etnis terbesar kedua di Pekanbaru. Selain itu, etnis yang memiliki proporsi cukup besar adalah Jawa, Batak, dan Tionghoa.

Tahun 1930 1954 1961 1971 2005 2006 2007 2008
Jumlah penduduk 2.990 28.314 70.821 145.030 720.197 754.467 779.899 799.213
Sejarah kependudukan kota Pekanbaru
Sumber:[12][13]
Komposisi Etnis di Kota Pekanbaru
Etnis Jumlah (%)
Minang 37,96
Melayu 26,10
Jawa 15,70
Batak 11,06
Tionghoa 2,50
Lain-lain 6,68
Sumber: Sensus 2000

Agama

Agama Islam merupakan salah satu agama yang dominan dianut oleh masyarakat Kota Pekanbaru, sementara pemeluk agama Kristen, Buddha dan Khonghucu juga terdapat di kota ini.

Pemerintahan

Kota Pekanbaru secara administratif dipimpin oleh seorang wali kota. Herman Abdullah termasuk salah satu wali kota yang berhasil dalam menertibkan sistem birokrasi pemerintahan Pekanbaru, sehingga mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakatnya.[14] Namun pada tahun 2010 berdasarkan survei persepsi kota-kota di seluruh Indonesia oleh Transparency International Indonesia (TII), kota ini termasuk kota terkorup di Indonesia bersama dengan Kota Cirebon. Hal ini dilihat dari Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (IPK-Indonesia) 2010 yang merupakan pengukuran tingkat korupsi pemerintah daerah di Indonesia. Pekanbaru mendapat nilai IPK sebesar 3.61, dengan rentang indeks 0 sampai 10.

Perwakilan

Dari hasil Pemilu Legislatif 2009, jumlah anggota DPRD kota Pekanbaru adalah sebesar 45 orang[15][16] yang tersusun atas perwakilan 12 partai[17]

DPRD kota Pekanbaru 2009-2014
Partai Kursi
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat 9
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 9
PKS 5
  PAN 5
Lambang PPP PPP 4
  PDS 4
Lambang PDI-P PDI-P 2
  PKB 2
  Partai Hanura 2
  PBB 1
  Partai Gerindra 1
  PDK 1
Total 45
Sumber:[17]

Perekonomian

 
Mal SKA
Berkas:Jalan Sudirman Pekanbaru.jpg
Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru

Perkembangan perekonomian Pekanbaru, sangat dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan minyak, pabrik pulp dan kertas, serta perkebunan kelapa sawit beserta pabrik pengolahannya. Kota Pekanbaru pada triwulan I 2010 mengalami peningkatan inflasi sebesar 0.79%, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 0.30%. Berdasarkan kelompoknya, inflasi terjadi hampir pada semua kelompok barang dan jasa kecuali kelompok sandang dan kelompok kesehatan yang pada triwulan laporan tercatat mengalami deflasi masing-masing sebesar 0.88% dan 0.02%. Secara tahunan inflasi kota Pekanbaru pada bulan Maret 2010 tercatat sebesar 2.26%, terus mengalami peningkatan sejak awal tahun 2010 yaitu 2.07% pada bulan Januari 2010 dan 2.14% pada bulan Februari 2010.[18]

Posisi Sungai Siak sebagai jalur perdagangan Pekanbaru, telah memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekomoni kota ini. Penemuan cadangan minyak bumi pada tahun 1939 memberi andil besar bagi perkembangan dan migrasi penduduk dari kawasan lain. Sektor perdagangan dan jasa saat ini menjadi andalan Kota Pekanbaru, yang terlihat dengan menjamurnya pembangunan ruko pada jalan-jalan utama kota ini. Selain itu, muncul beberapa pusat perbelanjaan modern, diantaranya: Plaza Senapelan, Plaza Citra, Plaza Sukaramai, Mal Pekanbaru, Mal SKA, Mal Ciputra Seraya,[19] Lotte Mart, Metropolitan Trade Center, dan Giant.

Selain itu beberapa pasar tradisional yang masih berdiri, antara lain Pasar Bawah, Pasar Raya Senapelan (Pasar Kodim), dan Pasar Andil.

Kesehatan

Berkas:Awal Bros Hospital Pekanbaru.jpg
Rumah Sakit Awal Bros

Kota Pekanbaru memiliki beberapa rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, pemerintah Pekanbaru mencoba melengkapi sarana dan prasarana yang ada saat ini diantaranya akan membangun gedung baru untuk Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad yang saat ini baru memiliki 264 kamar untuk rawat inap. Dengan selesainya bangunan tersebut, kapasitas rawat inap RSUD Arifin Achmad, akan bertambah menjadi 400 kamar.[20]. Rumah sakit yang dikelola oleh pihak swasta antara lain RS Santa Maria, RS Ibnu Sina, RS Bina Kasih, Pekanbaru Medical Centre (PMC), RS Awal Bross, dan Eka Hospital.

Pendidikan

 
Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Riau
 
Gedung Perpustakaan Soeman HS milik Provinsi Riau, di pusat kota Pekanbaru.

Beberapa perguruan tinggi juga terdapat di kota ini, diantaranya adalah Universitas Riau. Perpustakaan Soeman HS merupakan sarana penunjang pendidikan masyarakat Pekanbaru. Perpustakaan yang terletak di jantung Kota Pekanbaru ini, termasuk salah satu perpustakaan "termegah di Indonesia", dengan arsitektur yang unik serta telah memiliki koleksi 300 ribu buku sampai tahun 2008.[21]

Sampai tahun 2008, di Kota Pekanbaru baru sekitar 13,87 % masyarakatnya dengan pendidikan tamatan perguruan tinggi, dan masih didominasi oleh tamatan SLTA sekitar 37,32 %. Sedangkan tidak memiliki ijazah sama sekali sebanyak 12,94 % dari penduduk Kota Pekanbaru yang berumur 10 tahun ke atas.[22]

Pendidikan formal SD atau MI negeri dan swasta SMP atau MTs negeri dan swasta SMA negeri dan swasta MA negeri dan swasta SMK negeri dan swasta Perguruan tinggi
Jumlah satuan 286 119 48 13 37 42
Data sekolah di kota Pekanbaru
Sumber:[23][24]

Pelayanan umum

Untuk mengantisipasi kebutuhan energi listrik dimasa mendatang, pemerintah kota Pekanbaru telah mengusahakan pembebasan lahan seluas 40 ha untuk pembangunan PLTU Tenayan Raya.[25]

Sementara untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Pemerintah kota melalui PDAM memanfaatkan air permukaan dari Sungai Siak yang mempunyai kapasitas 5000 liter/detik sebagai sumber air baku bagi Instalasi Pengolah Air Bersih, yang terpasang dengan kapasitas 380 liter/detik. Selanjutnya sistem pengolahan penuh dan chlorinasi digunakan untuk memproduksi air bersih dengan kapasitas 350 liter/detik. Dari kapasitas produksi yang ada, telah terdistribusi dalam 18.660 unit Sambungan Rumah (SR) dan 45 Hidran Umum (HU). Setiap SR rata-rata digunakan 5 – 6 orang dan HU dapat digunakan 100 orang. Fasilitas ini memang belum mencukupi kebutuhan keseluruhan masyarakat kota ini, sehingga sebagian besar masyarakat masih memanfaatkan secara langsung air permukaan dari sungai Siak tersebut.[26]

Saat ini pemerintah kota telah menetapkan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di 2 lokasi dengan metode open dumping, yaitu kawasan Limbungan seluas 5 Ha dengan jarak dari kawasan pemukiman 19 km dan Kulim seluas 3 Ha dengan jarak dari kawasan pemukiman 8 km. Selain itu gerobak sampah masih digunakan untuk pengumpulan tak langsung, jumlah total gerobak yang ada saat ini adalah 305 buah dengan kapasitas rata-rata 1 m³ untuk melayani pengumpulan individual pada 5 wilayah pengumpulan. Sarana pemindahan yang ada berupa bak sampah pasangan batu-bata dan pelat baja sebanyak 32 buah dengan daya tampung 157.5 m³. Saat ini kapasitas penampungan TPS baru mencapai 8 % terhadap total timbunan yang ada. Untuk armada angkutan pengambilan sampah langsung digunakan truk bak terbuka, jumlah pengangkutan yang dilakukan adalah 2 – 3 kali per harinya, sehingga kapasitas pengangkutan baru mencapai 20 %. Sedangkan setiap harinya terdapat 170 m³ timbunan sampah, sehingga jumlah sampah yang telah dikelola dan terangkut sampai ke TPA baru mencapai 120 m³/hari atau sekitar 60 %.[26]

Daerah kota Pekanbaru yang memiliki ketinggian antara 1 sampai 20 meter dengan curah hujan dalam klasifikasi sedang, yaitu antara 100-200 per bulan. Secara umum permasalahan banjir di kota ini adalah masalah genangan air, baik akibat adanya limpasan dari saluran drainase yang ada maupun akibat terhambatnya pengaliran air. Saluran drainase yang ada saat ini baru mencakup 13.930 Ha, yang terdiri dari sistem drainase besar sepanjang 10.123 meter, sistem drainase kecil sepanjang 15.456 m dan sistem drainase tersier sepanjang 7.789 m.[26]

Pemerintah kota saat menetapkan pengembangkan kawasan permukiman perkotaan ke arah ke selatan, timur dan barat kota (kecamatan Tampan, kecamatan Marpoyan Damai, kecamatan Bukit Raya, kecamatan Tenayan Raya, dan kecamatan Payung Sekaki). Sedangkan Kecamatan Senapelan, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Sail dan Kecamatan Limapuluh sebagai kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional dan internasional, perumahan perkotaan (town house dan apartemen), yang diintegasikan dengan sistem jaringan transportasi massal dan sistem jaringan transportasi regional melalui jalan tol, akses ke bandara dan pelabuhan di Sungai Siak.

Perhubungan

Berkas:Sultan Syarif Kasim II Airport New.jpg
Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Berkas:Trans Metro Pekanbaru.jpg
Bus Trans Metro Pekanbaru

Pekanbaru dihubungkan oleh jaringan jalan yang tersambung dari arah Padang di sebelah barat, Medan di sebelah utara, dan Jambi di sebelah selatan. Terminal Bandar Raya Payung Sekaki merupakan pusat pelayanan transportasi antar kota dan antar provinsi, yang telah direncanakan pemerintah setempat menjadi sarana orientasi dan perpindahan antar moda transportasi dengan akses ke sistem jaringan transportasi regional, bandara, dan pelabuhan.

Bandara Sultan Syarif Kasim II menjadi salah satu bandar udara tersibuk di Sumatera dan dicanangkan akan menjadi salah satu bandara internasional di pulau Sumatera.Berdasarkan data yang diperoleh dari situs Angkasa Pura II pada tahun 2008 penumpang yang melalui bandara ini mencapai angka 1,8 Juta penumpang per tahun, menempatkan bandara ini sebagai bandara tersibuk ketiga di regional Sumatera setelah Bandara Polonia, Medan dan Bandara Hang Nadim, Batam.

Pelabuhan Pekanbaru yang terletak di tepi Sungai Siak dan berjarak 96 mil ke muara sungai, menjadi sarana transportasi untuk komoditi ekspor seperti kelapa sawit. Selain itu, pelabuhan ini juga menghubungkan Pekanbaru dengan kawasan di Kepulauan Riau, seperti Tanjung Pinang dan Batam.

Selain itu, Transmetro Pekanbaru merupakan sarana transportasi massal jalur darat di Kota Pekanbaru, sekaligus sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi tingkat kemacetan di kota ini.

Pada masa pendudukan tentara Jepang, dilakukan pembangunan rel kereta api yang menghubungkan Pekanbaru menuju Padang melalui Sawahlunto. Proyek ini sebelumnya telah direncanakan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda dan diselesai pada 15 Agustus 1945,[27][28] walau sampai sekarang jalur ini tidak pernah diaktifkan lagi.

Pariwisata

Berkas:Petang megang Pekanbaru 2.jpg
Tradisi Petang Megang di tepian Sungai Siak
 
Perayaan Tabuik di Jalan Tuanku Tambusai

Kota Pekanbaru memiliki beberapa bangunan dengan ciri khas arsitektur Melayu diantaranya bangunan Balai Adat Melayu Riau yang terletak di jalan Diponegoro, Bangunan ini terdiri dari dua lantai, di lantai atasnya terpampang beberapa ungkapan adat dan pasal-pasal Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Di kiri dan kanan pintu masuk ruangan utama dapat dibaca pasal 1 - 4, sedangkan pasal 5 – 12 terdapat di bagian dinding sebelah dalam ruangan utama. Kemudian di jalan Sudirman terdapat Gedung Taman Budaya Riau, gedung ini berfungsi sebagai tempat untuk pagelaran berbagai kegiatan budaya dan seni Melayu Riau dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sementara bersebelahan dengan gedung ini terdapat museum yang bernama Museum Sang Nila Utama yang memiliki berbagai koleksi benda-benda seni, budaya dan bersejarah propinsi Riau.

Pada kawasan Senapelan terdapat Masjid Raya Pekanbaru yang sebelumnya dikenal dengan nama Masjid Alam,[29] dibangun sekitar abad ke-18 dengan gaya arsitektur tradisional dan merupakan masjid tertua di Kota Pekanbaru.[30] Sementara Tradisi Petang Megang disaat memasuki bulan Ramadhan telah dilakukan sejak masa Kesultanan Siak masih tetap diselenggarakan oleh masyarakat Kota Pekanbaru.


Olahraga

PSPS Pekanbaru merupakan klub utama sepak bola yang dimiliki oleh kota ini, dan bermarkas di Stadion Kaharudin Nasution Rumbai.

Sejak tahun 2009 kota ini mulai membenahi berbagai fasilitas olahraga setelah provinsi Riau terpilih sebagai tuan rumah penyelenggara PON XVIII tahun 2012, dan direncanakan kota ini akan memiliki sebuah stadion utama untuk acara tersebut dengan kapasitas 43.000 kursi.[31]

Sementara beberapa Lapangan Golf, tersebar di beberapa tempat pada kawasan kota ini, antara lain Pekanbaru Golf Course Country Club di Kubang Kulim, Simpang Tiga Golf Course di Kompleks AURI, Rumbai Golf Course di Kompleks IKSORA Rumbai, dan Lapangan Golf Labersa di Kompleks Labersa.

Pers dan Media

Di Kota Pekanbaru telah berdiri TVRI Riau sejak tahun 1997, sementara Pekanbaru TV merupakan stasiun televisi swasta pertama di kota ini, walau sempat mengudara pada tahun 2000, namun beberapa tahun kemudian ditutup karena masalah keuangan. Riau TV yang berada dalam konsorsium Group Jawa Post, mengudara sejak tahun 2001, beberapa tahun kemudian berafiliasi dengan RTM-1 milik Malaysia.

RRI Pekanbaru merupakan stasiun radio penyiaran milik pemerintah yang didirikan tahun 1959, dan memainkan peranan penting selepas berakhirnya PRRI. Sementara beberapa stasiun radio swasta juga terdapat di kota ini yang tergabung dalam PRSSNI Riau.

Media cetak jenis surat kabar yang cukup banyak dikenal masyarakat Kota Pekanbaru antara lain: Haluan Riau, Riau Pos, Tribun Pekanbaru, Pekanbaru Pos, Pekanbaru MX dan Koran Riau.

Galeri

Rujukan

  1. ^ www.citypopulation.de Cities & Municipalities (diakses pada 7 November 2010)
  2. ^ Profil daerah kabupaten dan kota. Penerbit Buku Kompas. 2001. ISBN 979-709-054-X. 
  3. ^ Darmawati, (2008), Determinasi Registrasi Penduduk di Kota Pekanbaru, Teroka Riau, Vol. VIII, No. 2, hlm. 61-71.
  4. ^ Sejarah Daerah Riau, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
  5. ^ Samin, S.M. (2006). Dari kebatinan senapelan ke Bandaraya Pekanbaru: menelisik jejak sejarah Kota Pekanbaru, 1784-2005. Pemerintah Kota Pekanbaru bekerjasama dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Riau dan Penerbit Alaf Riau. 
  6. ^ a b "Sejarah Pekanbaru". Pemda kota Pekanbaru. Diakses tanggal 1 October 2010. 
  7. ^ Diah, M. (1986). Dampak modernisasi terhadap hubungan kekerabatan daerah Riau. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. 
  8. ^ Syamsuddin, B. M. (1995). Cerita rakyat dari Bintan. Grasindo. ISBN 979-553-705-9. 
  9. ^ a b "Wilayah geografis". Pemda kota Pekanbaru. Diakses tanggal 1 October 2010. 
  10. ^ Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Ananta, Indonesia's Population: ethnicity and religion in a changing political landscape, Institute of Southeast Asian Studies, 2003
  11. ^ Parsudi Suparlan, Interaksi Antar Etnik di Beberapa Propinsi di Indonesia, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Indonesia, 1989
  12. ^ "Penduduk menurut Kabupaten/Kota 2006-2008" (PDF). BPS Riau. Diakses tanggal 1 October 2010. 
  13. ^ pekanbarukota.bps.go.id Penduduk Kota Pekanbaru
  14. ^ Muhammad, Fadel (2008). Reinventing local government: pengalaman dari daerah. Jakarta: Elex Media Komputindo. ISBN 979-27-3367-1. 
  15. ^ "Anggota DPRD Pekanbaru 2009-2014". www.pekanbaruriau.com. Diakses tanggal 1 October 2010. 
  16. ^ "Gubernur Riau Harapkan Anggota DPRD Bebas dari KKN". www.antaranews.com. Diakses tanggal 1 October 2010. 
  17. ^ a b "45 DPR Kota Pekanbaru 2009-2014 Resmi Dilantik". www.riauinfo.com. Diakses tanggal 1 October 2010. 
  18. ^ "Kajian Ekonomi Regional Provinsi Riau Triwulan I 2010" (PDF). Bank Indonesia Pekanbaru. Diakses tanggal 7 November 2010. 
  19. ^ Mal Ciputra Seraya
  20. ^ www.riauinfo.com Bangun Gedung Baru, Kapasitas Rawat Inap RSUD Arifin Achmad Bertambah (diakses pada 7 November 2010)
  21. ^ "Termegah di Indonesia, Perpustakan Soeaman HS resmi dibuka". Riauterkini.com. 2008-10-28. 
  22. ^ pekanbarukota.bps.go.id Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah Tahun 2004 - 2008
  23. ^ nisn.jardiknas.org Data Siswa
  24. ^ riau.dapodik.org Data Sekolah
  25. ^ "Harga Lahan PLTU Rp10.000 per Meter". Pemda Kota Pekanbaru. Diakses tanggal 2 October 2010. 
  26. ^ a b c "Kota Pekanbaru" (PDF). Diakses tanggal 7 November 2010. 
  27. ^ Dulm, J. van, et al. Geïllustreerde atlas van de Japanse kampen in Nederlands-Indië, 1942-1945 Purmerend: Asia Maior, 2000-2002, 2 vols.
  28. ^ Hovinga, Henk, Eindstation Pakan Baroe 1944-1945: dodenspoorweg door het oerwoud Amsterdam: Buijten & Schipperheijn, 1982.
  29. ^ Abdul Baqir Zein, (1999), Masjid-masjid bersejarah di Indonesia, Gema Insani, ISBN 979561567X.
  30. ^ Tri Maya Yulianingsih, Ratino, (2010), Jelajah wisata Nusantara: berbagai pilihan tujuan wisata di 33 provinsi, Niaga Swadaya, ISBN 9797881660.
  31. ^ www.ponxviii-riau.com Venues/Lokasi Acara PON XVIII Riau 2012 (diakses pada 7 November 2010)

Pranala luar

  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191  
Kota Pekanbaru
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.