Pembersihan Besar-Besaran
Pembersihan Besar-Besaran (bahasa Rusia: Большая чистка/Bolsjaja tsjistka) adalah perburuan dan penyingkiran lawan politik dalam skala besar di Uni Soviet. Pembunuhan Sergei Mironovich Kirov pada tahun 1934 menandai awal Pembersihan Besar-Besaran.
Korban-korban di masa Pembersihan Besar-Besaran termasuk bekas oposisi dalam partai politik, kepala negara, perdana menteri dan pimpinan partai republik otonom, cendekiawan, seniman, Trotskyis, dan puak sayap kanan beserta anggota keluarga dan sahabatnya. Rakyat jelata juga secara kejam menjadi korban 'pembersihan' Stalin. Banyak di antara mereka yang dijadikan pekerja paksa di Gulag, sementara lainnya dibunuh setelah pengadilan terbuka. Kelompok suku minoritas, yang disebutkan Stalin sebagai 'anti-Soviet', juga menjadi korban Pembersihan Besar-Besaran. Malahan sebagian atau seluruh kelompok etnis dideportasi ke daerah terpencil di Asia Tengah dan Siberia dan banyak di antara mereka yang terus bertahan hidup di sana. Setelah kematian Stalin, kelompok suku minoritas tersebut dapat kembali ke kampung halamannya.
Pembersihan itu memberikan efek radikal bagi Tentara Merah, karena banyak kehilangan perwira-perwiranya, termasuk 3 dari 5 marsekal. Tentara Merah didirikan oleh Leon Trotsky, musuh Stalin. Adolf Hitler membocorkan informasi palsu bahwa Mars. Mikhail Tukhachevsky berencana melancarkan pemberontakan atas Stalin. Karena itulah, ada perlawanan tak seimbang atas Nazi Jerman pada bulan Juni 1941 di Uni Soviet selama Operasi Barbarossa. Kedua marsekal yang tersisa harus bersedia dicopot jabatannya setelah pecahnya perang karena ketidakpuasan komandannya.