Bayang, Pesisir Selatan

kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat

Bayang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.

Bayang
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
KabupatenPesisir Selatan
Pemerintahan
 • CamatZulfian Apriyanto
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri13.01.06 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1302100 Edit nilai pada Wikidata
Luas- km²
Kepadatan- jiwa/km²
Nagari/kelurahan-
Peta
PetaKoordinat: 1°18′15.95498″S 100°30′38.93274″E / 1.3044319389°S 100.5108146500°E / -1.3044319389; 100.5108146500

Kecamatan ini terletak sekitar 75 km dari kota Padang arah ke selatan, yaitu sesudah kecamatan Koto XI Tarusan dari arah kota Padang menuju kota Painan.

Wilayah Administrasi

Utara Kecamatan Koto XI Tarusan
Selatan Kecamatan IV Jurai
Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Samudera Indonesia
Timur Kabupaten Solok Selatan

Asal Usul Penduduk

Nenek moyang Bayang berasal dari 3 nagari di Kubuang Tigo Baleh (Solok sekarang) yaitu : Kinari, Muaro Paneh dan Koto Anau.

Sejarah

Di era Hindia Belanda (hingga pertengahan abad 20), distri Bayang terdiri dari dua nagari saja yaitu Bayang Nan Tujuh dan Koto Nan Salapan. Koto Nan Salapan sekarang menjadi kecamatan sendiri yaitu kecamatan IV Nagari Bayang Utara. Sementara Bayang Nan Tujuh menjadi kecamatan Bayang, dimekarkan menjadi beberapa nagari.

Masyarakat Bayang pernah terlibat dalam perang melawan Pemerintah Hindia Belanda selama lebih kurang satu abad yaitu dimulai pada tahun 1663 sampai 1771.

Pada tahun 1915, pemuka adat nagari Bayang Nan Tujuh dan Koto Nan Salapan (sebelum menjadi kecamatan Bayang) mengadakan rapat di Koto Berapak dan Pulut-pulut merumuskan tambo (sejarah dan adat) Nagari Bayang yang menyatakan bahwa nenek moyang masyarakat Bayang dan cabang-cabangnya (Lumpo dan Salido) berasal dari tiga nagari di Kubuang Tigo Baleh (Solok sekarang) yaitu Muaro Paneh, Kinari dan Koto Anau. Mereka migrasi sesudah kedatangan nenek moyang masyarakat XI Koto Tarusan di sebelah utara, di balik bukit Bayang.

Nama nagari Bayang diilhami dari peristiwa migrasinya orang Muaro Paneh ke lembah Bayang. Ketika para leluhur tersebut melihat dari sebuah bukit yang dikenal dengan nama Bukit Karang Caliak ke lembah Bayang, maka tampaklah di kejauhan seperti padi yang sedang menguning yang ternyata itu yang dilihat adalah rumput ilalang yang sudah hangus oleh kemarau. Maka dari kata "tabayang" (terbayang) padi menguning itulah diambil nama Nagari Bayang.

Jadi kuat dugaan, bahwa migrasi besar-besaran itu terjadi pada musim kemarau panjang jauh sebelum abad 20 (tepatnya pada tahun 1915 ketika Tambo Adat Bayang Nan Tujuh dirumuskan dan dituliskan).

Tokoh

Dari kecamatan Bayang dikenal tokoh-tokoh antara lain Haji Ilyas Ya'kub (Pahlawan Nasional), Tuanku Bayang (Syeikh Buyung Muda) (seorang ulama, ahli ilmu bahasa dan Sintaksis, murid Syekh Abdurrauf Singkel), Syeikh Muhammad Dalil bin Muhammd Fatawi (1863-1928) (ayah dari Syeikh Buyung Muda, tokoh pejuang kelahiran Pancuang Taba, Bayang dan dimakamkan di Padang, di Mihrab Masjid Ganting).

Ekonomi dan Budaya

Sebagian besar masyarakat memiliki sumber mata pencaharian dari bertani, berladang dan sebagai nelayan. Budaya masyarakat pada kecamatan ini tidak jauh berbeda dengan budaya masyarakat di wilayah Minang lainnya.

Pendidikan

Di Bayang terdapat sebuah Institut Agama Islam swasta yang juga sekaligus Madrasah Arabiyah yang dikenal dengan nama Sekolah Tinggi Agama Islam Madrasah Arabiah Bayang.

Tempat Wisata

Daerah ini memiliki potensi wisata bahari, dengan pantai yang indah. Selain itu tempat wisata yang paling terkenal lainnya adalah air terjun (sarasah) Bayang Sani yang dulu dikenal dengan nama 'walakum', konon kabarnya nama walakum itu dari bahasa inggris welcome (selamat datang) yang dibuat Belanda di pintu masuk Bayang Sani tersebut, namun kata welcome oleh penduduk setempat di-eja-nya dengan kata walakum, mungkin ejaan seperti itu biar mudah di ucapkan saja, belakangan ini nama walakum sudah hilang.

Kemudian Jembatan Akar. Jembatan akar ini berada di Pulut-Pulut, jembatan yang terbuat dari akar pohon beringin yang melintasi Sungai Batang Bayang yang lebarnya sekitar +- 10 M, di perkirakan jembatan ini di buat pada tahun 1897. Sayang kondisi akar itu sekarang sudah mulai melapuk dimakan usia, juga sedikit kurang perawatan dari Pemda setempat.

Isu Pembangunan

Yang menjasi isu pembangunan di Kecamatan Bayang sampai saat ini adalah pembangunan jalan tembus Bayang (Pasar Baru) - Alahan Panjang (Solok/Solok Selatan) yang terkendala oleh keberadaan hutan lindung Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Jalan tembus ini sudah lama dinantikan masyarakat kedua kabupaten demi kemajuan ekonomi mereka.

Pranala Luar