Ecthesis

Revisi sejak 22 Desember 2011 13.06 oleh ZéroBot (bicara | kontrib) (r2.7.1) (bot Menambah: pt:Ecthesis)

Ecthesis berasal dari bahasa Yunani, yang berarti pernyataan iman. [1] Rumusan ini melarang penyebutan atau ajaran tentang adanya satu atau dua kuasa dalam diri Yesus serta adanya dua tabiat yang bersatu dalam satu kehendak dalam pribadi Yesus. [1] [2] Istilah ini dikeluarkan oleh Hiraclius pada tahun 638. [2] [1] Istilah ecthesis disahkan dalam Konsili Konstatinopel pada tahun 638 dan 639. [1] Echtesis sebenarnya sudah dirumuskan jauh sebelum konsili, yaitu sewaktu Sergius menjadi Patriakh Konstatinopel dan telah memperoleh persetujuan Paus Honorius di Roma, namun ditolak oleh Paus Severus (638-640) dan Paus Yohanes IV (640-642) karena mereka mengutuk keras monotelitisme [1]. Rumusan ini dengan kuat menegaskan bahwa hanya ada "satu-satunya kehendak dari Tuhan kita Yesus Kristus", dan mengemukakan bahwa Nestorius pun tidak akan berani untuk mengatakan bahwa Yesus mempunyai dua kehendak. [3]. Namun, pandangan ini ditentang oleh Marxinus Sang Syahid sampai akhirnya, Paus Agatho berhasil memanggil konsili lagi di Konstatinopel. Konsili oikumenis ke-6 inilah yang mengakhiri perdebatan mengenai monofisitisme. [3]

Sophronius dari Yerusalem berperan penting dalam upaya pertama menjungkirbalikkan Patriarkh Sergius dalam memecahkan pertanyaan monofisit.

Referensi

  1. ^ a b c d e F. D. Wellem.1994, Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 87.
  2. ^ a b Cyril Hovorun.2008, Will, Action, and Freedom. Leiden: Koninklijke Brill NV. Hlm. 73.
  3. ^ a b Tony Lane.2009, Runtut Pijar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 61-62.