Mumtaz Mahal
Mumtaz Mahal (bahasa Persia dan Urdu: ممتاز محل; dilafalkan [mumtɑːz mɛhɛl]; Agra, April 1593 - Burhanpur, 17 Juni 1631) adalah nama julukan bagi Arjumand Banu Begum, seorang permaisuri Syah Jehan yang dibangunkan untuknya Taj Mahal.
Arjumand Banu adalah anak dari Abdul Hasan Asaf Khan dan ketika menikah dengan Pangeran Khuram dalam usia 14 tahun, kota Agra bersuka cita atas kisah tentang kecantikannya. Ia sendiri adalah isteri ke-3 dari Pangeran Khuram, yang kemudian menjadi Syah Jehan, dan merupakan isteri terkasih. Arjumand Banu diberi nama Mumtaz Mahal pada tahun 1612 setelah pernikahannya dan sampai kematiannya tak terpisah dari suaminya. Sebagai lambang kepercayaan dan cinta, Mumtaz Mahal melahirkan 14 anak dan meninggal ketika melahirkan anak terakhir. Untuk cinta-kasih yang dipersembahkannya bagi suaminya, Mumtaz Mahal menerima penghormatan tertinggi tanah itu - lambang kerajaan - Mehr Uzaz dari Syah Jehan. Menurut legenda, cerita kebajikannya tersebar ke seantero Kesultanan Mughal.
Sultan dan permaisurinya yang sedang mengandung bergerak ke Dataran Tinggi Dekkan pada tahun 1630 untuk menindas Kekaisaran Lodi yang sedang mendapat kekuatan di masa itu. Inilah perjalanan terakhir Mumtaz Mahal. Ia menghembuskan napas terakhir setelah melahirkan puteri bungsu mereka. Konon, saat menjelang ajalnya Mumtaz Mahal meminta suaminya dari atas tempat tidur untuk tidak menikah lagi dan mendirikan bangunan sebagai simbol cinta mereka dan bangunan ini harus luar biasa megah sehingga dikenal diseluruh dunia untuk mengenang cinta mereka dan suaminya yang setia segera menyetujuinya.
Pembangunan lambang itu memakan waktu 22 tahun dan sebagian besar perbendaharaan negara disumbangkan untuk membangun monumen untuk mengenang isteri tercinta. Di Taj Mahal itulah Mumtaz Mahal dimakamkan.