Dalem Bekung

Revisi sejak 29 Desember 2011 07.53 oleh Fabi Fuu 76 (bicara | kontrib) (WP:M2011)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Dalem Bekung, juga dikenal sebagai Pamayun, adalah seorang raja Bali yang tradisional tanggal pada paruh kedua abad ke-16. Ia milik sebuah dinasti raja-raja yang turun dari Majapahit di Jawa, dan memerintah dari istana mereka (puri) di Gelgel.

Intrik dan pemberontakan

Sumber utama untuk pemerintahannya adalah Babad Dalem, sebuah kronik dari abad ke-18 [1]. Ia adalah putra dari raja Dalem sukses Baturenggong, dan datang ke tahta saat masih kecil. Pamannya Dewa Anggungan ingin merebut kerajaan, dan didukung oleh bangsawan Batan Jeruk. Yang terakhir mengambil Dalem Bekung dan saudaranya Seganing dalam tahanan, namun segera ditentang oleh mayoritas grandees kerajaan. Kedua pangeran bayi berhasil diselamatkan, dan Batan Jeruk melarikan diri, akhirnya dibunuh oleh tentara loyalis. Sanak saudaranya kemudian mendirikan kerajaan Karangasem di Bali Timur. Dewa Anggungan terhindar tetapi kehilangan status sebagai kasta Ksatria. Para Batan Jeruk pemberontakan adalah tanggal pada tahun 1556 atau 1558 dalam teks-teks Bali. Ketika sudah cukup untuk memerintah atas namanya sendiri, Dalem Bekung terbukti menjadi penguasa aktif dan pengecut, yang menyebabkan hilangnya prestise kerajaan dan disiplin antara grandees. Dia meninggalkan urusan negara untuk Nginte menteri utamanya. Dalam periode ini Brahmana yang terkenal bijak Nirartha, yang telah menghibur dampak yang mendalam pada budaya elit agama di Bali, meninggal. Sebuah konflik antara bangsawan Kiyayi Pande dan Gusti Talabah meningkat menjadi pemberontakan skala penuh di mana Kiyayi Pande mount serangan putus asa terhadap pasukan raja. Pada akhirnya ia dikalahkan dan dibunuh dengan upaya maksimal, sebuah acara tanggal pada tahun 1578 oleh berbagai teks. Setelah acara ini Dalem Bekung harus meninggalkan istana Gelgel. Versi akhir dari Babad Dalem menegaskan bahwa saudaranya Dalem Seganing mengambil alih sebagai raja menggantikan dia pada saat ini. [2]