Gala

surat kabar harian Indonesia

Harian Gala adalah surat kabar yang terbit di Bandung dan beredar di Jawa Barat. Koran diterbit PT Galamedia pertama kali pada 1966 setebal delapan halaman.

Pada masa itu Gala dikelola Pemimpin Umum Sjamsuyar Adnan, Redaksi Pelaksana Azhary Sulaiman, dan Redaktur Khusus H. Mahbub Djunaidi (bukan Mahbub Djunaidi pemimpin Duta Masyarakat). Mereka punya dua kantor, siang di Jalan Asia-Afrika Nomor 84 dan malam di Jalan Sumatera Nomor 10, Bandung.

Koran ini terbit dengan dua izin: Surat Ijin Terbit No. 01428/Per-1/Sk Dirjen PG/SIT/73 tanggal 26 Agustus 1975 dan izin Panglima Komando Daerah Militer VI, Siliwangi, HR Darsono, bernomor Np/05-6/Kamda/B/Laksus Pangkomtatib Jawa Barat tertanggal 20 Januari 1974.

Tarif iklan harian ini sebagai berikut. Buat iklan umum/display harganya Rp 300 per milimeter. Iklan satu kolom Rp 150 per milimeter. Iklan mini Rp 200 per baris. Adapun iklan dukacita Rp 150 per milimeter.

Pada era 1975-an, ketika bioskop menjadi satu-satunya tempat hiburan umum, banyak bioskop di Bandung yang pasang iklan di Gala, seperti Nusantara, Elita Teathre, danPanti Budaya Aneka Teathre. Pemilik bioskop-bioskop itu pelanggan sekaligus pengiklan dominan di Gala.

Berapa rupiah yang berhasil dikail Gala dari para pemasang iklan itu? Pada edisi Kamis, 29 April 1976, bioskop Nusantara, misalnya, pernah memasang iklan display sebesar 4 kolom dengan panjang 184 milimetr untuk promosi film The French Conection yang dibintangi Gene Hackman. Jadi harian itu memperoleh pendapatan sebesar Rp 220.800. Adapun Elita Theatre memasang iklan sebesar 5 kolom x 184 mm yang seharga Rp 276.000 dan Aneka Theatre menambah 3 kolom x 277 mm seharga Rp 249.300.

Surya Paloh melalui PT Surya Persindo memberi asupan saham kepada Gala pada 1989. Akibatnya oplah koran ini naik menjadi 40.000 eksemplar. Tapi, tepat pada 4 Oktober 1999, Pikiran Rakyat membeli Gala dan mengganti namanya menjadi Galamedia. Perubahan ini disusul perubahan perusahaan dari PT Galamedia menjadi Galamedia Perkasa. Namun, para pendiri Gala, seperti Sjamsuyar Adnan, tetap memegang kemudi redaksi Galamedia.

Referensi

  • "Gala: Jitu Mengail Pengiklan", Jurnal Nasional, 22 Agustus 2007

Gala merupakan koran kedua setelah Pikiran Rakyat yang sudah lebih 35 tahun tetap berkibar dan setia melayani pembacanya. Redaksi koran ini pernah ngantor di Gedung Miramar Jln. Asia Afrika, kemudian pindah ke Jln. Rajawali dan kemudian memiliki kantor sendiri di Jln. Soekarno-Hatta, kurang lebih 1 km dari kantor redaksi HU. Pikiran Rakyat sekarang. Saat dibeli Surya Paloh, kantor HU. Gala menempati gedung mentereng di Jln. Braga (Braga Plaza) tepat diseberang Hotel Braga/Sarinah. Sekarang kantor tersebut digunakan oleh Radio PR FM. Saat itu, Redaktur Exekutifnya Panda Nababan dan Derek Manangka, kemudian diteruskan antara lain oleh Tjetje Padmadinata, Achmad Fadillah dan Don Bosco Selamun. Setelah kerjasama dengan PT. Surya Persindo Group (Perusahaannya Pak Surya Paloh) berakhir, beberapa orang redaksi Gala dulu ada yang berpindah ke Lampung kemudian mendirikan Lampung Post sepert Syamsul Bahri (Lian Nasution) dan Sobur Wadio. Selain itu, yang lainnya ada yang mengikuti ke induk perusahaan PT. Surya Persindo Group, seperti Edi Hidayat, Mathias Brahmana dll, termasuk mantan Redaktur Exekutif Don Bosco Selamun. Saat itu wartawannya antara lain Yustnianus Ibik, Ging Ginanjar, Lea Pamungkas, Sony Farid Maulana, Idon Haryana (fotografer) dll. Beberapa mantan wartawan Gala saat ngantor di Jalan Braga ada juga yang pindah ke media luar negeri Ging Ginanjar.

Aep S. Abdullah