Seruni and The Black Butterfly
Seruni and The Black Butterfly adalah sebuah film Indonesia terbaik sepanjang masa karya sutradara Tommy Nugraha yang diluncurkan pada 10 Agustus 2012 dan dibintangi Nicholas Saputra,Dude Harlino dan aktris pendatang baru Yiss Aurora.
Film yang diproduksi Mahaka Pictures ini diangkat dari novel laris dengan judul yang sama yaitu Seruni and The Blackbutterfly karya Yissa Auroraa terbitan Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Bergenre horor psikologis dan romansa satire, film yang turut dibintangi aktris peraih enam kali piala citra Christine Hakim ini bercerita tengang cinta, wanita, masa lalu, dan keberanian, yang membawa pesan moral tentang bahaya sekaligus manfaat jejaring sosial Facebook serta mengajarkan keberanian dalam diri wanita.
Sinopsis
Seruni (Yissa Aurora) seorang wanita muda berusia 26 tahun yang hidup dengan trauma masa lalu. Ia menyimpan dendam kesumat kepada Ray Adiyaksa (Dude Harlino), pria penderita alzheimer yang tiga belas tahun silam memperkosanya di kebun kupu-kupu. Namun ketika Tuhan mempertemukan mereka kembali, dendam kesumat di dalam diri Seruni berubah seratus delapan puluh derajat menjadi cinta yang tak biasa. Meutya (Christine Hakim), ibunda Ray Adiyaksa memberitahu Seruni kalau selama tiga belas tahun Ray hidup dalam penyesalan di penjara karena telah memperkosanya saat usianya masih sangat belia.
Saat menikmati hubungan cinta yang tak biasa dan tak diresuti ibunya, Elena (Meriam Bellina), petaka kembali kembali mendatangi Seruni untuk kedua kalinya. Akila (Shalom Guritno, anak aktris Wulan Guritno) yang masih berusia 12 tahun, anak kandung Seruni hasil pemerkosaan yang dilakukan Ray Adiyaksa tiga belas tahun silam, diculik oleh seorang yang dicurigai polisi sebagai Monster Kupu Kupu Hitam, sebutan untuk monster pedofilia dan pembunuh berantai yang menjadi buronan polisi Mahaka karena sudah sepuluh kali menculik, memperkosa, dan membunuh gadus-gadis di bawah umur di Mahaka. Setiap korban yang ditemukan tewas terbungkus kantong plastik bersama beberapa ekor kupu-kupu hitam. Perkenalan Akila dengan penculiknya berawal dari Facebook. Meski kepolisian sudah mengerahkan detektif dan oknum polisi untuk mencari siapa dan dimana keberadaan Monster Kupu Kupu Hitam, Seruni tak mau berdiam diri dan mencari anak kandungnya sendirian karena di saat yang bersamaan penyakit alzheimer yang diderita Ray semakin parah. Berbekal facebook yang dimliki Akila, Seruni berhasil membuka pintu terang investigasi cerdasnya melalui analisis psikologis tentang sosok Monster Kupu Kupu Hitam. Ia dibantu seorang preman bernama Bramantyo (Baim Wong) yang menguasai tempat prostitusi anak di bawah umur yang terselubung di tengah kota. Petunjuk demi petunjuk diperoleh Seruni mulai dari tato kupu-kupu hitam (simbol untuk pedofilia), penelusuran facebook dan situs terlarang khusus pedofilia, tempat-tempat yang sangat mengerikan, buku harian Ray Adiyaksa, Hingga akhirnya kesimpulan bahwa Monster Kupu Kupu Hitam memiliki hubungan kisah masa lalu dengan mereka pada masa lalu. Sosok itu mengarah ke satu nama, sahabat masa lalu Ray yang bernama Albert Mangungsong (Nicholas Saputra), pria 36 tahun yang hidup menyendiri, dan memiliki klub renang anak-anak dan toko baju khusus anak perempuan di Selatan Mahaka. Cinta segitiga yang rumit, serta kisah masa lalu mereka yang pelan-pelan diungkap akhirnya menjawab tentang misteri Albert dan kupu-kupu hitam.
Karakter
Peran | Diperankan oleh | Karakter |
---|---|---|
Seruni | Yissa Aurora | Wanita muda berusia 26 tahun, cantik, cerdas menganalisis, penakut sekaligus pemberani, dan hidup dalam trauma gelap masa lalu. |
Ray Adiyaksa | Dude Harlino | Seorang koboy pendiam yang memiliki peternakan kuda, menderita alzheimer, hidup dalam penyesalan. |
Albert | Nicholas Saputra | Pria pemalum pendiam, dan penyendiri yang berpenampilan rapi seperti anak militer. Memiliki karakter psikopat pasif yang sangat mengerikan, sekaligus memiliki penyimpang biseksual (mencintai pria dewasa juga anak-anak perempuan di bawah umur). |
Meutya | Christine Hakim | Wanita bangsawan yang dingin, dengan karakter kuat. |
Elena | Meriam Bellina | Seorang ibu yang protektif karena selalu dirundung kekhawatiran dan ketakutan. |
Akila | Shaloom Guritno | Gadis cilik berusia 12 tahun yang lugu, ceria, dan kecanduan facebook. |
Bramantyo | Baim Wong | Special Apperance : Preman sekaligus sahabat masa lalu Seruni, yang memandu Seruni di sebuah lokasi prostitusi mengerikan saat investigasi. |
Lokasi Shooting
Film ini mengambil lokasi shooting di beberapa tempat dataran tinggi dan perkebunan yang sangat eksotis di Indonesia. Menggunakan kota fiksi bernama Mahaka, yaitu sebuah kota perkebunan yang dingin dan dikelilingi perbukitan hijau juga pegunungan, dan memiliki danau serta peternakan kuda, produksi film ini harus berpindah-pindah lokasi untuk mendapat gambaran lokasi seperti itu. Dimulai dari Dataran Tinggi Batur dan Bedugul di Bali, Dataran Tinggi Lembang Jawa Barat, Danau Toba dan Pulau Samosir di Sumatera Utara, Savana Olalosa di Dataran Tinggi Rinjani Nusa Tenggara, hingga kota Tomohon di Sulawesi Utara.
Produksi
Untuk pertama kalinya Raja Sinetron kejar tayang Dude Harlino dipertemukan dan beradu akting dengan aktor yang menjadi ikon perfilman nasional saat ini Nicholas Saputra. Meski harus menjadi tokoh antagonis yang sakit jiwa (psikopat) dan menderita penyimpangan seksual yang sangat mengerikan, aktor Nicholas Saputra sangat senang memerankan karakter Albert dalam film ini karena menurutnya sangat menantang. Setali tiga uang, aktor Dude Harlino juga bagaikan mendapatkan tantangan baru karena berkesempatakan memerankan karakter Ray Adiyaksa, pria berusia tiga puluh tahunan yang pendiam, dingin, koboy yang sangat macho, dan menderita alhzeimer sekaligus menyimpan penyesalan yang sangat kuat dan tergambar di wajahnya yang kaku. Film Seruni and The Black Butterfly ini juga turut memasang wajah baru seperti model alumni sebuah universitas seni di Paris Perancis Yissa Aurora yang total memerankan tokoh utama Seruni, gadis yang mengalami perang batin dan psikis dalam dirinya, dan anak sulung aktris Wulan Guritno yang masih berusia belia, Shaloom Guritno yang memerankan tokoh Akila. Selain diramaikan dua aktris senior peraih piala Citra seperti Christine Hakim dan Meriam Bellina, aktor tampan yang Baim Wong juga muncul dalam karakter unik dan beda dengan karakter Baim sebelumnya sebagai penampilan spesial di tengah cerita.
Di lingkup produksi, putra konglomerat Yohanes Wirtanto, Reza Alender Wirtanto bertanggung jawab memproduksi film berbiaya fantastis yaitu 6 milyar ini. Meski baru menapaki dunia produksi film, Reza Prawiro mendapat dukungan dari banyak pihak yang bernaung di perusahaan Mahaka Picture, perusahaan film yang aktif memproduksi film-film nasional berkualitas dua tahun terakhir. Kedekatannya dengan penulis muda berbakat Yissa Luthana, mengantarkan dua pasangan muda ini pada pintu produksi film Seruni and The Black Butterfly di akhir tahun 2011. Menurut Reza Prawiro sang produser, tidak ada yang lebih tepat menyutradarai film perdananya yang menelan biaya fantastis itu selain yang menulis ceritanya, yang tak lain dan tak bukan adalah Yissa Luthana sendiri.
- Produser : Reza Wirtanto
- Sutradara : Tommy Nugraha
- Cerita dan Skenario : Yissa Aurora
- Penata Musik : Erwin Gutawa
- Sinematografi : Yudi Datau
- Editor : Ipung Armanto
- Penata Artistik : Frans XR Paat & Iri Supit
- Koreografi Laga : Deddy Wigraha
- Penata Kostum : Ivan Gunawan (Azzura Nadya Pongai), Iri Supit (Pemeran Lainnya)
PEMAIN
- memperkenalkan YISSA AURORA sebagai Seruni (Dewasa)
- memperkenalkan OXCELLIA sebagai Seruni (13 tahun)
- DUDE HARLINO sebagai Ray
- NICHOLAS SAPUTRA sebagai Albert (Dewasa)
- memperkenalkan RAYMOND ALEXANDER sebagai Albert (13 Tahun)
- CHRISTINE HAKIM sebagai Meutya (Ibu Ray)
- MERIAM BELLINA sebagai Elena (Ibu Seruni)
- memperkenalkan SHALOOM GURITNO sebagai Akila
- BAIM WONG sebagai Bramantyo (Penampilan Tamu)
- YAMA CARLOS sebagai Inspektur Bhaskara
- EDRIC TJANDRA sebagai Alex (Penampilan Tamu)
- ERSAMAYORI sebagai KASSANDRA (Penampilan Tamu)