Mgr Gabriel Wilhemus Manek (18 Agustus 1913 – 30 November 1989) adalah seorang Uskup agung Ende

Biografi

Gabriel Manek lahir pada tanggal 18 Agustus 1913 di Ailomea – Lahurus – Belu - Timor. Ia anak laki-laki bungsu dari pasangan Yohanes Leki dan Sioe Keo Moy. Dipermandikan satu hari setelah kelahirannya yaitu pada tanggal 19 Agustus 1913 dengan nama : Gabriel Yohanes Wilhelmus Manek. oleh Pastur Arnoldus Verstraelen. SVD.

Ketika itu ayahnya berada di Tiongkok, dan tidak lama kemudian ibunya yang berdarah campuran Tionghoa itu meninggal dunia.

Ia Kemudian diadopsi sebagai anak angkat oleh Maria Belak, Isteri raja Don Kaitanus da costa, Raja kerajaan Tasifero,Belu Utara. pada tahun 1920, Ia masuk SD di Halilulik standard school di Ndona, Kemudian masuk Seminari di sikka pada 1927. Pada 16 oktober 1932 ia masuk Novisiat SVD dan sejak 17 januari 1937 kuliah di seminari tinggi Ledalero ,dan lulus angkatan pertama.kemudian,dia ditahbiskan sebagai Imam oleh Mgr. Hendrikus Leven. pada Maret tepatnya pada saat dia berumur 38 tahun, Paus Pius XII mengangkatnya menjadi Uskup pada 25 April 1951.

Almarhum Mgr Gabriel Manek, SVD merupakan pastor pribumi pertama di NTT bersama (Alm) P Karolus Kale Bale, SVD, pernah menjadi anggota parlemen Negara Indonesia Timur, pernah memangku jabatan uskup pertama di Larantuka, Flores Timur dan Uskup Agung Ende, meninggal dunia tanggal 30 November 1989 dan dimakamkan di Lakewood-Colorado, USA.

Beliau adalah Pendiri Tarekat Suster-suster PRR yang kini biara pusatnya di Lebao-Larantuka itu, meninggalkan Ende, Flores pada tahun 1968 ke Amerika Serikat dan langsung ke San Fransisko untuk menjalani perawatan.

Setelah kesehatannya mulai membaik, almarhum melayani "Saint Francis Xavier Catholic Japanese Mission" dan juga komunitas kaum Negro di Gereja St. Patrick, Ouckland.

Pada bulan April 2007, jenazah beliau digali kembali dan dipulangkan ke Indonesia, dan hingga kini disemayamkan dalam Kapela Induk di Biara Pusat tarekat PRR di Larantuka. Yang mencengankan adalah, ketika digali kembali, jenazah beliau dalam keadaan utuh, sama seperti ketika dimakamkan.

Pranala luar