Debat parlementer di Indonesia

Di Indonesia, debat kompetitif dalam sistem debat parlementer sudah mulai berkembang, walaupun masih didominasi oleh kompetisi debat berbahasa Inggris. Kejuaraan debat parlementar pertama di tingkat universitas adalah Java Overland Varsities English Debate (JOVED) yang diselenggarakan tahun 1997 di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, dan diikuti oleh tim-tim dari berbagai wilayah di Pulau Jawa. Kejuaraan debat se-Indonesia yang pertama adalah Indonesian Varsity English Debate (IVED) 1998 di Universitas Indonesia. Hingga kini, kedua kompetisi tersebut diselenggarakan setiap tahun secara bergilir di universitas yang berbeda.

Sistem debat yang umum digunakan di kejuaraan-kejuaraan di Indonesia adalah Asian Parliamentary, Australasian Parliamentary dan British Parliamentary.

Seiring dengan waktu, kompetisi debat parlementer makin banyak dengan sistem, tema dan tingkat yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya adalah ASEAN Law Students Association (ALSA) Universitas Indonesia English Competition, ALSA Universitas Padjadjaran English Challenge, National Environmental Debate (NED), Festival Ekonomi Syariah (FES) Debate Competition, National Universities English Debating Championship (NUEDC), Founders' Trophy, Capital Market Debating Competition (CMDC), UNPAD Economics National Debate Competition (NDC), Binus International National Debate (BIND), National English Olympics (NEO) dan The Habibie Center Public Intervarsity English Debate. Indonesia juga pernah memiliki kompetisi debat dalam bentuk acara televisi yang disiarkan oleh Televisi Republik Indonesia dengan judul Battle of Wits. Acara tersebut sudah tidak ditayangkan lagi.


Beberapa komunitas debat tingkat universitas yang aktif di Indonesia antara lain:

Di tingkat SMA pun debat parlementer semakin populer. Seperti tingkat universitas, berbagai lomba debat tingkat SMA juga sering diadakan setiap tahunnya, dimana komunitas debat berbagai SMA yang berbeda bertanding. Beberapa kejuaraan tingkat SMA yang cukup prestigius antara lain ASEAN Law Students Association (ALSA) Universitas Indonesia English Competition (kejuaraan tersebut diadakan untuk dua kategori debat; universitas dan SMA), Phyxius English Debating Competition (PEDC) di SMAK 1 BPK Penabur Bandung, Canisius English Competition (CEC) di SMA Kolese Kanisius Jakarta, Bina Nusantara English Competition (BiNus E-Comp) di Binus International Jakarta, dan Nationwide English Olympics (NEO) yang diselenggarakan oleh bina Nusantara English Club (BNEC) untuk tingkat SMA dan Universitas.

Keikutsertaan dalam World Schools Debating Championship (WSDC)

Indonesia mengirimkan delegasi pertamanya ke WSDC 2001 yang diadakan di Johannesburg, Afrika Selatan. Sebagai tim baru, tim Indonesia berhasil meraih gelar "Best New Team". Pada keikutsertaan Indonesia yang ketiga kalinya di WSDC 2003, Indonesia berhasil masuk 16 besar (peringkat 11) sehingga lolos ke babak eliminasi perdelapan final. Tahun berikutnya, Indonesia juga mendapatkan tempat di perdelapan final dengan menduduki peringkat 13. (Sumber: The 2005 ISDC Program Book)

Keikutsertaan dalam Asian Universities Debating Championship (AUDC)

Indonesia telah aktif berpartisipasi sejak AUDC pertama pada tahun 2005. Dalam hal prestasi debat, prestasi terbaik Indonesia adalah saat tim dari Universitas Indonesia masuk ke babak 16 besar sebagai peringkat ke-16 pada tahun 2007, dengan anggota Siti Astrid Kusumawardhani, Astari Damia, Ahmad Hilmy.

Secara konsisten, Indonesia juga menunjukkan prestasi yang luar biasa pada kategori English-as-Foreign-Language sejak AUDC pertama di tahun 2005 dimana Bina Nusantara English Club (BNEC), diwakili oleh Siti Nur Aulyana, Ranthy Tobing, Andreas Fender meraih Juara 2. Pada tahun-tehun berikutnya, Indonesia meraih prestasi yang semakin tinggi dalam kategori EFL ketika pada tahun 2006, Binus (Siti Nur Auliana, Ranthy Tobing, Sarel Dika) dan tahun 2007, UGM (Bernando Tampubolon, Engelbertus Panggalo, Novelisa Wirid) menjuarai kategori tersebut. Pada tahun 2007, semi final kategori EFL dipenuhi tim-tim Indonesia, yakni Atma Jaya Jakarta (Anthony Saputra, Paula Lucia, Nita Chrysanti), ITB (Masyhur Azis Hilmy, Aino Nindya Auerkari, Luthfi Abdurrahman) dan UNY. Pada tahun 2008, Juara 1 kembali dimenangkan oleh Binus (Bryan Gunawan, Ranthy Tobing, Christina) dan Juara 2 dimenangkan oleh UMY.

Dalam bidang penyelenggaraan, Indonesia untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah turnamen debat berskala regional pada tahun 2007 ketika Institut Teknologi Bandung berhasil memenangkan bidding untuk AUDC 2007. Dua orang Indonesia pernah menjadi anggota inti dalam dewan AUDC, yaitu Norman Febrian (ITB) dan Bryan Gunawan (BiNus)

Keikutsertaan dalam All-Asian Intervarsity Debating Championship

Prestasi terbaik Indonesia dalam All-Asian Intervarity Debating Championship saat tim dari Universitas Indonesia yang beranggotakan Adisti Ikayanti, M. Donny Eryastha, dan Siti Astrid Kusumawardhani mencapai babak perempat final dalam kompetisi di Langkawi, Malaysia, tahun 2006.

Keikutsertaan dalam United Asian Debating Championship (UADC)

Sejak tahun 2010, All-Asian Intervarsity Debating Championship digabung dengan Asian Universities Debating Championship menjadi United Asian Debating Championship (UADC). UADC pertama diadakan di Assumption University, Thailand. Tim Indonesia yang berpartisipasi dalam UADC pertama adalah Bina Nusantara, Binus Internasional, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Katolik Parahyangan. Di antara tim-tim tersebut, prestasi tertinggi diraih oleh ITB (Luthfi Abdurrahman, Elfa Nugraha, Karina Patria Soedjatmiko) yang mengalahkan UGM (Urfi Syifa Urohmah, Rizky Wirastomo, Yunizar Adiputera) di babak final kategori English-as-Foreign-Language. Kategori tersebut diperuntukkan bagi tim-tim yang tidak lolos ke 16 besar tetapi berasal dari lingkungan yang tidak berbahasa Inggris. Pada kategori tersebut, Binus Internasional (Ravina, Astrio Feligent, Steven) meraih peringkat semi finalist.

Keikutsertaan dalam World Universities Debating Championship (WUDC)

Keikutsertaan dalam WUDC tidak mewakili negara tetapi mewakili universitas. Pada WUDC 2006 di Dublin, Irlandia, satu tim dari Universitas Indonesia yang beranggotakan Santi Nuri Dharmawan dan Mahardhika Sadjad lolos ke babak eliminasi ESL (English as Second Language).

Pada WUDC 2008 di Assumption University, Thailand, tiga tim dari Universitas Indonesia dan satu tim Institut Teknologi Bandung berhasil lolos ke babak eliminasi ESL. Tim pertama UI beranggotakan Miranda Anwar dan Siti Astrid Kusumawardhani, tim keduanya Kartika Anindya dan Mahardhika S. Sadjad, dan tim ketiganya Dewi Wijayanti dan Tirza Reinata, sedangkan tim ITB diwakili oleh Luthfi Abdurrahman dan Masyhur Aziz Hilmy. Namun, perlu diketahui bahwa pada WUDC ini jumlah tim ESL yang lolos adalah sebanyak 32 tim, dua kali lipat jumlah biasanya, karena terjadi kesalahan pengumuman kelolosan tim-tim ESL yang memaksa panitia untuk meloloskan lebih banyak tim sebagai bentuk kompensasi atas kekecewaan tim-tim yang diumumkan lolos dan ternyata tidak lolos. Meskipun pada tahun ini banyak tim Indonesia yang lolos, termasuk tim pertama UI yang lolos di peringkat teratas, seluruh tim tersebut gugur di babak perdelapan final.

Pada WUDC 2009 di University College Cork, Irlandia, hanya satu tim Indonesia yang berpartisipasi yaitu dari Universitas Indonesia (Tirza Reinata, Dewi Wijayanti). Kebalikan dari WUDC 2008, pada WUDC 2009 jumlah tim ESL yang lolos ke babak berikutnya hanya 8 karena jumlah tim ESL keseluruhan juga sangat sedikit. Hal ini berdampak pada tim UI tidak lolos ke babak eliminasi ESL meskipun performanya di babak penyisihan yang cukup baik.

Mulai tahun 2009, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Indonesia mengadakan lomba debat tingkat nasional dimana para finalis akan disponsori penuh ke WUDC. Lomba debat tersebut dinamakan National Universities English Debate Championship (NUEDC). NUEDC pertama diadakan di STESIA Surabaya. Pada kompetisi tersebut, Institut Teknologi Bandung (Muhammad Pandu, Luthfi Abdurrahman) meraih gelar juara mengalahkan Universitas Indonesia (Freida Siregar, Astari Damia), Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta (Denny Firmanto Halim, Joan Wicitra) dan Universitas Negeri Malang di final. Keempat tim tersebut disponsori penuh oleh DIKTI untuk berpartisipasi dalam WUDC 2010 di Koc University, Turki. Tahun ini, tidak satupun tim Indonesia lolos ke babak eliminasi utama maupun ESL; meskipun tim ITB mendapatkan peringkat 17 ESL, terpaut satu posisi dari peringkat yang dibutuhkan untuk lolos. Dalam kompetisi ini Bryan Gunawan (BiNus) berhasil memperoleh 6th Best Speaker EFL.

Pada penyelenggaraan NUEDC 2010, Universitas Diponegoro (Satrio Adi Pratama, Buna Rizal) meraih gelar juara mengalahkan Universitas Indonesia (Natalia Rialucky, Ahmad Naufal Da'i), Universitas Gadjah Mada (Yunizar Adi Putra, Eldhianto Maulana Jusuf), ketiga tim ini menjadi utusan DIKTI pada World Universities Debating Championship 2010 di Botswana. Selain itu, pada tahun ini terdapat divisi baru dalam NUEDC, yakni divisi EFL, yang diperuntukkan bagi tim yang belum pernah mencapai babak Octo-Final di Turnamen debat Bahasa Inggris tingkat nasional di Indonesia seperti IVED, JOVED, ALSA UI E-comp, FT dan BIND serta belum pernah tinggal di luar negeri lebih dari tiga bulan. Pemenang dari EFL NUEDC 2010 adalah Universitas Bengkulu. Pada WUDC 2010-2011, prestasi Indonesia antara lain adalah Perempat Finalis ESL, yang berhasil ditembus oleh Universitas Indonesia A(Dyah Ayunico Ramadhani dan Riza Aryani) dan Pembicara Terbaik ke-3 Kategori EFL, yang diraih oleh Riza Aryani (UI). Dua tim Indonesia juga lolos ke babak semifinal EFL, yaitu UI B (Dimas Hokka Pratama dan Rainintah Siahaan) dan DIKTI(Ahmad Naufal Da'i dan Natalia Rialucky Tampubolon).

Pada penyelenggaraan NUEDC 2011, melibatkan 96 tim yang berasal dari 12 Region Kopertis, dan merupakan NUEDC terbesar sejak di selenggarakan pertama kali pada tahun 2007. Universitas Bina Nusantara (Christian Leonardo, Astrio Feligent) meraih gelar juara mengalahkan Institut Teknologi Bandung (Dito Krista, Rifan Ibnu Rahman), Universitas Indonesia (Adlini Ilma Ghaisany Sjah, Roderick Sibarani), ketiga tim ini akan menjadi utusan DIKTI pada World Universities Debating Championship 2011 di Filipina, adapun Universitas Bakrie (Ammar Syah Anwar, Aryo) yang masuk ke Grandfinal tetapi menempati peringkat 4, tidak berhasil masuk menjadi delegasi DIKTI. Pada divisi EFL, tahun ini dimenangkan oleh Sekolah Tinggi Bahasa Asing Teknokrat Lampung (Nurul Djannah, Sheilla Koesin) yang pada akhir babak pra-penyisihan menempati peringkat 8 dari 96 tim dan sekaligus menjadi wakil DIKTI di WUDC tahun 2011-2012. Secara keseluruhan, ada 17 tim Indonesia yang ikut bertanding di WUDC De La Salle Manila, yang berasal dari UI, ITB, Binus Internasional, STAN, Bina Nusantara, Atma Jaya Jakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, STBA Teknokrat Lampung, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Negeri Padang. UI C (Ahmad Naufal Da'i dan Irene Severina) serta STAN A (Halim Nuswantoro dan Teddy Triatmojo) berhasil mencapai Semifinal EFL. Selain itu, prestasi yang diraih Indonesia adalah Gelar Pembicara Terbaik ke-2 Kategori EFL, yang diraih oleh Roderick Sibarani (UI A) dan Pembicara Terbaik ke-3 Kategori EFL, yang diraih oleh Ahmad Naufal Da'i (UI C).

Pranala luar