Kota Tua Kalianget

Revisi sejak 21 Maret 2012 15.20 oleh Caca enep (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Woonhuizen mogelijk op het terrein van een zoutwinningsonderneming bij Kalianget Madoera TMnr 60048737.jpg|thumb|250px| Perumahan Karya...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kota Tua Kalianget merupakan salah satu kota modern pertama di Pulau Madura, Kota ini di bangun Pada masa VOC dan diteruskan oleh pemerintahan Hindia Belanda.

Perumahan Karyawan Pabrik Garam Kalianget lengkap dengan taman-taman yang luas pada halaman rumahnya tahun 1914-1925

Kalianget di kembangkan menjadi kota dikarenakan letaknya yang sangat strategis dan merupakan bandar pelabuhan tersibuk di selat Madura. Pelabuhan tertua di Sumenep adalah pelabuhan Kertasada, lataknya sekitar 10 km dari pusat kota Sumenep. Ketika Sumenep jatuh ke tangan VOC pada tahun 1705, VOC mulai membangun sebuah benteng yang terletak di Kalianget barat, namun dikarenakan posisinya yang kurang strategis dan berbatasan langsung dengan laut selat Madura, Benteng tersebut urung dibangun, maka oleh masyarakat sekitar daerah tersebut dikenal dengan nama "Loji Kantang" .

kongsi dagang tersebut tak kehilangan akal, akhirnya pihak VOC pun membangun Benteng di daerah Kalimo'ok dikarenakan lokasinya yang cenderung tinggi dari lingkungan sekitar. Benteng tersebut dibangun pada tahun 1785. Seiring dengan dibangunnya daerah pertahanan tersebut, pemukiman-pemukiman orang Eropa mulai menyebar di daerah Marengan dan Pabean, hal tersebut bisa kita lihat pada model arstitektural bangunannya yang cenderung terpengaruh kebudayaan indisch. Kebudayaan indisc sendiri berkembang pada abad 17-18.

Setelah kongsi dagang VOC dibubarkan, maka Pemerintah Hindia Belanda mengambil alih kekuasaan dari kongsi dagang tersebut dalam mengelola Pegaraman yang ada di Sumenep. Untuk memperkuat posisi ekonomi dan politik pemerintah Hindia-Belanda di Sumenep, maka pada tahun 1899, pihak pemerintah membangun Pabrik Garam Briket Modern, pertama di Indonesia. Disinal berbagai fasilitas pendukung industri tersebut dibangun, tak hanya bangunan pabrik, fasilitas Listrik yang terpusat di Gedung Sentral, Kolam renang, Bioskop, Taman Kota, hingga pemukiman bagi pegawai dan karyawan mulai tersebar di kawasan ini.

Tak hanya itu, sebagai sarana pendukung pendistribusian hasil garam, fasilitas transportasi berupa trem uap, dan pelabuhan juga di sediakan di kawasan ini.