Krui, Pesisir Barat
Krui adalah ibukota kecamatan Pesisir Tengah di dalam Kabupaten Lampung Barat, Lampung. Krui berada di daerah pesisir Samudera Hindia.
Sebagai daerah pesisir, Krui memiliki potensi pariwisata terutama wisata pantai. Tempat-tempat yang sering dijadikan tempat wisata dan sering dikunjungi adalah Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Walur. Potensi sumber daya alam yang dihasilkan adalah dari hasil bumi yang sudah dikenal dunia internasional seperti damar, lada dan cengkeh.
Sejarah
Sumber pendapatan masyarakat kebanyakan dari berdagang, nelayan dan bertani. Mayoritas penduduk krui terutama pasar krui adalah pendatang dari daerah lain kecuali warga desa Ulu Krui dan warga desa Way Napal (asal keturunan suku Lampung), sebenarnya ada beberapa daerah yang merupakan masyarakat asli lampung Pedada, Bandar, La'ay dan Way Sindi yang menurut kisah adalah keturunan dari Suku Tumi (Suku asli Lampung) yang lari saat Kerajaan Sekala Brak dikalahkan oleh 4 putra Raja Pagaruyung yang selanjutnya menjadi cikal bakal penyebaran dan keturunan suku Lampung. Kemudian suku Tumi yang lari tersebut dapat ditaklukkan oleh Lemia Ralang Pantang yang datang dari daerah Danau Ranau dengan bantuan lima orang punggawa dari Paksi Pak Sekala Brak.Dari kelima orang punggawa inilah nama daerah ini disebut dengan Punggawa Lima karena kelima punggawa ini hidup menetap pada daerah yang telah ditaklukkannya.
Wacana pemekaran
Krui saat ini sedang dalam persiapan menjadi Kabupaten Pesisir yang wilayahnya nanti terdiri dari 10 Kecamatan meliputi dari Kecamatan Bengkunat Belimbing, Bengkunat atau Keinginan masyarakat setempat diubah menjadi Kecamatan Ngaras, Ngambur, pesisir selatan, Krui Selatan, Pesisir Tengah, Way Krui, Karya Penggawa, Pesisir Utara, dan Lemong. bahkan rencananya ditahun 2012 ini Kecamatan Pulau Pisang akan terbentuk yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Pesisir Utara. Krui secara kependudukan dapat dipisahkan berdasar wilayah di pesisir Tengah, karya penggawa, Krui selatan, dan Way Krui merupakan pusat kota tua krui dalam sejarah, sedang Lemong dan Pesisir Utara merupakan wilayah susulan terbuka seiring dengan dibukanya transportasi darat, pembangunan jalan dari krui menuju Provinsi Bengkulu. demikian juga dengan ngambur, bengkunat dan bengkunatbelimbing merupakan wilayah baru terbuka setelah akses jalan terhubung antara Krui-Kota agung Tanggamus.Namun, saat ini seluruh wilayah pesisir krui secara umum pembangunan dan kemajuannya relatif merata. dengan berbagai potensi terutama hasil bumi dan pariwisata yang secara signifikan mengalami kemajuan pesat menjadi modal kemajuan wilayah ini, Bila dikemudian hari telah diresmikan menjadi Kabupaten Pesisir berarti secara administratif memisah dari Kabupaten Lampung Barat.
Sisi lain yang menarik untuk dibahas dan dicarikan solusinya saat ini, yaitu mengenai dampak penurunan perambah atau masyarakat petani dan pekebun yang membuka hutan di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Rata agung Kecamatan Lemong, oleh pemerintah, karena saat ini mereka kesulitan ekonomi dan tidak memiliki mata pencaharian jelas, sehingga menjadi beban pemikiran tempat asal mereka yang kebanyakan mereka berasal dari Kecamatan Karya Penggawa, Way Krui, Krui Selatan dan Pesisir Selatan. setelah sekian tahun berkebun dan menggantungkan sumber nafkah mereka dengan menanam lada, kopi, dan cengkeh di TNBBS mereka harus turun tanpa solusi pekerjaan baru. berbeda dengan masyarakat di Bengkunatbelimbing yang ada di Pekon Sumberrejo dan Pemerihan walaupun pemerintah berkali-kali berupaya menurunkan dan mengosongkan tempat itu karena masuk hutan milik negara, namun, pemerintah belum mampu dan selalu gagal melakukannya, masyarakat tetap bertahan di wilayah itu hingga kini.
berdasar keterangan dari satu bakal calon bupati lampung barat dari krui,saat ini, kenyaataan tingkat ekonomi masyarakat krui 80% masih berada pada kondisi fakir, meskipun krui kaya potensi dari pariwisata, perkebunan, pertanian hingga perdagangan, tentu ini butuh dorongan dan bantuan dari pemerintah dan masyarakat asal krui yang tinggal di luar krui untuk mengembangkan dan membantu perekonomian masyarakat setempat melalui berbagai bidang. krui mengharapkan agar adanya kepedulian nyata dari warganya yang telah mampu yang berada di luar wilayah krui untuk minimal menanamkan modal atau berinvestasi ditanah asal mereka, karena hingga kini kepemilikan usaha pariwisata di krui di kelola dan dimiliki oleh warga asing atau dari luar krui, apa jadinya jika tanah atau aset yang ada di krui semua dimiliki mereka, tinggal tunggu waktu kita jadi penonton ditahnah sendiri. fakta ini hanya upaya dorongan masyarakat asli krui membangun tanah kelahirannya tanpa maksud sebagai upaya menahan laju kompetisi usaha yang sehat, karena tidak di pungkiri geliat usaha terutama di bidang pariwisata di krui seiring bertambah waktu, partiwisata makin maju dan dikenal wisatawan domestik dan mancanegara{indo-stub}}