Bahasa Melayu Maluku Utara
Bahasa Melayu Maluku Utara atau Bahasa Melayu Ternate adalah suatu dialek bahasa Melayu yang dituturkan di hampir seluruh wilayah propinsi Maluku Utara, Indonesia. Di wilayah Kepulauan Sula, masyarakat di sana biasanya menggunakan Bahasa Melayu Sula (bahasanya mirip Bahasa Melayu Ambon, tetapi strukturnya masih mengikuti bahasa-bahasa di Maluku Utara), sedangkan di Bacan, Mandioli, dan wilayah di sekitar Bacan menggunakan Bahasa Melayu Bacan, meskipun penuturnya sekarang jumlahnya masih lebih sedikit daripada masyarakat yang menggunakan bahasa Melayu Maluku Utara. Tetapi jika orang Sula dan Bacan bertemu dengan orang Maluku Utara yang lain, mereka akan menggunakan bahasa Melayu Maluku Utara sebagai bahasa persatuan masyarakat Maluku Utara. Oleh sebab itu, Maluku Utara mempunyai tiga bahasa pasaran, tetapi hanya Melayu Maluku Utara yang digunakan sebagai bahasa persatuan.
Di Maluku Utara sendiri, namanya dikenal oleh masyarakat di sana sebagai Bahasa Pasar. Nama ini diambil karena bahasa ini adalah percakapan sehari-hari masyarakat Maluku Utara. Bahasa ini mempunyai pengucapan yang cepat dan nadanya yang datar serta intonasinya yang agak kasar (ini sesuai dengan percakapan masyarakat Maluku Utara di pasar), sehingga masyarakat di sebelah barat Indonesia kebanyakan akan tidak mengerti bahasa ini, terkecuali orang-orang yang pernah menetap di Maluku Utara. Bahasa ini juga dikenal sebagai bahasa Melayu Ternate, karena basis bahasa ini terletak di Ternate. Sebagian masyarakat Indonesia salah kaprah dengan menyebut bahasa ini sebagai bahasa Ternate (ada pula yang menyebut bahasa ini sebagai bahasa Maluku), padahal bahasa Ternate sangat berbeda dengan bahasa Melayu Ternate, terkecuali dalam hal struktur bahasanya ada yang relatif sama. Bahkan ada pula yang salah kaprah dengan menyebut bahasa ini sebagai bahasa Manado (Bahasa Melayu Manado) karena banyak persamaan kata, tetapi dalam hal intonasi, pengucapan, dan nada, kedua bahasa tersebut berbeda.
Kata ganti
Ada beberapa jenis kata ganti di dalam bahasa ini.
Kata ganti orang
Kata ganti orang dalam bahasa ini hampir sama dengan bahasa Melayu Manado, antara lain:
- kita (aku), saya (saya); kita sering disingkat menjadi ta, sedangkan saya tidak
- ngana (kamu); sering disingkat menjadi nga, ini merupakan kata asli bahasa Ternate
- torang (kami, kita); berasal dari kita orang, sering disingkat tong
- ngoni (kalian); sering disingkat menjadi ngo, ini merupakan kata asli bahasa Ternate
- dia (dia)
- dorang (mereka); berasal dari dia orang, sering disingkat dong
- paitua (beliau laki-laki)
- maitua (beliau perempuan)
Kata ganti kepemilikan
Seperti bahasa Melayu Manado, bahasa ini menggunakan kata pe untuk menunjukkan kepemilikan. Tetapi aturannya sama dengan bahasa-bahasa Eropa, di mana pe diletakkan di antara subjek (kata ganti orang) dan objek (kata benda). Susunannya sebagai berikut: S + pe + O.
Kata depan
Dalam bahasa ini ada kata depan. Untuk kata depan yang satu ini aturannya lumayan menyimpang dari bahasa Indonesia. Jadi saya akan mengulasnya secara rinci.
Penunjuk seseorang berada
Untuk menunjukkan tempat di mana seseorang berada, digunakan di atau pe. Aturannya, untuk menunjukkan nama tempat secara geografis, maka hanya di yang dapat dipakai. Sedangkan untuk menunjukkan nama pemilik bangunan, maka di dan pe dapat dipakai. Contohnya ada di bawah ini.
- Kita ada di (pante) Sulamadaha ni, ngana di mana?
(Sekarang aku di pantai Sulamadaha, kamu di mana?)
- Ngana di mana? Kita ada di Rudi (pe ruma) ni.
(Kamu di mana? Aku sekarang ada di rumah milik Rudi.)
- Ngana ada pe sapa (pe ruma)? Kita cari ngana me tara dapa-dapa dari tadi.
(Kamu ada di rumah milik siapa? Aku mencarimu tetapi (aku) tak menemukanmu sejak tadi.)
Menyatakan menuju
Untuk menyatakan menuju ke suatu tempat, maka kata ganti ke, di, atau pe bisa digunakan, bahkan bisa dihilangkan. Aturannya, untuk menunjukkan nama tempat secara geografis, digunakan di (terlalu aneh menurut bahasa Indonesia), atau dihilangkan. Untuk menunjukkan nama pemilik bangunan, digunakan di dan pe. Sedangkan untuk menunjukkan arah, digunakan ka dan di. Di hanya bisa digunakan jika sebelumnya ada kata pigi. Sedangkan ka bisa digunakan secara mandiri atau didahului dengan pigi. Contohnya ada di bawah ini.
- Kalmaring kita ada pigi di Sulamadaha me tara lia ngana.
(Kemarin aku sempat ke Sulamadaha tetapi aku tidak melihatmu.)
- Kita ada pigi Bastiong kong dapa lia ada orang bakulae di muka jalang.
(Aku melihat perkelahian di depan jalan ketika aku sedang pergi ke Bastiong.)
- Torang ada di Yana pe ruma ni, ngana tara iko?
(Kami sekarang ada di rumah milik Yana, apakah kamu tidak ikut?)
- Torang mu pigi pe Sarifa, mu biking tugas deng dia.
(Kami akan ke rumah milik Sarifa, dalam rangka mengerjakan tugas bersamanya.)
- Tong ka dara mari! Ada bola di dara ni.
(Mari kita ke arah gunung. Sekarang ada pertandingan sepak bola di sana.)
- Ngana mu pigi deng sapa? Pigi deng kita da, la tong dua pigi kalao sama-sama.
(Kamu ingin pergi dengan siapa? Pergilah denganku, supaya kita sama-sama pergi ke arah laut.
- Kita mu pigi di dara deng tamang me tako tara jadi.
(Aku ingin pergi ke arah gunung bersama temanku tetapi aku takut (jika sampai rencana ini) tidak jadi.)
- ^ a b Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Melayu Maluku Utara (Bahasa Melayu Ternate)". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "Bahasa Melayu Maluku Utara". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.