Bondol peking

spesies burung
Revisi sejak 10 April 2012 20.17 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (r2.6.4) (bot Menambah: ja:シマキンパラ)
Bondol Peking
Bondol peking.
Darmaga, Bogor.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
L. punctulata
Nama binomial
Lonchura punctulata
(L., 1753)

Bondol peking atau pipit peking (Lonchura punctulata) adalah sejenis burung kecil pemakan padi dan biji-bijian. Nama punctulata berarti berbintik-bintik, menunjuk kepada warna bulu-bulu di dadanya.

Orang Jawa menyebutnya emprit peking, prit peking; orang Sunda menamainya piit peking atau manuk peking, meniru bunyi suaranya. Di Malaysia burung ini disebut pipit pinang, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Scaly-breasted Munia --lagi-lagi terkait dengan bintik di dadanya yang mirip gambaran sisik.

Pemerian

 

Burung yang berukuran kecil, dari paruh hingga ujung ekor sekitar 11 cm. Burung dewasa berwarna coklat kemerahan di leher dan sisi atas tubuhnya, dengan coretan-coretan agak samar berwarna muda. Sisi bawah putih, dengan lukisan serupa sisik berwarna coklat pada dada dan sisi tubuh. Perut bagian bawah sampai pantat putih. Burung muda dengan dada dan perut kuning tua sampai agak coklat kotor. Jantan tidak berbeda dengan betina dalam penampakannya.

Iris mata coklat gelap; paruh khas pipit berwarna abu-abu kebiruan; kaki hitam keabu-abuan.

Kebiasaan

 
 
Burung yang muda

Bondol peking sering ditemui di lingkungan pedesaan dan kota, terutama di dekat persawahan atau tegalan. Makanan utama burung ini adalah aneka biji rumput-rumputan termasuk padi. Oleh sebab itu bondol peking kerap mengunjungi sawah, padang rumput, lapangan terbuka bervegetasi dan kebun.

Hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil, bondol peking sering teramati bergerombol memakan bulir biji-bijian di semak rerumputan atau bahkan turun ke atas tanah. Kelompok ini umumnya lincah dan bergerak bersama-sama, sambil terus berbunyi-bunyi saling memanggil.

Bunyi dua suku, ki-dii, ki-dii..; panggilan ki-ii.. atau ckii, ckii..; dan suara tanda bahaya tret.. tret.. .

Burung ini tidak segan untuk bercampur dengan jenis bondol lainnya, seperti dengan bondol jawa (L. leucogastroides) atau yang lain. Kelompok bondol ini pada awalnya mungkin hanya terdiri dari beberapa ekor saja, akan tetapi di musim panen padi dapat membesar hingga mencapai ratusan ekor. Terlihat menyolok di sore hari pada saat terbang dan hinggap bersama-sama di pohon-pohon tempat tidurnya. Kelompok yang besar semacam ini dapat menimbulkan kerugian yang besar kepada para petani.

Bondol peking kerap menghuni kebun, pekarangan dan tepi jalan. Seperti tercermin dari namanya di Malaysia, bondol ini sering memilih pohon pinang atau palma lainnya, pohon atau semak yang tinggi, untuk tempatnya bersarang. Sarang berbentuk bola atau botol dibangun dari rerumputan, diletakkan tersembunyi di antara daun-daun dan ranting. Telurnya berwarna putih, 4-6(-10) butir, masing-masing berukuran sekitar 15 x 11 mm. Berbiak di sepanjang tahun.

Ras dan penyebaran

Bondol peking menyebar luas mulai dari India di barat, Cina di utara, Asia Tenggara, Semenanjung Malaya, Filipina, dan kepulauan Indonesia. Burung ini juga diintroduksi ke Australia dan beberapa tempat lainnya.

Di Indonesia, bondol peking umum ditemukan di dataran rendah Sumatra, Jawa dan Bali hingga ketinggian 1.800 m dpl. Di Sulawesi hingga sekitar 1.600 m dan di Nusa Tenggara, khususnya di Timor hingga 2.300 m dpl. Di Kalimantan bagian selatan, diperkirakan ada populasi feral (burung lepasan).

Beberapa ras yang ada di Indonesia, di antaranya:


Bahan Bacaan

  • Coates, B.J. and K.D. Bishop. 2000. Panduan lapangan Burung-burung di Kawasan Wallacea. BirdLife IP & Dove Publication. Bogor. ISBN 979-95794-2-2
  • Hoogerwerf, A. 1949. De Avifauna van de Plantentuin te Buitenzorg. Koninklijke Plantentuin van Indonesie. Buitenzorg (Bogor).
  • MacKinnon, J. 1993. Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta. ISBN 979-420-150-2
  • MacKinnon, J., K. Phillipps, and B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. LIPI dan BirdLife IP. Bogor. ISBN 979-579-013-7

Pranala luar