Lie Kim Hok

penulis Tionghoa-Indonesia

Lie Kim Hok, (lahir di Bogor, Jawa Barat, 1853 - meningggal di Batavia sekarang Jakarta, Maret 1912), adalah seorang penulis Indonesia, perintis Sastra Melayu Tionghoa yakni Masa Rintisan (19875-1895), pada periode ini telah ditulis karya-karya sastra berbahasa Melayu Rendah baik oleh orang-orang Belanda maupun Tionghoa peranakan. Namun hasilnya masih berupa terjemahan atau saduran dari karya-karya sastra barat atau Cina. Termasuk dalam periode ini adalah Lie Kim Hok. [1]

Lie Kom Hok
PekerjaanPenulis
KebangsaanIndonesia Indonesia

Biografi

Lie Kim Hok memperoleh pendidikan bahasa Melayu dari seorang pendeta Belanda. Berkat pendidikannya tersebut, ia mampu menyajikan karya-karyanya dengan bahasa yang rapi. Bahkan, Lie mampu mendokumentasikan berbagai peraturan dan cara menggunakan bahasa Melayu Rendah, yang merupakan cikal bakal bahasa Indonesia. Karyanya tersebut diberi judul Melayu Betawi: Kitab dari hal perkataan-perkataan Malayu hal memecdah ujar-ujar Malayu dan hal pernaken tanda-tanda baca dan huruf-huruf besar (1884) serta Kitab Eja. [2]

Lie Kim Hok juga terkenal pandai melukis. Dinding rumahnya terhias gambar-gambar lukisannya, hingga menarik perhatian ahli lukis terkenal Raden Saleh Sjarif Bastaman (1914-1880) pada waktu itu tinggal di Bogor, menerima Lie Kim Hok sebagai muridnya, setelah melihat dua lukisan pemuda itu, sebuah potret sebatas dada dari Kaisar Thong Tie dan sesisir pisang emas di sebuah piring. Raden Saleh menganjurkannya untuk belajar menggambar di Eropa. Tapi ibu Lie Kim Hok berkeberatan berpisah dengan anaknya. [3]

Lie mendirikan perusahaan percetakan Drukkerij Loe KimHok & Co. (1885) di Bogor. Banyak buku-buku cerita Tionghoa dicetak dan diterbitkan percetakannya. Buku-buku terbitannya banyak dibicarakan oleh dan dipuji oleh segolongan kecil pembaca Melayu rendah. Ia pindah ke Jakarta bergabung sebagai wartawan pada Pemberita Betawi (1886) kemudian menjadi pemimpin redaksinya. Lie juga banyak membantu surat-surat kabar dengan menerbitkan dan membuat tulisan. Pada akhir tahun hidupnya, ia hanya membantu dua surat kabar yang terbit di Jakarta, yakni Perniagaan (Siang Po) (1903-1942) dan Sin Po (sejak 1910). [4]

Lie juga berperan penting dalam pendirian Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) pada 1900. Organisasi ini bertujuan menyiarkan ajaran Konfusius, memperbaiki adat istiadat orang keturunan Tionghoa, dan mengembangkan sistem pendidikan baru dalam bahasa Tionghoa Mandarin. [5]

Atas perannya yang begitu besar terhadap perkembangan kebudayaan Melayu Tionghoa, khususnya di bidang kesusastraan, ia diberi gelar Bapak Melayu-Tionghoa. [2]

Hasil karya

Beberapa karya Lie yang menonjol antara lain Siti Akbari (1884) dan Graaf de Monte Cristo (terjemahan, 1894-99).

Siti Akbari yang dipentaskan dalam drama pertunjukan dengan pengaruh Komedi Bangsawan masih sangat kuat. Di awal setiap pertunjukan, nyanyian selalu ditampilkan untuk menunggu waktu dan penonton; nyanyian juga dilantunkan di tengah pementasan untuk menunggu penataan panggung dan persiapan pemain di belakang layar. Siti Akbari bisa dianggap sebagai hal khusus dalam perkembangan awal drama kita sebab ditulis berdasarkan sebuah syair dan pementasannya bisa dibayangkan hanya semacam poetry reading atau dramatisasi puisi. [6]

Karya-karyanya yang lain, yakni:

  • Hikajat Kapitein Flamberge, 1908
  • [Chih sheng Kʻung fu-tzu] = Hikajat Khong Hoetjoe, 1913
  • Penipoe besar, 1911
  • Pembalesan baccarat : samboengan penipoe besar, 1912

Rujukan

  1. ^ (Indonesia) 100 tahun Kwee Tek Hoay: dari penjaja tekstil sampai ke pendekar pena. Penyunting Myra Sidharta. Sinar Harapan, 1989, Jakarta. Halaman 90.
  2. ^ a b (Indonesia) Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia. Jilid 1. Penyunting Marcus A.S.; Pax Benedanto. Myra Sidharta. Sinar Harapan, 1989, Jakarta. Halaman 59.
  3. ^ Tio Ie Soei. Lie Kim Hok (1853-1912). Bandung, 1958, L.D. Good Luck. halaman 41
  4. ^ Tio Ie Soei. Lie Kim Hok (1853-1912). Bandung, 1958, L.D. Good Luck. halaman 49-51
  5. ^ Tio Ie Soei. Lie Kim Hok (1853-1912). Bandung, 1958, L.D. Good Luck. halaman 63
  6. ^ (Indonesia) Antologi Drama Indonesia. Jilid 1: 1895-1930. Penyunting Eko Endarmoko; Sonya Sondakh. Amanah Lontar, 2006. Jakarta. Halaman xxiii.

Pranala luar