Santa Rosa dari Lima (1586-1617) adalah seorang santa yang dihormati sebagai pelindung negara Peru.[1] Isabela de Flores y del Olliva adalah warga Amerika pertama yang digelarkan kudus. Ia dijuluki Rosa (Bunga Mawar) karena parasnya yang jelita.

Santa Rosa dari Lima
Lahir(1586-04-20)20 April 1586
Lima, Peru
Meninggal24 Agustus 1617(1617-08-24) (umur 31)
Lima
Dihormati diGereja Katolik Roma, Gereja Anglikan
Beatifikasi15 April 1667 atau 1668, Roma oleh Paus Klemens IX
Kanonisasi2 April 1671, Roma oleh Paus Klemens X
Pesta20 Agustus
23 Agustus (Gereja Episkopal (Amerika Serikat))

Perjalanan Hidup

Orang tuanya melarat, sehingga sejak masih bocah Rosa rajin membantu mencari tambahan penghasilan dengan merenda dan menjahit. Sekalipun miskin, ia selalu berseri-seri dan penuh perhatian terhadap orang lain. Ia mentaati perintah dan kemauan orang tua. Sebab, ia selalu ingin membahagiakan mereka. Rosa semakin menjadi gadis yang cantik. Ibunya sangat bangga dan menginginkan agar puterinya dipersunting pria yang kaya. Namun Rosa berpendirian lain: Sedari kecil ia ingin mengikat diri pada Kristus secara utuh. Ketika berusia 20 tahun Rosa memasuki Ordo Ketiga S. Dominikus dan hidup menyendiri di pojok kebun orang tuanya. Ia berdoa sepanjang hari dan melaksanakan berbagai cara matiraga yang berat. Ia tidur di atas papan penuh pecahan genteng. Di bawah jubahnya ia meletakkan benda-benda kecil tajam yang menyakitkan. Hal itu mengundang kecaman dari keluarga dan temannya. Namun Rosa menerimanya dengan tabah. Segala penderitaan ia persembahkan demi pentobatan orang-orang berdosa. Sebab, ia sedih memikirkan betapa banyak mereka yang masuk neraka. Namun demikian, hatinya kadang-kadang kecut juga menjelang melakukan matiraga. Lalu seakan nyaring terdengar suara Kristus: "Rosa, penderitaan-Ku lebih berat." Ia amat berbelas kasih kepada penderitaan orang lain, merawat orang miskin dan penderita sakit suku Indian dan budak-belian. Maka Rosa dihormati sebagai perintis pelayanan amal di Peru. Ekaristi Suci merupakan sumber rahmat yang memberikan kekuatan iman paling besar baginya. Ketika para marinir Belanda menjarah kota Lima, Rosa menangis di depan tabernakel karena tak dapat membela tempat suci itu. Pada usia 31 tahun ia sakit keras dan meninggal. Rosa de Lima adalah salah satu santa yang meneladan Yesus dalam penderitaan. Caranya sering kurang bijaksana, namun semangatnya besar dam murni.

Referensi

  1. ^ A. Heuken. 1985. Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Hal. 268-269.