Kompas TV

Jaringan televisi berita di Indonesia
Revisi sejak 30 April 2012 11.13 oleh Imanuel NS Uen (bicara | kontrib) (←Suntingan Sean Purnama (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Kaliandrakali)

Kompas TV merupakan stasiun televisi swasta terestrial berjaringan di Indonesia.[1][2] Kompas TV dimiliki oleh Kompas Gramedia. Stasiun televisi ini hadir menggantikan stasiun televisi yang pernah dimiliki oleh Kompas Gramedia, yaitu TV7. Sejak seluruh saham TV7 dibeli oleh pihak Trans Corp yang berdiri dibawah kepemimpinan Chairul Tanjung pada tahun 2006 dan nama TV7 diganti menjadi Trans7, maka Kompas Gramedia tidak lagi memiliki perusahaan televisi. Pada tanggal 11 September 2011 Kompas TV mengubah logonya yaitu dengan menghilangkan kata TV pada logo tersebut.

Kompas TV

Jaringan siaran

Kompas TV mulai mengudara secara luas pada tanggal 9 September 2011 melalui jaringan televisi lokal di daerah. Siaran stasiun televisi lokal tersebut terdiri dari 70% siaran yang direlai dari Kompas TV dan sisa 30%-nya merupakan siaran yang dikelola sendiri.[1][2] Stasiun televisi lokal yang termasuk ke dalam jaringan Kompas TV adalah:[3][4]

Kota-kota besar lain akan menyusul kemudian. Bahkan, sebagian besar kota sudah siap menyiarkan jaringan Kompas TV dengan membangun stasiun relai dan dalam tahap siaran percobaan, seperti di Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, dan kota-kota besar lain yang memiliki jaringan Kompas Gramedia atau disesuaikan dengan terbitnya koran Kompas di seluruh Indonesia.
Sejak tanggal 9 September 2011, Kompas TV juga dapat disaksikan di televisi berlangganan sebagai berikut:[5]

Kompas TV dapat juga disaksikan secara siaran gratis melalui parabola di Satelit Palapa D.[6]

Program acara

Program acara Kompas TV sebagian besar pernah ditayangkan di TV7, namun karena visi dan misi Kompas TV sebagai stasiun televisi mendidik, maka beberapa program yang kurang sesuai yang pernah ditayangkan di TV7 dihilangkan. Acara-acara tersebut antara lain:

News

Berita yang dikutip langsung maupun dilaporkan langsung melalui koresponden Kompas di seluruh Nusantara

  • Kompas Update
  • Kompas Pagi
  • Kompas Siang
  • Kompas Petang
  • Kompas Petang Dunia
  • Kompas Petang Minggu
  • Kompas Malam
  • Berkas Kompas
  • Kompas 100
  • Big Baz
  • Mereka Kini
  • Sporty

Talk Show

  • Sapa Pagi
  • Jalan Keluar
  • Tanya Dokter

Adventure

Berisi mengenai liputan tentang petualangan

  • Teroka
  • Amazing Indonesia
  • Explore Indonesia
  • Hidden Paradise
  • Good Morning Kalimantan
  • Weekend Yuk!
  • Sentra Belanja
  • Kampung Main
  • Tarung
  • Adventura

Knowledge/Science

Berisi tentang ilmu pengetahuan

  • Science is Fun
  • Sacred & Secret
  • Bagaimana Sesuatu Bekerja
  • Reef Reborn
  • Dugong & Din
  • Di Batas Waktu
  • Ekspedisi Cincin Api
  • H-1
  • Inside Life
  • Wild Tales
  • Kelakar
  • Ensiklopedia Anak Nusantara
  • Sid The Science Kid
  • Belantara
  • Exotic Living
  • Jejak Nusantara
  • Mitos
  • Tekno
  • Tattoo Odyssey
  • BAB Yang Hilang
  • The Orangutan King
  • First Contact
  • Bumi Kita
  • Orang Utan Diary

Entertainment

Berisi tentang hiburan, namun di Kompas TV tidak akan ditayangkan acara sinetron maupun komedi situasi, tapi mayoritas acara musik, acara realitas, dan variety show untuk keluarga.

  • Jalan Sesama
  • Klik! Arbain Rambey
  • Stand Up Comedy Indonesia (acara tahunan)
  • Fanatik
  • Coffee Story
  • Showcase
  • Arisan Plus
  • Versus
  • Sebuah Nama Sebuah Cerita
  • New Star
  • Sporty
  • Berbagi Sukses
  • Ala Ryan
  • Comic Action

Acara lainnya

  • Local Program
  • Local News
  • Agung Podomoro Group

Presenter

Kontroversi

Kehadiran Kompas TV dipersoalkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melalui siaran pers tertanggal 7 September 2011. Dalam siaran pers tersebut, KPI menilai Kompas TV belum memiliki izin sebagai lembaga penyiaran sehingga belum dapat mengatasnamakan diri sebagai badan hukum lembaga penyiaran. KPI juga berpendapat bahwa praktik sistem siaran berjaringan hanya dapat dilakukan pada sesama lembaga penyiaran yang telah memiliki Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) tetap, sementara Kompas TV bersiaran melalui sejumlah stasiun televisi lokal yang sebagian besar hanya memiliki IPP prinsip. Logo Kompas TV pada layar televisi di sejumlah stasiun televisi lokal juga dinilai menyembunyikan/mengaburkan/memperkecil identitas atau logo stasiun televisi lokal tersebut, tidak sesuai dengan eksistensi dari stasiun televisi lokal tersebut yang telah cukup lama menempuh proses perizinan dengan semangat lokal yang perlu didorong.[7][8] Kompas TV menanggapi siaran pers KPI tersebut dengan menegaskan bahwa Kompas TV hanya merupakan penyedia konten, sehingga yang memerlukan izin siaran adalah stasiun-stasiun televisi lokal yang menjadi mitra siaran berjaringan di daerah.[9].

Referensi

Pranala luar