Chiang Mai

kota di Thailand

Chiang Mai, di Thailand, merupakan sebuah kota dan juga provinsi. Untuk artikel provinsi, lihat Provinsi Chiang Mai.

Chiang Mai (dalam bahasa Thai เชียงใหม่), juga seringkali disebut "Chiengmai", adalah kota terbesar ke-2 di Thailand dan terbesar di utara Thailand. Terletak di antara pegunungan yang membentuk daerah utara Thailand, Chiang Mai berjarak sekitar 700 kilometer sebelah barat laut Bangkok. Chiang Mai juga merupakan ibukota dari provinsi Chiang Mai.

Pemandangan sungai Ping di senja hari

Chiang Mai dilintasi oleh Sungai Ping, yang merupakan salah satu hulu Sungai Chao Phraya.

Sejarah

Chiang Mai didirikan oleh Raja Mengrai pada tahun 1926, menggantikan Chiang Rai sebagai ibukota Kerajaan Lannathai. Chiang Mai sendiri berarti kota baru, Raja Mengrai melengkapi ibukota baru ini dengan tembok kota serta parit yang berbentuk bujur sangkar mengelilingi kota untuk melindunginya dari serangan luar, terutama Kerajaan Burma.

Seiring dengan melemahnya Kerajaan Lannathai, Chiang Mai beberapa waktu berhasil ditaklukkan dan dikuasai oleh Kerajaan Burma ataupun Kerajaan Ayutthaya. Pada tahun 1767, perang antara Burma dan Ayutthaya mencapai puncaknya dan mengakibatkan penduduk Chiang Mai mengungsi meninggalkan kota tersebut. Pada kurun tahun 1776-1791, Chiang Mai ditinggalkan hampir seluruh penduduknya. Lampang menjadi ibukota sementara dari apa yang menjadi sisa Kerajaan Lannathai masa itu.

Chiang Mai secara resmi menjadi bagian dari Siam setelah direbut Raja Taksin dari Siam yang mengusir kekuatan Burma dari kota tersebut. Chiang Mai tumbuh dan berkembang menjadi pusat kebudayaan, ekonomi dan perdagangan serta mendapatkan posisi fungsionalnya sebagai ibukota tak resmi di utara Thailand dan menjadi kota terpenting di Thailand setelah Bangkok.

Penduduk Chiang Mai berbahasa Kham Muang atau disebut Lanna di antara mereka.

Era tahun

  • 1296 Chiang Mai didirikan oleh Raja Mengrai sebagai ibukota baru Kerajaan Lannathai
  • 1477 Konferensi Buddhis global diselenggarakan di Chiang Mai, merupakan masa kejayaan Chiang Mai
  • 1564 Ditaklukkan oleh Kerajaan Burma
  • 1774 Raja Taksin dari Ayutthaya merebut Chiang Mai dari Kerajaan Burma
  • Pertengahan abad 19, Raja Rama V dari Siam menetapkan Chiang Mai sebagai ibukota provinsi Chiang Mai
  • Mulai 1980, Chiang Mai dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata

Letak geografis

Chiang Mai terletak di utara Thailand, dekat perbatasan dengan Myanmar, tepatnya di 98°58′ BT dan 18°46′ LU. Chiang Mai berjarak sekitar 700 kilometer sebelah barat laut utara Bangkok dengan ketinggian sekitar 310 meter di atas permukaan laut.

Atraksi wisata

Chiang Mai menjadi daerah tujuan wisata karena kaya akan peninggalan situs budayanya. Di antara situs-situs dan atraksi wisata yang terkenal di Chiang Mai adalah:

 
Pintu gerbang Tha Phae, merupakan pintu gerbang utama tembok kota di Chiang Mai

Wilayah kota kuno Chiang Mai

Wilayah bujursangkar di pusat kota Chiang Mai, dikelilingi oleh parit kota dan puing tembok kota yang masih dapat dilihat di beberapa tempat. Panjang tiap sisinya sekitar 1,5 kilometer. Sejak tahun 1990, pemerintah Chiang Mai melarang pembangunan bangunan pencakar langit di pusat kota kuno dan sekitarnya untuk melindungi serta mempertahankan pemandangan kota kuno ini. Di parit kota juga dibuat sistem penyaringan air untuk mempertahankan kebersihan air parit tersebut.

Museum lokal

  • Pusat Kebudayaan dan Kesenian Kota Chiang Mai adalah berupa museum yang didirikan pada tahun 1924, mempertunjukkan kebudayaan dan cara hidup penduduk Chiang Mai di masa dahulu sampai sekarang.
  • Museum Suku-suku Pegunungan
  • Museum Nasional Chiang Mai

Situs-situs religius

Ada sekitar 300 wat atau kuil Buddhis di pelosok Chiang Mai. Wat ini didirikan sejak abad 13 sejak pendirian kota Chiang Mai oleh Raja Mengrai.

  • Wat Phrathat Doi Suthep adalah kuil paling terkenal di Chiang Mai, berlokasi di ketinggian di bukit sebelah barat laut kota. Kuil ini berdiri sejak tahun 1383. Lokasi ini ditetapkan para pendirinya dengan menempatkan relik Sang Buddha di punggung seekor gajah dan membiarkannya membawa relik tadi ke dalam hutan. Lokasi ditentukan di tempat di mana sang gajah berputar-putar sebelum berbaring. Lokasi di ketinggian ini juga menyebabkan kota Chiang Mai terlihat jelas pada hari cerah.
  • Wat Chiang Man adalah kuil tertua di Chiang Mai merupakan tempat tinggal Raja Mengrai pada masa pembangunan kota Chiang Mai. Kuil ini menyimpan 2 gambar Buddha yang sangat penting dan diagungkan, Phra Sila Buddha dan Phra Satang Buddha.
  • Wat Phra Singh, berlokasi di kota kuno, di dalam tembok kota, didirikan sejak tahun 1345. Kuil ini terkenal karena khas akan gaya arsitektur utara Thailand. Di sini tersimpan Phra Singh Buddha, sebuah gambar Buddha yang sangat penting.
 
Wat Chedi Luang in the centre of Chiang Mai city
  • Wat Chedi Luang, didirikan pada tahun 1941 dengan gaya arsitektur Lanna, namun penyelesaiannya memakan waktu bertahun-tahun. Pada tahun 1545, candi ini digoncang gempa dan 30 meter bagian atas candi utama runtuh.
  • Wat Ched Yot, didirikan pada tahun 1455 merupakan tempat penyelenggaraan Dewan Buddhis ke-8 Sedunia pada tahun 1977.
  • Wiang Kum Kam, terletak di bagian kota kuno lainnya di sebelah selatan luar kota Chiang Mai. Raja Mengrai tinggal di kota ini 10 tahun sebelum mendirikan Chiang Mai.
  • Wat U-Mong, wat ini terletak di gua dalam hutan di kaki bukit sebelah barat kota, dekat Universitas Chiang Mai.
  • Wat Suan Dok, wat dari abad ke-14 yang berlokasi di tembok barat kota. Kuil ini dibangun oleh Raja Lanna untuk biksu Buddhia dari Sukhothai sebagai tempat untuk ber-vassa di musim penghujan.

Pasar malam

 
Night Bazaar scene in Chiang Mai

Pasar malam merupakan atraksi utama di kehidupan malam di Chiang Mai. Pasar malam ini membentang sepanjang jalan Chang Khlan mulai dari pukul 18.00 sampai 01.00 dini hari tiap malam.

Pijat tradisional Thai

Di pelosok Chiang Mai, tersebar ratusan panti pijat tradisional yang menawarkanp pijat tradisional Thai, pijat refleksi kaki dan pijat minyak. Pijat tradisional ini ditawarkan dengan biaya beragam mulai dari 100 Bath sampai 1000 Bath per jam.

Festival

Ada beberapa festival nasional yang diselenggarakan di Chiang Mai, di antaranya:

  • Loi Kratong (Yi Peng), festival yang diselenggarakan di malam bulan purnama bulan November setiap tahunnya. Loi berarti terapung, Kratong adalah kapal kecil berbentuk bulat yang dilipat dari daun pisang, dihiasi dengan bunga, daun-daun dan lilin, yang kemudian akan dilepaskan terapung di parit kota dan sungai. Persembahan ini diperuntukkan kepada Dewi Air. Di samping kapal bulat dari daun pisang ini, juga ada lentera air bergaya Lanna yang diapungkan juga di atas air.
  • Songkran, Held in mid-April to celebrate the traditional Thai new year. Chiang Mai has become one of the most popular locations to visit for this festival. A variety of religious and fun-related activities (notably the good-natured city-wide water-fight) take place each year, along with parades and a Miss Songkran beauty competition.
  • Festival Bunga, A three-day festival held during the first weekend in February each year, this event occurs during the period when Chiang Mai's temperate and tropical flowers are in full bloom. The festivities include floral floats, parades, traditional dancing shows and a beauty contest.

Pendidikan

Ada beberapa universitas di Chiang Mai, yang menjadikan Chiang Mai sebagai pusat pendidikan di kawasan regional utara Thailand, di antaranya:

Universitas Chiang Mai adalah universitas negeri pertama yang didirikan di luar Bangkok.

Transportasi

Chiang Mai yang terletak di kawasan utara Thailand mempunyai berbagai sarana transportasi yang lengkap dari Bangkok.

Udara

Darat

Dalam kota

Pranala luar