Kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak

Kecelakaan Sukhoi Superjet 100 (SSJ-100) di Gunung Salak terjadi pada tanggal 9 Mei 2012 ketika sebuah pesawat Sukhoi Superjet 100 menghilang dalam penerbangan demonstrasi yang berangkat dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Indonesia. Pada tanggal 10 Mei, reruntuhan Superjet Sukhoi terlihat di tebing di Gunung Salak, sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Barat. Karena bidang yang luas di mana puing-puing pesawat menabrak gunung, penyelamat menyimpulkan bahwa pesawat langsung menabrak sisi berbatu gunung dan bahwa "tidak ada peluang untuk hidup."[1]

Kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak
Foto jenis pesawat yang mengalami kecelakaan
Pesawat SSJ-100 97004 yang jatuh
Ringkasan kecelakaan
Tanggal9 Mei 2012
RingkasanSedang dalam investigasi
LokasiGunung Salak, Indonesia
Penumpang37
Awak8
Tewas45 (semua)
Selamat0
Jenis pesawatSSJ-100-95
OperatorSukhoi
Registrasi97004
AsalBandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Indonesia
TujuanBandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Indonesia

Kecelakaan

 
 
Lokasi jatuh di Indonesia

Pada pukul 14:00 WIB (07:00 UTC),[2] SSJ-100 lepas landas dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma untuk sebuah penerbangan demonstrasi lokal yang dijadwalkan mendarat kembali ke titik awal keberangkatan.[3] Penerbangan tersebut adalah demonstrasi yang kedua pada hari itu.[4] Dalam pesawat terdapat 6 orang awak kabin, 2 orang perwakilan dari Sukhoi, dan 37 orang penumpang.[3] Di antara penumpang adalah perwakilan dari Aviastar Mandiri, Batavia Air, Pelita Air Service, dan Sriwijaya Air.[5] Pada pukul 15:30 (08:30 UTC), Pilot Alexander Yablonstev, yang belakangan diketahui baru pertama kali menerbangkan pesawat di Indonesia[6] meminta izin untuk menurunkan ketinggian dari 10.000 kaki (3.000 m) ke 6.000 kaki (1.800 m). Otoritas Pemandu Lalu Lintas Udara memberikan izin dan komunikasi tersebut merupakan kontak terakhir dengan pesawat[3] yang saat itu sekitar 75 mil laut (139 km) selatan Jakarta,[5] di sekitar Gunung Salak.[3]

Berkas:Wreckage-Of-Russian-Sukhoi-Jet Indonesia-.jpg
Lokasi menabraknya SSJ 100 di Gunung Salak I

Sebuah pencarian di darat dan udara untuk pencarian pesawat ini dimulai, tapi dibatalkan karena malam tiba. Pada tanggal 10 Mei pukul 09:00 WIB (02:00 UTC), reruntuhan Superjet Sukhoi ditemukan di Gunung Salak (6°42′35″S 106°44′03″E / 6.70972°S 106.73417°E / -6.70972; 106.73417), pada ketinggian 1.500 meter. Hal yang diketahui hanya bahwa pesawat terbang searah jarum jam menuju Jakarta sebelum menabrak Gunung Salak.[3][7] Laporan awal menunjukkan bahwa pesawat menabrak tepi tebing di ketinggian 6.250 kaki (1.900 m), meluncur menuruni lereng dan berhenti di ketinggian 5.300 kaki (1.600 m). Pesawat ini muncul relatif utuh dari udara, bagaimanapun, telah mengalami kerusakan besar, dan tidak ada tanda korban selamat. Lokasi kecelakaan itu tidak dapat diakses oleh udara dan belum terjangkau oleh tim penyelamat pada malam hari pada tanggal 10 Mei. Beberapa kelompok dari personil penyelamat berusaha mencapai reruntuhan dengan berjalan kaki.[3]

Korban

Kewarganegaraan Penumpang Kru Total
  Indonesia 34 0 34[8]
  Rusia 0 8 8[8]
  Amerika Serikat 1 0 1[9]
  Italia 1 0 1[10]
  Perancis 1 0 1[10]
Total 37 8 45[8]

Ada 45 orang di dalam pesawat tersebut termasuk 14 penumpang dari maskapai penerbangan Sky Aviation, tiga orang jurnalis asal Indonesia, Ismiati Soenardi dan Aditya Sukardi dari Trans TV dan Femi Adi dari saluran berita Amerika Serikat Bloomberg News.[8] Peter Adler dari Sriwijaya Air memiliki paspor Amerika Serikat.[9] Salah satu penumpang, Maria Marcela, adalah warga negara Italia dan Nam Tran dari Esnecma memegang paspor Prancis.[10]

Investigasi

Komite Nasional Keselamatan Transportasi merupakan lembaga di Indonesia yang akan melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan pesawat sipil.

Satu hari setelah kecelakaan, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mendirikan sebuah komisi untuk menyelidiki penyebab kecelakaan. Komisi ini dipimpin oleh Menteri Industri dan Perdagangan, Slyusar Yury. Pada hari sabtu tanggal 12 May, dua pesawat Rusia Ilyushin 76 tiba di Bandara Halim Perdanakusuma untuk ikut membantu pencarian jenazah.[11]

Dampak

Tim Hefer dan Gleb Stolyarov dari Reuters mengatakan "kecelakaan itu kemungkinan akan mengguncang keyakinan industri dengan cara yang akan kurang umum di antara perusahaan-perusahaan Barat yang memiliki angka kecelakaan secara statistik lebih rendah" tapi "hal itu bisa berubah jika peneliti tidak menemukan kesalah teknis."[12]

Aeroflot (6) dan ArmAvia (2), dua operator dari SSJ-100 pada saat kecelakaan itu, tidak menghentikan operasi dari pesawat jenis ini.[13]

Kartika Airlines, sebuah maskapai penerbangan Indonesia, dilaporkan telah menunda pengiriman 30 Sukhoi Superjet 100 setelah kecelakaan pesawat ini.[14]

Referensi

  1. ^ Karlis Salna (10 May 2012). "No survivors in Indonesia plane crash". 9 News. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  2. ^ "Russian passenger jet reported missing in Indonesia". BBC News Online. Diakses tanggal 9 May 2012. 
  3. ^ a b c d e f Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama AH44f464f7
  4. ^ "Russian plane missing in Indonesia". CNN. Diakses tanggal 9 May 2012. 
  5. ^ a b "97004 Accident description". Aviation Safety Network. Diakses tanggal 9 May 2012. 
  6. ^ "Pilot Alexander Yablonstev Pertama Kali Terbang di Indonesia". Metrotvnews. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  7. ^ "Indonesia searchers find missing Russia jet wreckage". BBC News. BBC. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  8. ^ a b c d "Latest List Shows 45 People Aboard Crashed Sukhoi Jet". The Jakarata Globe. TheJakartalobe.com. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  9. ^ a b "Sriwijaya Air: Peter Adler Bukan Karyawan, Hanya Konsultan". Detik News. Detik.com. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  10. ^ a b c "Update : Pesawat Sukhoi di Temukan di Gunung Salak". Detik News. Detik.com. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  11. ^ "Medvedev Sets up Commission to Investigate Superjet Incident". RIA Novosti. En.rian.ru. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  12. ^ Hepher, Tim and Gleb Stolyarov. "Crash deals blow to Russian aerospace revival." Reuters. Thursday 10 May 2012. Retrieved on 10 May 2012.
  13. ^ "Показательный полет". Lenta.ru. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  14. ^ "Kartika Airlines puts 30 Superjets on hold". RT. RT.com. 10 May 2012. Diakses tanggal 13 May 2012. 

Pranala luar