Kota Madiun

kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia

Kota Madiun, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 169 km sebelah Barat Kota Surabaya, atau 114 km sebelah Timur Kota Surakarta. Di Kota ini terdapat pusat industri kereta api (INKA). Madiun dikenal memiliki Lapangan Terbang Iswahyudi, yakni salah satu pangkalan utama AURI, meski sebenarnya terletak di Kabupaten Magetan. Madiun memiliki julukan Kota Gadis, Kota Brem, Kota Pelajar, Kota Sepur, Kota Pecel, Kota Budaya, Kota Sastra, dan Kota Industri.

Kota Madiun
Daerah tingkat II
Lambang Kota Madiun
Motto: 
MADIUN BANGKIT :Bersih, Aman, Nyaman, Gagah, Kuat, Indah, Tentram
Peta
Peta
Kota Madiun di Jawa
Kota Madiun
Kota Madiun
Peta
Kota Madiun di Indonesia
Kota Madiun
Kota Madiun
Kota Madiun (Indonesia)
Koordinat: 7°37′48″S 111°31′23″E / 7.63°S 111.5231°E / -7.63; 111.5231
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri20 Juni 1918
Dasar hukumStaatsblad no. 326
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 3
  • Kelurahan: 27
Pemerintahan
 • BupatiH. Bambang Irianto, SH.MM
Luas
 • Total33,23 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total386,437 BPS(2.010)[1]
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3577 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0351
Kode Kemendagri35.77 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 297.863.919.000,-
Situs webwww.madiunkota.go.id
Alun–alun Madiun pada tahun 1951

Geografi

Secara geografis Kota Madiun terletak pada 111° BT - 112° BT dan 7° LS - 8° LS dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun di sebelah utara, sebelah selatan dengan Kecamatan Geger, sebelah timur dengan Kecamatan Wungu, dan sebelah barat dengan Kabupaten Magetan.[2] Kota Madiun hampir berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Madiun, serta dengan Kabupaten Magetan di sebelah Barat. Kali Bengawan Madiun mengalir di kota ini, merupakan salah satu anak sungai terbesar Bengawan Solo.

Wilayah Kota Madiun mempunyai luas 33,23 Km² terbagi menjadi 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Manguharjo, Kecamatan Taman, dan Kecamatan Kartoharjo. Dengan luas masing-masing Kecamatan Manguharjo 12,54 Km², Kecamatan Taman 13,46 Km²,dan Kecamatan Kartoharjo 11,73 Km².[3] Masing-masing kecamatan tersebut terdiri atas 9 kelurahan sehingga semuanya terdapat 27 kelurahan di Kota Madiun.[4][5][6]

Kota Madiun terletak pada daratan dengan ketinggian 63 meter hingga 67 meter dari permukaan air laut. Daratan dengan ketinggian 63 meter dari permukaan air laut terletak di tengah, sedangkan daratan dengan ketinggian 67 meter dari permukaan air laut terletak di sebelah di selatan. Rentang temperatur udara antara 20 °C hingga 35 °C. [7] Rata-rata curah hujan Kota Madiun turun dari 210 mm pada tahun 2006 menjadi 162 mm pada tahun 2007. Rata-rata curah hujan tinggi terjadi pada bulan-bulan di awal tahun dan akhir tahun, sedangkan rata-rata curah hujan rendah terjadi pada pertengahan tahun.[8]

Pendidikan

 
Masjid Agung Baitul Hakim Madiun yang berada di kawasan alun-alun Madiun.
 
Alun-Alun Madiun saat ini


Perguruan Tinggi

Kota Madiun juga dikenal sebagai Kota Pelajar, karena memiliki sejumlah perguruan tinggi. Perguruan tinggi negeri termasuk IKIP PGRI Madiun, Universitas Negeri Madiun, Akademi Perkeretaapian Indonesia, Akademi Penerbangan Iswahyudi, dan Politeknik Negeri Madiun. Beberapa perguruan tinggi swasta termasuk Universitas Widya Mandala, Universitas Islam Indonesia, Universitas Merdeka Madiun, Universitas Muhammadiyah, STAN Madiun, STKIP Widya Yuwana, dan sebagainya.

Sekolah Menengah Atas (SMA)

Selain perguruan tinggi, ada beberapa sekolah menengah atas yang namanya sudah terkenal hingga tingkat nasional bahkan internasional.

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

SMU (Sekolah Menengah Atas):

  • SMA Negeri 1 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
  • SMA Negeri 2 Madiun[9] (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional)
  • SMA Negeri 3 Madiun (Sekolah Standar Internasional)
  • SMA Negeri 4 Madiun
  • SMA Negeri 5 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
  • SMA Negeri 6 Madiun
  • SMA Muhammadiyah 1 Madiun
  • SMA Muhammadiyah 2 Madiun
  • SMAK St Bonaventura


SMK (Sekolah Menengah Kejuruan):

  • SMK Negeri 1 Madiun (Sekolah Standar Internasional)[10]
  • SMK Negeri 2 Madiun
  • SMK Negeri 3 Madiun
  • SMK Negeri 4 Madiun (Sekolah Standar Internasional)
  • SMK Negeri 5 Madiun
  • SMK Farmasi Bina Farma
  • SMK Bonaventura Madiun
  • SMK Vic-Toriqot Madiun
  • SMK Sore Madiun
  • SMK Siang Madiun
  • SMK Iswahyudi Madiun
  • SMK Gamaliel 1 Madiun
  • SMK Gamaliel 2 Madiun
  • SMK PGRI 1 Madiun ( STM SIANG )
  • SMK YP 17-1 Madiun
  • SMK YP 17-2 Madiun
  • SMK Kusuma Terate
  • SMK Taman Siswa 1
  • SMK Taman Siswa 2

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Selain itu ada SMP yang berstatus sebagai Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)[butuh rujukan] yang menjadi andalan kota Madiun yaitu SMP Negeri 1 Madiun, SMP Negeri 2 Madiun. SMP Negeri 7 Madiun merupakan sekolah terbaik[butuh rujukan] hingga memperoleh penghargaan Adiwiyata[butuh rujukan], dan SMP Negeri 11 Madiun merupakan SMP modern yang telah memperoleh Anugerah Penghargaan Sekolah Berkembang dengan cepat dan Modern[butuh rujukan]. Beberapa Sekolah Menengah Pertama di Kota Madiun :

  • SMP Negeri 1 Madiun[11] (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) [12]

SMP negeri antara lain:

  • SMP Negeri 2 Madiun (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional)
  • SMP Negeri 3 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
  • SMP Negeri 4 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
  • SMP Negeri 5 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
  • SMP Negeri 6 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
  • SMP Negeri 7 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
  • SMP Negeri 8 Madiun
  • SMP Negeri 9 Madiun
  • SMP Negeri 10 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
  • SMP Negeri 11 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
  • SMP Negeri 12 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
  • SMP Negeri 13 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
  • SMP Negeri 14 Madiun

SMP swasta antara lain:

  • SMP Muhammadiyah 1 Madiun
  • SMP Santo Yusuf Madiun
  • SMP Santo Bernadus Madiun
  • SMP Bina Jaya Sari Madiun
  • SMP School Madiun Putera Madiun

Ekonomi

Berkas:Stasiun Madiun.jpg
Stasiun Madiun merupakan stasiun terbesar dan tertua ketiga di Jawa Timur
Berkas:Image tempointeraktif.jpg
Bus Sumber Kencono sedang berhenti di Terminal Purbaya, Madiun

Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2006 tercatat sebesar Rp 937 milyar [13] sedangkan atas Harga Berlaku sebesar Rp 1,687 triliun[14]. Dengan jumlah penduduk mencapai 198.745 jiwa (per 2006)[15], pendapatan per kapita rata-rata mencapai Rp 8,4 juta per tahun (jika didasari PDRB atas Harga Berlaku)

Kekuatan anggaran pemerintah kota madiun (APBD) pada 2007 mencapai Rp.854 milyar, di mana Rp 87 milyar untuk belanja publik. Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk, APBD per kapita mencapai Rp 501 ribu per tahun.

Posisinya yang cukup strategis menjadikan Madiun berada di jalur utama Surabaya-Yogyakarta. Kota ini juga menjadi persimpangan jalur menuju Ponorogo dan Pacitan ke arah selatan. Akan direncanakan oleh pemerintah Jawa Timur untuk membangun jalan bebas hambatan dari Kota Surakarta (Tanpa lewat Kota Sragen dan Ngawi) lurus ke barat laut sampai Maospati, Magetan kemudian di teruskan sampai Kota Madiun dan di teruskan lurus ke timur laut melewati Kota Nganjuk sampai di Waru, Sidoarjo (Berhubung dengan Tol Surabaya-Gempol), hal ini bertujuan untuk membangun Kota Madiun sebagai kota metropolitan atau kota singgah yang diharapkan dapat membantu permasalahan Kota Surabaya. Oleh karena itu, Kota Madiun ditetapkan sebagai wilayah hinterland atau pusat ekonomi untuk daerah sekitarnya dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (Perda No 6/2007).

Selama periode 2003-2008, sektor-sektor primer mengalami penaikan dari 2,61% menjadi 3,18%. Sektor sekunder (industri) juga mengalami penaikan dari 40% menuju 59%. Sektor tersier meningkat dari 57,32% menjadi 58,45%, yang semakin menegaskan arah pertumbuhan Kota Madiun sebagai pusat perdagangan untuk daerah Jawa Timur.{{fact))

Sebagai pusat perekonomian Jatim sebelah barat[butuh rujukan], angkutan antarkota dilayani oleh Bus dan kereta api, . Angkutan bus dilayani di Terminal Purboyo dan Terminal Te'an . Madiun dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Stasiun Madiun merupakan stasiun terbesar ketiga di kawasan Jawa Timur setelah stasiun Surabaya Kota dan Malang Kota Lama sekaligus stasiun tertua ketiga juga, dan terdapat pusat industri kereta api Indonesia (PT INKA).

Persentase penduduk miskin di Kota Madiun jauh lebih rendah dibandingkan dengan persentase penduduk miskin di Jawa Timur.[butuh rujukan] Sejak terjadi penurunan persentase penduduk miskin pada tahun 2004 di Kota Madiun yaitu dari 7,9 menjadi 7,1 selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya persentase penduduk miskin selalu mengalami penurunan seperti yang diharapkan oleh pemerintah. Tahun 2005 penduduk miskin Kota Madiun turun 2,74 persen dari tahun 2004 disaat penduduk miskin di Jawa Timur naik sebesar 3,44 persen. Kemudian turun secara sangat signifikan pada tahun 2006 menjadi 6,32 dan tahun 2007 menjadi 5,49 persen.

Transportasi

Kota Madiun dilintasi oleh Jalan raya Solo-Surabaya. sehingga memiliki Terminal Bus Purboyo yang terletak di Jalan Basuki Rahmat , Madiun. Kota Madiun juga dilalui oleh rel kereta api, yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, yang berpusat di Stasiun Madiun. Stasiun Madiun juga memberangkatkan Kereta api sendiri, yaitu KRDI Madiun Jaya, tujuan Solo-Balapan dan Yogyakarta

Berkas:Http://i1143.photobucket.com/albums/n621/anantohermawan1988/Photo0025.jpg

Industri

Kota Madiun juga dikenal sebagai Kota Industri karena memiliki industri sbg.berikut

  1. Industri Kereta Api (P.T.INKA)[16]
  2. Industri UMKM
  3. Industri Baja (PT.Hari Jaya Utama)
  4. Industri Mebel Jepara
  5. Industri Sepatu Alvero
  6. Industri Tas
  7. Industri Makanan Ringan

Pusat Perbelanjaan

  1. Plaza Madiun di Jalan Pahlawan
  2. Matahari Plaza di Jalan Pahlawan
  3. Sri Ratu 1 di Jalan Pahlawan
  4. Timbul Jaya Plaza di Jalan Pahlawan
  5. Presiden Plasa Utama di Jalan Jenderal Sudirman
  6. Presiden Plasa(Bursa Handphone) di Jalan Alun-alun Timur
  7. Carrefour Madiun di Jalan S.Parman
  8. Suncity Mall and Plaza di Jalan S. Parman
  9. Pasar Besar Madiun di jalan Jenderal Sudirman
  10. Pasar Joyo di Jalan Imam Bonjol
  11. Pasar Sleko di Jalan Trunojoyo
  12. Pasar Logam Jaya di Jalan Slamet Riyadi
  13. Pasar Ikan Putra di Jalan Pelita Tama
  14. Pasar Burung Sri Jaya di Jalan Pelita Tama
  15. Pasar Sukoasri di Jalan Mangun Karya

Pertelevisian Nasional

Pertelevisian Swasta

  1. Madiun TV
  2. JTV Madiun


Pembagian Administratif

Kota Madiun terdiri atas 3 kecamatan, yaitu Kartoharjo, Manguharjo, dan Taman.

Sejarah

Madiun merupakan suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau biasa disebut Ki Ageng Ronggo. Asal kata Madiun dapat diartikan dari kata "medi" (hantu) dan "ayun-ayun" (berayunan), maksudnya adalah bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan "Babat tanah Madiun" terjadi banyak hantu yang berkeliaran. Penjelasan kedua karena nama keris yang dimiliki oleh Ronggo Jumeno bernama keris Tundhung Medhiun. Pada mulanya bukan dinamakan Madiun, tetapi Wonoasri.

Sejak awal Madiun merupakan sebuah wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Dalam perjalanan sejarah Mataram, Madiun memang sangat strategis mengingat wilayahnya terletak di tengah-tengah perbatasan dengan Kerajaan Kadiri (Daha). Oleh karena itu pada masa pemerintahan Mataram banyak pemberontak-pemberontak kerajaan Mataram yang membangun basis kekuatan di Madiun. Seperti munculnya tokoh Retno Dumilah.

Beberapa peninggalan Kadipaten Madiun salah satunya dapat dilihat di Kelurahan Kuncen, dimana terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Patih Wonosari selain makam para Bupati Madiun, Masjid Tertua di Madiun yaitu Masjid Nur Hidayatullah, artefak-artefak disekeliling masjid, serta sendang (tempat pemandian) keramat.

Sejak masa Hindia-Belanda, Madiun adalah suatu gemeente yang berpemerintahan sendiri (swapraja) karena komunitas Belanda yang bekerja di berbagai perkebunan dan industri tidak ingin diperintah oleh Bupati (yang adalah orang Jawa). Sebagai suatu kota swapraja, Madiun didirikan 20 Juni 1918, dengan dipimpin pertama kali oleh asisten residen Madiun. Baru sejak 1927 dipimpin oleh seorang walikota. Berikut adalah walikota Madiun sejak 1927 [17]:


  1. Mr. K. A. Schotman
  2. J.H. Boerstra
  3. Mr. L. van Dijk
  4. Mr. Ali Sastro Amidjojo
  5. Dr. Mr. R. M. Soebroto
  6. Mr. R. Soesanto Tirtoprodjo
  7. Soedibjo
  8. R. Poerbo Sisworo
  9. Soepardi
  10. R. Mochamad
  11. R. M. Soediono
  12. R. Singgih
  13. R. Moentoro
  14. R. Moestadjab
  15. R. Roeslan Wongsokoesoemo
  16. R. Soepardi
  17. Soemadi
  18. Joebagjo
  19. R. Roekito, B.A.
  20. Drs. Imam Soenardji
  21. Achmad Dawaki, B.A.
  22. Drs. Marsoedi
  23. Drs. Masdra M. Jasin
  24. Drs. Bambang Pamoedjo
  25. Drs. H. Achmad Ali
  26. H.Kokok Raya, S.H., M.Hum
  27. Drs. H. Bambang Irianto, SH.MM


Kota Madiun dahulu merupakan pusat dari Karesidenan Madiun, yang meliputi wilayah Magetan, Ngawi, Ponorogo, dan Pacitan. Meski berada di wilayah Jawa Timur, secara budaya Madiun lebih dekat ke budaya Jawa Tengahan (Mataraman atau Solo-Yogya), karena Madiun lama berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram.

Pada tahun 1948, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh PKI di Madiun yang dipimpin oleh Musso di daerah Dungus, Wungu, Kabupaten Madiun yang sekarang di kenal dengan nama Monumen Kresek.

Sosial Budaya

 
Nasi Pecel merupakan makanan khas Kota Madiun

Pada 2007, jumlah penduduk Kota Madiun mengalami pertumbuhan rata-rata sebanyak 5 persen. Jumlah penduduk berdasarkan usia cukup dinamis. Usia di bawah 15 tahun, jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dari jumlah perempuan, tetapi untuk usia antara 15 sampai 19 lebih banyak perempuan. Demikian juga untuk usia 50 tahun ke atas, jumlah perempuan jauh lebih besar dari pada jumlah laki-laki.

Dalam periode 2003-2007, rata-rata lama sekolah di Madiun mencapai 9,5 sampai 10,32 tahun atau sampai kelas 10 (setingkat SLTP). Masih jauh dari kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan sebuah kota yang berbasis sektor jasa dan perdagangan. Namun demikian, angka tersebut jauh di atas rata-rata Propinsi Jawa Timur yang mencapai 6,5 sampai 7,06 tahun.

Madiun terkenal dengan produk unggulannya makanan brem. Salah satu makanan khas Madiun adalah Pecel Madiun, serta sambal pecel madiun. Kota Madiun juga merupakan pelestari budaya tradisional, yaitu pencak silat. Dimana merupakan salah satu kekayaan seni beladiri di Indonesia. Bentuk-bentuk pelestarian itu seperti masih adanya berbagai organisasi pencak silat yang asli Madiun seperti Setia Hati yang merupakan salah satu perguruan pencak silat tertua di Indonesia yang turut membentuk alur aliran pencak silat di Indonesia, Setia Hati Terate yang dapat dikatakan sebagai organisasi pencak silat terbesar di Indonesia yang turut membidani lahirnya IPSI ( termasuk 10 perguruan historis IPSI bersama Setia Hati Organisasi - Semarang ), Setia Hati Tattuhu Tekad, Setia Hati Tunas Muda Winongo, Pencak Silat & Tenaga Dalam " Persaudaraan Rasa Tunggal ", Perguruan Pencak Silat-Beladiri Tangan Kosong (PPS Betako) Merpati Putih, OCC Pangastuti, Ki Ageng Pandan Alas, IKSPI Kera Sakti, Perisai Diri dan Persati

Lihat pula

Julukan Kota

  • Kota Brem
    • Dikarenakanan makanan Brem merupakan makanan khas Madiun yang telah dikenal masyarakat luas.
  • Kota Pecel
    • Madiun mendapat julukan kota pecel karena mempunyai makanan Nasi pecel makanan khas yang bergizi untuk kesehatan
  • Kota Sastra
    • Kota Sastra juga menjadi julukan Kota Madiun karena para pelajar di sini sangat pintar berprestasi di bidang sastra.
  • Kota Sepur (Kota Kereta Api)
    • Madiun dikenal kota sepur atau kota kereta api, hal ini dibuktikan dulu Madiun merupakan arus lalu lintas kereta api yang ramai.
  • Kota Pelajar
    • Kota Pelajar ini juga menjadi julukan kota Madiun karena banyak pelajar dari luar kota yang belajar di Kota Madiun sehingga menimbulkan kota Madiun kepadatan pelajar.
  • Kota Budaya.
    • Kota Madiun merupakan kota pewarisan budaya yaitu Budaya Pencak Silat Setia Hati.
  • Kota Gadis(Perdagangan, Pendidikan dan Industri)
    • Kota Madiun merupakan kota industri yaitu Industri Kereta Api dan Industri Gamping.

Pranala luar

Catatan kaki