Iskandarwassid

Revisi sejak 29 Mei 2012 10.12 oleh Botrie (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)

Iskandarwassid

Iskandarwassid, Sastrawan Sunda, Tokoh pendidik, aktif di dunia pendidikan sejak tahun 1960

(Prof. Dr. Iskandarwassid,MPd.) , Iswas, nama panggilannya lahir di Cimahi, Bandung 10 Mei 1939, agamanya Islam Nama istrinya Siti Jenab.[1] Anak-anakna: Sonny Wijaksana, Rinni Hanaria, Fitri Ganjari, Riana Surtikanti, jeung Arismaya.[1]

Bagi Iswas mengarang dengan mewujudkan hasil observasi pasif setelah digabungkan dengan imajinasi.[1].Pernah Iswass mencoba menulis karya dengan hanya mengandalkan imajinasi, tapi ternyata hasilnya tidak memuaskan.[1]

Minatnya akan sastra mulai timbul ketika Iswass bersekolah di kelas lima SD.[1] Pada waktu itu, gurunya, Ardiwinata sering bercerita di depan kelas.[1] Yang diceritakan biasanya kutipan dari buku-buku berbahasa Sunda terbitan Balai Pustaka seperti Nunggul Pinang dan Trésna Séna jeung Nyi Putri Sedihasih.[1]


Pendidikan

  1. SR Cipageran (1953)[1]
  2. SGB (1956)[1]
  3. SGA Negeri 1 Bandung (1959)[1]
  4. Sarjana Muda Bahasa dan Sastra Sunda/ Indonesia IKIP Bandung (sekarang UPI) (1964)[1]
  5. Sarjana Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Bandung (1973)[1]
  6. S2 Pendidikan IKIP Bandung[1]
  7. S3 UPI Bandung (2002)[1]


Karir

  1. Guru SD (1960)[1]
  2. Guru Bahasa Inggris SMP BPI[1]
  3. Guru SMA Negeri XI Bandung (1967-1979)[1]
  4. Wakil Kepala Sekola (1974) [1]
  5. Dosen FKSS IKIP Bandung (dari tahun 1978)[1]
  6. Dosen Program Magister Pendidikan Bahasa dan Budaya Sunda, UPI Bandung (sejak 2009) [1]
  7. Redaktur Majalah Sangkuriang.[1]
  8. Redaktur Majalah Campaka [1].
  9. Redaktur Majalah Pitaloka [1].
  10. Kolabolator Dr. H. Chambert Loir EFEO (L’Ecole Francaise d’Extreme-Orient (1972-1976) [1].

Karya

  1. Halimun Peuting (Kumpulan cerpen Sunda, 1989)[1].
  2. Kamus Istilah Sastra (1992)[1].
  3. dan lain-lain

Penghargaan

  1. Hadiah Sayembara Menulis Pantun dari Majalah Teruna, Jakarta (1955)[1].
  2. Hadiah Sastra Manglé untuk tulisan berjudul "Pernahna Dayeuh Pajajaran ceuk Pantun" (1976)[1].
  3. Hadiah Rancagé untuk buku kumpulan cerpen berbahasa Sunda Halimun Peuting.[1]


Mengenai sebagian sifat dirinya, Iswass mengatakan, "Mengapa bisa akrab dengan Karna (Karna Yudibrata), lantaran karena saya suka menentang pendapat orang lain.[2] Entah apa sebab saya punya sifat seperti itu.[2] Dalam diskusi-diskusi, terhadap pendapat orang lain inginnya menentang terus.[2] Pede, kadang-kadang overacting, entah kompensasi dari apa.[2]


Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac Rosidi, Ajip. 2003. Apa Siapa Orang Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.
  2. ^ a b c d IKA JPBD FPBS UPI. 2001. Karna Yudibrata ceuk Sobat jeung Muridna. Bandung: Geger Sunten.