Bleng (IPA: /bləŋ/, dari bahasa Jawa) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.

Boraks
Borax crystals
Ball-and-stick model of the unit cell of borax decahydrate
Nama
Nama IUPAC
Sodium tetraborate decahydrate
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChemSpider
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
  • InChI=1S/B4O7.2Na.10H2O/c5-1-7-3-9-2(6)10-4(8-1)11-3;;;;;;;;;;;;/h;;;10*1H2/q-2;2*+1;;;;;;;;;; YaY
    Key: CDMADVZSLOHIFP-UHFFFAOYSA-N YaY
  • InChI=1/B4O7.2Na.10H2O/c5-1-7-3-9-2(6)10-4(8-1)11-3;;;;;;;;;;;;/h;;;10*1H2/q-2;2*+1;;;;;;;;;;
    Key: CDMADVZSLOHIFP-UHFFFAOYAP
  • [Na+].[Na+].[O-]B1OB2OB([O-])OB(O1)O2.O.O.O.O.O.O.O.O.O.O
Sifat
Na2B4O7·10H2O or Na2[B4O5(OH)4]·8H2O
Massa molar 381.37 (decahydrate)
Penampilan white solid
Densitas 1.73 g/cm³ (solid)
Titik lebur 743 °C (anhydrous) [1]
Titik didih 1575 °C
Senyawa terkait
Anion lain
Sodium aluminate; sodium gallate
Kation lainnya
Potassium tetraborate
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
YaY verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks, sementara asam borat murni buatan industri farmasi lebih dikenal dengan nama boraks.[2] Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak.

Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah lumpur (seperti di Bledug Kuwu, Jawa Tengah).

Legalitas

Pemerintah telah memperbolehkan penggunaan boraks sebagai bahan makanan, namun dibatasi oleh UU Kesehatan dan Keselamatan Nasional, batasnya hanya 1 gram per 1 kilogram pangan, bila lebih, itu ilegal, pelaku akan dipajara 12 tahun bila menambahkan lebih dari 1 gram per 1 kilogram pangan.

Bahaya bleng dan boraks

Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan dalam dosis berlebihan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian. Batas aman/legal penggunaan boraks dalam makanan adalah 1 gram / 1 kg pangan

Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini:

  • karak/lèmpèng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk)
  • mi
  • lontong, sebagai pengeras
  • ketupat, sebagai pengeras
  • bakso, sebagai pengawet dan pengeras
  • kecap, sebagai pengawet
  • cenil, sebagai pengeras

Substitusi bleng/boraks

Karena penggunaan bleng/boraks adalah sebagai pengenyal, bahan pengganti dapat dicari untuk fungsi yang sama. Air merang dan STPP (Sodium Tri-polyphosphate) dengan konsentrasi sama diketahui tidak memengaruhi tanggapan organoleptik (kesan fisik dan rasa) dari kerupuk beras.[3]

Referensi

  1. ^ CRC Handbook of Chemistry and Physics 86th edition (2005–2006) section 4 page 88
  2. ^ http://www.suaramerdeka.com/harian/0709/03/ragam05.htm
  3. ^ Yustina et al. 2009. Pengaruh bleng, air merang, dan STPP terhadap sifat organoleptik kerupuk puli rambak. BPTP Jawa Timur.

Pranala luar