VII Koto Talago, Guguak, Lima Puluh Kota
VII Koto Talago adalah nagari di kecamatan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia.
VII Koto Talago | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sumatera Barat | ||||
Kabupaten | Lima Puluh Kota | ||||
Kecamatan | Guguk | ||||
Kode Kemendagri | 13.07.02.2002 | ||||
Luas | - | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Kenagarian VII Koto Talago terdiri dari tujuh (7) jorong/desa antara lain: Koto Kociak, Padang Jopang, Sipingai, Padang Kandi, Ampang Godang, Tanjuang Jati dan Talago. Jorong Talago dipilih sebagai pusat Kenagarian VII Koto Talago, dimana pada jorong Talago terdapat sebuah Rumah Godang yang biasanya digunakan sebagai tempat musyawarah dan perhelatan nagari.
Sejarah
Pada tahun 1944, Soekarno pernah datang ke nagari ini menemui Syekh Abbas Abdullah dan Syekh Mustafa Abdullah untuk meminta pendapat tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dua tokoh tersebut merupakan ulama kaum muda dan pendiri madrasah Darul Funun, Padangjopang.
Pada tanggal 6 Juli 1949, disini terjadi pertemuan antara Delegasi Bangka pimpinan Mohammad Natsir dan J. Leimena dengan Syafrudin Prawiranegara serta pejuang PDRI lainnya. Pertemuan itu terkait dengan pengembalian mandat PDRI pasca-Perjanjian Roem-Roijen.
Tokoh dan Cendekiawan
VII Koto Talago merupakan salah satu nagari penghasil cendekiawan dan tokoh-tokoh terkemuka. Mereka antara lain :
- Abbas Abdullah, pendiri Sumatera Thawalib
- Aslim Tadjuddin, deputi gubernur Bank Indonesia
- Dewi Fortuna Anwar, direktur Habibie Research Center dan peneliti LIPI
- Desi Anwar, wartawan dan presenter televisi terkemuka
- Kamardi Thalut, profesor Universitas Andalas, Padang
- Syafrudin Karimi, dekan Fakutas Ekonomi Universitas Andalas
- Adri Sandra, penulis puisi dan prosa
Pranala luar
- (Indonesia) VII Koto Talago, Kampung Ulama dan Cendikiawan di Indonesia</ref>