Banjir Padang 2012

Revisi sejak 2 Juni 2012 03.55 oleh Disumaterabarat (bicara | kontrib) (Disumaterabarat memindahkan halaman Banjir di Padang tahun 2012 ke Banjir Padang 2012)

Banjir di Padang tahun 2011 meupakan bencana banjir yang melanda beberapa kawasan di kota Padang, Sumatera Barat pada 31 Mei 2012. Bencana ini disebabkan oleh hujan de­ras disertai petir dan angin ken­cang yang terjadi pada sore harinya. Bancana ini juga diperparah dengan tumbangnya sejumlah pohon dan tanah longsor di beberapa titik di kota Padang. Selain banyaknya kawasan yang terendam sehingga membuat puluhan warga mengungsi, bencana ini juga menyebabkan terbelahnya satu rumah dan merusak beberapa papan reklame hingga jatuh menimpa badan jalan maupun benda lain terutama kabel listrik. Bahkan satu tanggul diketahui je­bol, dan listrik di hampir se­paruh Kota Padang padam.[1][2]

Banjir di Padang tahun 2012
Tanggal31 Mei 2012
LokasiKota Padang

Sebelumnya, Badan Meteorologi Kli­ma­­tologi dan Geofisika (BMKG) telah memperkirakan bahwa cua­­ca ekstrem akan terjadi dalam beberapa minggu di pantai barat Sumatera, sehingga warga diimbau untuk was­pada terhadap longsor, dan ancaman terjadinya puting beliung.[1]

Kawasan terparah yang dilanda banjir ini di antaranya adalah Pegam­bi­ran, Kampung Kalawi, Lubuklintah, Pampangan, Duriantarung, dan Gu­nung­sa­rik, dimana genangan air men­­capai pinggang orang de­wasa. Sementara itu, di beberapa ka­wasan lainnya banjir merendam hingga se­lutut orang dewasa, seperti di La­pai, Lubukbegalung, Kam­­­pung Nias, Jati, Bagindo Aziz Chan, dan Pa­sar Raya. Sedangkan yang lainnya tidak terlalu parah seperti Jalan Juanda, Ja­lan Pemuda, Jalan S. Ratu­la­ngi, Patimura, Sawahan, dan Andalas.[1]

Dampak

Di Pegambiran, sebuah tang­gul di dekat Bank Nagari jebol hingga membuat air melimpah setinggi mencapai 1,5 meter. Puluhan pe­gawai yang ketika itu masih ter­perangkap hujan di kantor, ter­paksa diungsikan oleh tim Search and Rescue (SAR) dan tim Badan Penanggulangan Bencana Dae­rah (BPBD) Kota Padang. Di Ampang, warga mem­pro­tes pihak pelaksana pem­ba­ngu­nan Jalan Alai–Bypass yang dianggap tidak mela­kukan peng­kajian terhadap pem­bangunan jalan sehingga menimbulkan banjir hingga memasuki rumah warga setinggi 75 cm.[1]

Tingginya genangan air mem­­­buat angkutan kota tak bisa masuk ke Pasar Raya, sehingga banyak warga yang te­lan­tar karenanya. Se­bagian memilih untuk ber­jalan kaki dari Pasar Raya menuju Andalas. Di SPBU Sawahan, terlihat pohon tumbang menghalangi jalan. Selain itu, kemacetan panjang juga terjadi dari Andalas sampai Sawahan. Kendaraan berjalan beringsut, akibat genangan air cukup tinggi terutama di simpang Azizi, Andalas.[1]

Listrik juga padam di hampi separuh kota Padang, yang dise­bab­kan dari 200 megawatt (MW) beban puncak listrik di Pa­dang 75 MW di antaranya tidak tersa­lur­kan. Kondisi tersebut terjadi aki­bat pohon dan papan reklame tum­bang menimpa kabel jari­ngan PLN, dan banyaknya gardu hubung (GH) yang terendam banjir. Kawasan yang listriknya padam meliputi Pa­dang Barat, Padang Selatan, Pa­dang Timur, sebagian Kuranji, bahkan hingga per­batasan Padang dengan kabupaten Pesisir Selatan.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f "Rumah dan Mobil Hancur, Sebagian Padang Gelap". Padang Ekspres. 1 Juni 2012. Diakses pada 2 Juni 2012.
  2. ^ "Banjir Terjadi di Padang". Kompas.com. 1 Juni 2012. Diakses pada 2 Juni 2012.