Indra keenam
Pengindraan ekstra adalah suatu pengindraan yang lebih atau peka pada sistem indera. Istilah ini dapat merujuk pada indera keenam.
Sejarah
Penelitian awal
Pada akhir abad ke-19, seorang peneliti Inggris, Frederic William Myers, menciptakan istilah "ESP" (Extra Sensory Perception). Istilah ini kemudian diadopsi oleh JB Rhine untuk menunjukkan kemampuan psikis. Misalnya retrokognisi, telepati, prekognisi dan kemampuan kognitif lainnya. Charles Robert Richet telah melakukan banyak penelitian tentang indera keenam ketika ia menjadi ketua Society for Psychical Research pada tahun 1905. Ia juga menjelaskan banyak teori tentang indera keenam dalam bukunya "Our Sixth Sense" pada tahun 1928.[1]
Berbagai percobaan telah dilakukan untuk menguji kemampuan indera keenam yang dimiliki seseorang. Termasuk eksperimen yang terkenal dengan menggunakan kartu Zener ataupun dengan menggunakan metode Ganzfeld.
Perkembangan yang lebih baru
Lilik Hendrajaya menjelaskan bahwa indera keenam merupakan bentuk "kecerdasan magnetik", suatu kecerdasan manusia dimana ia dapat mengolah dan menanggapi informasi magnetik dan atau ia mempunyai sistem magnetik yang dapat berproses dalam dirinya.
- “indera penglihatan, mengingat pembuluh darah dan syaraf sangat rapat dimata untuk merespon cahaya yang tidak lain juga gelombang elektromagnetik. Konsentrasi dan keinginan mengindera medan magnet dengan latihan akan melebarkan selang frekuensi spektra elektromagnetik yang dapat diindera oleh mata. Bantuan kepekaan magnetik dipembuluh darah membentuk proses peningkatan kepekaan ini.”
Pertumbuhan kepekaan indera bergantung pada kondisi lingkungan hidupnya. Masyarakat pantai akan peka dengan suara, dan debur ombak. Kondisi lingkungan hidup akan “melatih paksa“ manusia untuk mempunyai indera-indera yang lain, baik merupakan pengembangan yang tadi atau diluar tersebut: indera keenam, ketujuh dan seterusnya.[2]
Referensi
- ^ Richet, C 1928. Our Sixth Sense. London: Rider.
- ^ Hendrajaya, L 2005. Kecerdasan Magnetik FI ITB.