Kerusuhan sepak bola Catania 2007
Artikel ini membahas suatu peristiwa terkini. Informasi pada halaman ini dapat berubah setiap saat seiring dengan perkembangan peristiwa dan laporan berita awal mungkin tidak dapat diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini. |
Pada 2 Februari 2007, terjadi hooliganisme antara pendukung tim sepakbola dan polisi di Catania, Italia. Bentrokan ini terjadi selama dan sesudah pertandingan Serie A antara Catania dan Palermo. Seorang polisi, Filippo Raciti, 40, tewas.
Pertandingan ini mulanya akan dilaksanakan pada tanggal 4 Februari jam 3 sore, tapi atas permintaan manajemen Catania dimajukan jadi 2 Februari jam 6 sore agar tidak berbenturan dengan perayaan. Pertandingan dimulai tanpa pendukung Palermo, yang datang 10 menit setelah permulaan babak 2. Setelah mereka masuk stadion dengan skor 1-0 untuk Palermo, penonton mulai melempar bom gas dan petasan. Polisi membalas dengan melemparkan gas air mata. Wasit Stefano Farina memutuskan untuk menghentikan pertandingan selama lebih dari 40 menit karena para pemain juga terkena akibat gas air mata. Setelah pertandingan usai dengan kemenangan 2-1 untuk Palermo, pendukung Catania di luar stadion mulai menyerang polisi.
Akibat hal ini, Luca Pancalli membatalkan semua acara yang berhubungan dengan sepakbola di Italia, termasuk semua pertandingan profesional, amatir, dan tim nasional. Sehari setelah kejadian ini, muncul graffiti di gedung utama surat kabar lokal Il Tirreno di Livorno yang mengatakan bahwa kejadian ini adalah balas dendam kematian perusuh anti-globalisasi Carlo Giuliani pada 2001. Graffiti serupa muncul di Piacenza, Roma, Milano, dan Palermo.
Pemerintah Italia saat ini berencana memperketat peraturan keamanan di stadion sepakbola, dikenal dengan nama Decreto Pisanu sesuai mantan Mendagri Giuseppe Pisanu. Diberlakukan larangan membawa petasan dan bom gas ke dalam stadion, dan selama Februari 2007 tidak diadakan pertandingan di malam hari.