Museum Nasional Indonesia

museum di Indonesia
Revisi sejak 11 Februari 2007 15.03 oleh Meursault2004 (bicara | kontrib) (gambar dan beberapa hal)

Museum Nasional Republik Indonesia atau Museum Gajah, adalah sebuah museum yang terletak di Jakarta Pusat dan persisnya di Jalan Merdeka Barat.

Gambar museum

Sejarah Museum Gajah

Museum Nasional Republik Indonesia adalah salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad 18. Ia dibangun pada tahun 1862 oleh Pemerintah Belanda di bawah Gubernur-Jendral Reinier de Klerk sebagai respons adanya perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda. Museum ini diresmikan pada tahun 1868.

Kata gajah ditambahkan kepada nama museum sejak dihadiahkannya patung gajah oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada 1871. Kemudian pada 28 Mei 1979, namanya resmi menjadi Museum Nasional Republik Indonesia. Kemudian pada 17 Februari 1962, Lembaga Kebudayaan Indonesia diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia. Sejak itu pengelolaan museum resmi oleh Direktorat Jendral Sejarah dan Arkeologi, di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Catatan di website Museum Nasional Republik Indonesia pada tahun 2001 menunjukkan bahwa koleksinya telah mencapai 109.342 buah. Jumlah koleksi itulah yang membuat museum ini dikenal sebagai yang terlengkap di Indonesia.

Museum ini terletak di Jalan Merdeka Barat.

Koleksi Museum Gajah

Berkas:Singosari 1351.jpg
Gambar Prasasti dari Singosari, Malang bertarikh tahun 1351 Masehi. Prasasti yang merupakan koleksi Museum Gajah ini, terkenal karena menyebut Gajah Mada.

Museum Gajah banyak mengkoleksi benda-benda kuna dari seluruh Nusantara. Antara lain yang termasuk koleksi adalah arca-arca kuna, prasasti, benda-benda kuna lainnya dan barang-barang kerajinan. Koleksi-koleksi tersebut dikategorisasikan ke dalam etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, patung batu, dan benda berharga.

Sebelum gedung Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Salemba 27, Jakarta Pusat didirikan, koleksi Museum Gajah termasuk naskah-naskah manuskrip kuna.

Sumber koleksi banyak berupa hadiah dari negara lain, penggalian arkeologis, dan sumbangan pencinta ilmu pengetahuan.

Koleksi yang menarik adalah Patung Bhairawa patung yang tertinggi di Museum Nasional dengan tinggi 414 cm ini merupakan manifestasi dari Dewa Tantri-Buddha, yang juga disebut sebagai Dewa Kematian. Patung dengan figur laki-laki berdiri diatas tumpukan mayat tengkorak dan memegang cangkir berbentuk seperti tengkorak di tangan kiri dan keris pendek dengan gaya Arab ditangan kanannya, ditemukan di Padang Lawas, Sumatra Barat. Diperkirakan patung ini berasal dari abad ke 13 - 14.

Pemeliharaan Koleksi

Pada 1960an, pernah terjadi pencurian koleksi emas yang tidak pernah bisa diungkap. Pada 1979 terjadi pula pencurian koleksi uang logam. Pada 1987 beberapa koleksi keramik senilai Rp. 1,5 milyar. Dan pada 1996 pencurian lukisan yang bisa ditemukan kembali di Singapura.

Hal ini menyadarkan pengelola bahwa keamanan adalah faktor penting untuk menjaga koleksi. Karena itu museum dilengkapi dengan alarm, kamera pengaman, dan 17 petugas keamanan.

Kondisi koleksi dijaga dengan ketat dengan usaha konservasi. Terutama adalah koleksi dari kertas yang butuh penanganan hati-hati. Seringkali bagian koleksi yag rusak diganti dengan bahan tiruan. Meskipun hal ini mengurangi otentisitas, tetapi tetap mempertimbangkan sisi estetika dan bentuk asli karya yang dikonservasi. Sering pula ditemui usaha rekonstruksi untuk mengganti koleksi yang rusak parah.

Secara umum, hal ini memperlihatkan sikap umum museum di kebanyakan wilayah Asia yang lebih mengutamakan restorasi daripada menjaga ontentisitas.

Lihat pula

Referensi

  1. Situs resmi Museum Nasional
  2. Artikel resmi Museum Nasional dari Departemen Pendidikan Nasional
  3. "Museum Mulai Jadi Alternatif Wisata Warga Jakarta"
  4. Konservasi koleksi di Museum Nasional