Lion Air

perusahaan asal Indonesia

Lion Air adalah nama sebuah maskapai penerbangan berbiaya murah yang berasal dari Indonesia. Maskapai ini merupakan maskapai pertama di Asia yang memberikan 2 kelas (bisnis dan ekonomi)[1].

Lion Air
Berkas:Logolionair.gif
IATA ICAO Kode panggil
JT LNI LION INTER
Didirikan19 Oktober 1999
PenghubungBandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta
Kota fokus
Program penumpang setiaLion Pasport Club
Lounge bandaraLion King Lounge
AliansiWings Air
Armada72(+353 pesanan)
Tujuan61
Perusahaan indukPT Lion Mentari Airlines
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Tokoh utamaRusdi Kirana, Presiden Direktur
Situs webwww.lionair.co.id

Kode Data

  • Kode IATA: JT
  • Kode ICAO: LNI
  • Callsign: LION INTER

Armada

Armada Lion Air per April 2012 terdiri dari:

Armada Lion Air dalam pemesanan terdiri dari:

Pesawat Berdinas Pesanan Penumpang Catatan
Bisnis Ekonomi Total
Boeing 737-300 2 0 0 149 149 Keluar Dari Armada 2013
Boeing 737-400 9 0 8 150 158 Keluar Dari Armada 2013
Boeing 737-800 2 11 0 189 189 Pengalihan dari seri 900ERs diperkirakan untuk Batik Air
Boeing 737-900ER 61 133 0 / 10 213 / 195 213 / 205 Pengguna Pertama Didunia
Boeing 737 MAX 9 0 201 ? ? ? Pengguna Pertama Boeing 737 MAX 9 Dan Pengguna Pertama Di Asia (to delivery 2017)
Boeing 747-400 2 0 22 484 506
McDonnell Douglas MD-90-30 6 0 8 153 161 Keluar Dari Armada 2013
Total 72 353 Update Terakhir 20 April 2012

Mantan Armada

Jenis Pesawat Total
Airbus A310 1
Boeing 737-200 1
McDonnell Douglas MD-82 13

Sejarah

Berkas:Lion 737-400.jpg
Armada Boeing 737-400

Perjalanan panjang yang telah ditempuh Lion Air berawal dari penerbangan domestik yang kecil. Setelah 13 tahun pengalaman di bisnis wisata yang ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tours, kakak-beradik Kusnan dan Rusdi Kirana bertekad menjadikan impian mereka untuk memiliki usaha penerbangan menjadi kenyataan. Dibekali ambisi yang tinggi dan modal awal 10 juta dolar Amerika Serikat, Lion Air secara hukum didirikan pada bulan Oktober tahun 1999. Namun pengoperasian baru berjalan di mulai pada tanggal 30 Juni tahun 2000, dengan menggunakan sebuah pesawat Boeing 737-200. Saat ini, Rusdi Kirana sebagai salah satu pemilik Lion Air memegang jabatan sebagai Presiden dan juga Direktur.

Hingga pertengahan 2005, bersama dengan penerbangan internasional lainnya, Lion Air menempati Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta; sedangkan perusahaan penerbangan lokal atau penerbangan domestik menempati Terminal Satu. Faktor tersebut, selain mampu memberikan para penumpang kemudahan penerbangan sambungan ke Indonesia atau dari Indonesia ke tujuan internasional lainnya, juga memberikan keuntungan lebih dari segi prestise. Tetapi kemudian Lion Air dipindahkan ke Terminal 1A dan penerbangan ke Pulau Sumatera,Batam,Pangkalpinang,dan Palangkaraya dioperasikan di terminal 1B (mulai 11 Oktober 2010)hingga saat ini.Sedangkan semua penerbangan internasional Lion Air dilayani dari terminal 2E.

Pada 2005, Lion Air memiliki 24 pesawat penerbangan yang terdiri dari 19 seri McDonnell Douglas MD-82 dan 5 pesawat DHC-8-301. Untuk memenuhi layanan yang rendah biaya, Armada Lion Air didominasi oleh MD-80 karena efisiensi dan kenyamanannya. Dalam upaya meremajakan armadanya, Lion Air telah memesan 178 Boeing 737-900ER yang akan diantar bertahap dari 2007 hingga 2014. Lion Air berencana bersaing baik dengan Garuda Indonesia maupun Saudi Arabian Airlines untuk menerbangi rute-rute umroh bahkan haji dengan pesawat Boeing 747-400. 2 (dua) Pesawat Boeing 747-400 sudah masuk dalam armadanya.

Lion Air Kini

Pada Tahun 2011 disela-sela ASEAN Summit di Nusa Dua,Bali tanggal 18 November 2011 Lion Air mengumumkan bahwa memesan 201 Pesawat Boeing 737 MAX dan 29 Pesawat Boeing 737-900ER. Pemesanan ini sekaligus mengalahkan rekor dalam hal jumlah pemesanan pesawat yang sebelumnya dipegang Maskapai Emirates.

Kasus-kasus yang menimpa Lion Air

Bulan Januari 2012, terungkap bahwa beberapa pilot dan kru Lion Air menggunakan narkoba jenis sabu-sabu. Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara langsung mencabut lisensi kru-kru dan pilot yang terlibat. awal 2011 seorang kru kabin ditangkap Polda Metro Jaya karena kedapatan memiliki sabu-sabu, Kemudian pada akhir tahun 2011, Muhammad Nasri, seorang ko-pilot dan 2 ko-pilot lainnya ditangkap dalam sebuah pesta narkoba di Tangerang, dan pada awal 2012 seorang pilot lain berinisial HA ditangkap Makassar dalam kasus yang sama.[2]

Pada 4 Februari 2012 lalu, pukul 3 dini hari WIB, seorang pilot Lion lain berinisial SS ditangkap karena kedapatan menggunakan sabu-sabu, meskipun ia harus bertugas dalam penerbangan Surabaya-Makassar-Balikpapan-Surabaya pada pukul 06:00 WIB. 3 pilot lain yang menemaninya bermain kartu tidak terbukti memakai narkoba, karena hasil tes urinnya negatif.[3]


Galeri

Insiden yang menimpa Lion Air

  • 14 Januari 2002, Lion Air Penerbangan 386 PK-LID, Boeing 737-200 rute Jakarta-Pekanbaru-Batam gagal mengudara (take off) dan terjerembab setelah lebih dari lima meter badan pesawat meninggalkan landasan pacu di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Tujuh orang penumpangnya luka-luka dan patah tulang.
  • 31 Oktober 2003, Lion Air Penerbangan 787, MD-82 rute Ambon-Makassar-Denpasar, keluar jalur saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 3 Juli 2004, Lion Air Penerbangan 332, MD-82 rute Jakarta-Palembang mendarat tidak sempurna di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.
  • 30 November 2004, Lion Air Penerbangan 538 PK-LMN, MD-82 rute Jakarta-Solo-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Adisumarmo, Solo. 26 orang penumpangnya tewas.
  • 10 Januari 2005, Lion Air Penerbangan 789, MD-82 gagal take off di Bandara Wolter Monginsidi, Kendari akibat salah satu bannya kempes.
  • 3 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 791, MD-82 rute Ambon-Makassar tergelincir saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 12 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 1641, MD-82 rute Mataram-Surabaya ketika akan take off di Bandara Selaparang, Mataram. Roda bagian depan tergelincir keluar landasan, sekitar setengah meter di sebelah utara dari pinggir landasan pacu.
  • 6 Mei 2005, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Jakarta-Makassar pecah ban saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar. Akibatnya, pilot terpaksa menghentikan pesawat di landasan pacu sebelum mencapai lapangan parkir.
  • 24 Desember 2005, Lion Air Penerbangan 792, MD-82 rute Jakarta-Makassar-Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 18 Januari 2006, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Ambon-Makassar-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 4 Maret 2006, Lion Air penerbangan 8987, MD-82 rute Denpasar-Surabaya tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda, Surabaya karena cuaca buruk.
  • 7 April 2006, Lion Air Penerbangan 391, MD-82 rute Pekanbaru-Jakarta batal lepas landas karena gangguan pada roda kiri di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Pesawat itu tak jadi lepas landas karena roda kirinya tiba-tiba tak bergerak walaupun sudah bergerak dari apron menuju ujung landasan dan siap terbang.
  • 24 Desember 2006, Lion Air Penerbangan 792,PK-LIJ Boeing 737-400 rute Jakarta-Makassar-Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 19 Maret 2007, Lion Air Penerbangan 311, MD-82 rute Banjarmasin-Surabaya batal lepas landas walaupun sempat meluncur di landasan pacu Bandar Udara Sjamsudin Noor, Banjarmasin.
  • 23 Februari 2009, Lion Air Penerbangan 972 PK-LIO, MD-90 rute Medan-Batam-Surabaya mendarat darurat di Bandara Hang Nadim Batam akibat macetnya roda depan. Semua penumpang selamat. [1]
  • 9 Mei 2009, MD-90 Lion Air PK-LIL tergelincir di Bandara Soekarno-Hatta
  • 3 November 2010, Lion Air Penerbangan 712 ,PK-LIQ Boeing 737-400 rute Jakarta-Pontianak-Jakarta tergelincir di Bandara Supadio Pontianak.
  • 14 Februari 2011, Lion Air Penerbangan 598, Boeing 737-900ER rute Jakarta-Pekanbaru tergelincir saat mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekan Baru.Semua Penumpang Selamat namun hal itu di tanggapi oleh Dirjen Perhubungan Darat dengan menyatakan bahwa semua pesawat jenis Boeing 737-900ER Dilarang Mendarat di Kota Pekanbaru apabila landasan basah. Lion Air memutuskan menggunakan pesawat Boeing 737-400 untuk melayani rute tersebut (Hal ini kemungkinan akan menunda niat Lion Air untuk memensiunkan Boeing 737-400)
  • 15 Februari 2011, Lion Air tujuan Medan-Pekanbaru-Jakarta dengan nomor penerbangan JT 0295 berjenis Boeing 737-900 ER tergelincir di Pekanbaru pada pukul 17.00 WIB. Seluruh roda pesawat keluar dari lintasan bandara. . Seluruh penumpang tidak mengalami luka-luka.
  • Pada 17 February 2011 sebuah Lion Air Boeing 737-900 ER (pesawat yang sama yang tergelincir di Pekanbaru 2 hari sebelumnya) sedang didorong oleh traktor di bandara Jakarta dan tanpa sengaja mengarah ke pesawat Lion lainnya. Pesawat mengalami kerusakan pada stabilizer bagian belakang. Tidak ada laporan korban luka.[4]
  • Pada tanggal 23 Oktober 2011, Lion Air JT 673 tergelincir di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur sekitar pukul 07.24 Wita [5].

Referensi

Pranala luar