Piala Asia AFC 2007
Piala Asia AFC 2007 adalah kejuaraan sepak bola antarbangsa di Asia, yang diselenggarakan pada tanggal 7–29 Juli 2007. Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, Piala Asia AFC kali ini diselenggarakan di empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Pada turnamen ini secara mengejutkan Irak tampil sebagai juara setelah mengalahkan Arab Saudi dengan skor 1–0 di final berkat gol tunggal Younis Mahmoud.
Piala Asia 2007 (Indonesian, Malaysian) เอเชียนคัพ 2007 (Thai) Cúp bóng đá châu Á 2007 (Vietnamese) | |
---|---|
Berkas:Logo-asiancup2007.gif | |
Informasi turnamen | |
Tuan rumah | Indonesia Malaysia Thailand Vietnam |
Jadwal penyelenggaraan | 7 Juli–29 Juli |
Tempat penyelenggaraan | 8 (di 7 kota) |
Hasil turnamen | |
Juara | Irak (gelar ke-1) |
Tempat kedua | Arab Saudi |
Tempat ketiga | Korea Selatan |
Tempat keempat | Jepang |
Statistik turnamen | |
Jumlah pertandingan | 32 |
Jumlah gol | 84 (2,63 per pertandingan) |
Jumlah penonton | 724.222 (22.632 per pertandingan) |
Pemain terbaik | Younis Mahmoud |
Pencetak gol terbanyak | Younis Mahmoud Yasser Al-Qahtani Naohiro Takahara (4 gol) |
Piala Asia diselenggarakan tiap empat tahun sekali sejak 1956, yang terakhir diadakan di Republik Rakyat Cina pada 2004. Namun, karena Olimpiade dan Piala Eropa diadakan pada tahun yang sama dengan Piala Asia (2004, 2008, 2012, dan seterusnya), kalender olahraga menjadi sangat padat. AFC kemudian memutuskan untuk mengubah tradisi penyelenggaraan Piala Asia, yakni setelah penyelenggaraan tahun 2004 turnamen diadakan pada tahun 2007 atau menjadi tiga tahun setelahnya, dan sesudahnya kembali diadakan empat tahun sekali, yaitu 2011.
Ini adalah Piala Asia pertama yang diikuti Australia sebagai anggota AFC. Australia adalah negara pertama selain tuan rumah yang berhasil lolos kualifikasi.
Tempat penyelenggaraan
Keputusan empat tuan rumah pada penyelenggaraan kali ini, diusulkan dan dipresentasikan pada komite eksekutif oleh presiden AFC. Namun ia kemudian meralat keputusan ini dan menyebutnya sebagai "kesalahannya". Hal ini disebabkan kesulitan finansial dan logistik dalam mengorganisasi ajang ini melintasi empat negara.
Ia mengatakan bahwa, "Ternyata sangat sulit untuk komite eksekutif harus memiliki empat komite penyelenggara, empat pusat media dan juga terdapat pertimbangan finansial." Ia juga mengungkapkan bahwa "Ia pasti tidak akan melakukannya lagi," jika ia memiliki pilihan.
Jakarta | Palembang | Kuala Lumpur | Shah Alam |
---|---|---|---|
Stdn. Utama Gelora Bung Karno | Stadion Jakabaring | Stadion Nasional Bukit Jalil | Stadion Shah Alam |
Kapasitas: 100.800 | Kapasitas: 40.000 | Kapasitas: 87.411 | Kapasitas: 69.932 |
Peta penyelenggaraan turnamen | |||
Bangkok | Bangkok | Hanoi | Ho Chi Minh City |
Stadion Rajamangala | Stadion Suphachalasai | Stadion Nasional My Dinh | Stadion Angkatan Darat |
Kapasitas: 65.000 | Kapasitas: 35.000 | Kapasitas: 40.000 | Kapasitas: 25.000 |
Pada 19 Desember 2006, undian pembagian grup diselenggarakan di Pusat Konvensi Kuala Lumpur.
Perangkat pertandingan
16 wasit dan 24 asisten wasit telah dipilih secara resmi setelah menjalani tes kebugaran pada 2 Juli di Kuala Lumpur, Malaysia. Satu wasit dan dua asisten wasit dipilih juga dari CAF.[1]
† Diganti Shamsul Maidin setelah wasit ditarik keluar karena Cedera.[2][butuh klarifikasi]
Lagu tema
Pada Piala Asia AFC 2007 memiliki 2 lagu tema: "I believe" oleh Tata dari Thailand dan "Play hard" oleh Kim dari Vietnam.
Ringkasan
Babak penyisihan grup
Dalam babak penyisihan grup, semua tuan rumah tidak mampu memberikan penampilan yang dapat dibanggakan. Meskipun mampu memetik kemenangan, Indonesia dan Thailand gagal meraih tempat pada babak perempat final. Malaysia merupakan satu-satunya tuan rumah yang tidak pernah menang. Vietnam mampu lolos ke babak berikutnya hanya karena Qatar kalah dari Uni Emirat Arab. Babak ini juga memberikan hasil menarik. Beberapa tim unggulan tampak kesulitan menghadapi persaingan di masing-masing grup, seperti yang dialami Korea Selatan dan Australia. Sementara itu, tim yang kurang diperhitungkan, Irak mampu mengakhiri penyisihan grup di puncak. Jepang, juara kompetisi sebelumnya, tidak mendapatkan perlawanan berarti. Justru, Republik Rakyat Cina, runner-up kompetisi sebelumnya secara mengejutkan harus pulang lebih awal setelah hanya mampu menang atas Malaysia, bermain imbang dengan Iran dan ditaklukan Uzbekistan.
Babak gugur
Pada babak perempat final, tim unggulan Australia harus mengakui keunggulan Jepang setelah kalah dalam adu penalti. Kekalahan ini begitu mengecewakan Australia, sehingga salah satu pemainnya mengatakan bahwa Australia harus mulai mengubah cara pandang dan strategi terhadap tim-tim Asia. Sementara itu, tim yang semula diragukan kemampuannya karena situasi dalam negerinya, Irak, mampu memetik kemenangan atas Vietnam. Sementara itu, langkah Iran dihentikan Korea Selatan dalam adu penalti, dan langkah Uzbekistan dihentikan Arab Saudi.
Pada babak semifinal, tanpa diduga, Irak mampu menaklukkan Korea Selatan setelah menahan imbang 0 - 0 hingga perpanjangan waktu. Dalam adu penalti, Irak mampu mencetak 4 gol sementara Korea Selatan hanya 3 gol. Hasil ini sangat membanggakan warga Irak yang negerinya carut-marut dirobek pemboman di mana-mana. Di final, Irak berhadapan dengan tim favorit juara Arab Saudi, yang menaklukan Jepang.
Pada babak perebutan tempat ketiga, Jepang dikalahkan Korea Selatan, melalui adu penalti setelah kedudukan masih tetap 0-0 hingga perpanjangan waktu. Walaupun dapat membawa tim asuhannya ke posisi ketiga, pelatih tim Korea, Pim Verbeek mengundurkan diri karena merasa gagal.
Sementara itu pada pertandingan final yang dilaksanakan pada 29 Juli 2007, Irak mampu membungkam Arab Saudi, yang didukung paling tidak 15.000 penonton yang datang dari negaranya ke Jakarta, dengan gol tunggal. Kemenangan ini dirayakan warga Irak dengan konvoi di jalan-jalan sambil membunyikan senapan meskipun telah dilarang oleh aparat keamanan. Sementara kapten tim Irak Younis Mahmoud terpilih sebagai pemain terbaik Piala Asia 2007 yang juga mencetak gol satu-satunya bagi Irak di final saat lawan Arab Saudi.
Hasil pertandingan
Babak penyisihan grup
Melaju ke babak gugur |
Grup A
Tim | Main | M | S | K | GM | GK | SG | Poin |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Irak | 3 | 1 | 2 | 0 | 4 | 2 | +2 | 5 |
Australia | 3 | 1 | 1 | 1 | 6 | 4 | +2 | 4 |
Thailand | 3 | 1 | 1 | 1 | 3 | 5 | –2 | 4 |
Oman | 3 | 0 | 2 | 1 | 1 | 3 | –2 | 2 |
Thailand | 1–1 (HT: 1–1) |
Irak |
---|---|---|
Sutee Suksomkit 6' (pen.) Kosin Hathairattanakool 23' Nirut Surasiang 59' Suree Sukha 76' Datsakorn Thonglao 90' |
(Laporan) | Younes Khalef 32' Haitham Tahir 51' |
Australia | 1–1 (HT: 0–1) |
Oman |
---|---|---|
Brett Emerton 18' Timothy Cahill 89' 90+1' |
(Laporan) | Ahmed Al Mahaijri 21' Badar Al-Maimani 31' Mohamed Al Noobi 33' Yousuf Al-Busaidi 52' Juma Al Wahaibi 55' |
Oman | 0–2 (HT: 0–0) |
Thailand |
---|---|---|
Hassan Al Gheilani 24' Amad Al Hosni 28' Said Suwailim 35' Juma Al Wahaibi 43' |
(Laporan) | Pipat Thonkanya 70' 78' Suchao Nutnum 83' |
Irak | 3–1 (HT: 1–0) |
Australia |
---|---|---|
Nashat Ali 22' Hawar Taher 60' Haitham Tahir 62' Qusay Aboudy 81' Karrar Mohammed 86' |
(Laporan) | Jason Culina 12' Vincenzo Grella 35' Lucas Neill 42' 90+3' Mark Viduka 47' Luke Wilkshire 89' |
Thailand | 0–4 (HT: 0–1) |
Australia |
---|---|---|
Nirut Surasiang 45+2' Datsakorn Thonglao 73' |
(Laporan) | Michael Beauchamp 20' John Aloisi 28' Mark Viduka 80' 83' Luke Wilkshire 84' Harry Kewell 90' |
Oman | 0–0 (HT: 0–0) |
Irak |
---|---|---|
Amad Al Hosni 45' Ahmed Al Mahaijri 90+2' |
(Laporan) | Qusay Aboudy 73' Ali Mshehid 76' |
Grup B
Tim | Main | M | S | K | GM | GK | SG | Poin |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jepang | 3 | 2 | 1 | 0 | 8 | 3 | +5 | 7 |
Vietnam | 3 | 1 | 1 | 1 | 4 | 5 | –1 | 4 |
Uni Emirat Arab | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 6 | –3 | 3 |
Qatar | 3 | 0 | 2 | 1 | 3 | 4 | –1 | 2 |
Vietnam | 2–0 (HT: 0–0) |
Uni Emirat Arab |
---|---|---|
Van Tai Em Phan 25' Nhu Thanh Vu 33' Quang Thanh Huynh 58' 63' Cong Vinh Le 73' Huy Hoang Nguyen 78' Vu Phong Nguyen 88' |
(Laporan) | Haidar Mohamed 45+1' Abdulraheem Al Jenaibi 59' Majed Maqdemi 63' Basheer Al Hammadi 90+3' |
Jepang | 1–1 (HT: 0–0) |
Qatar |
---|---|---|
Naohiro Takahara 60' Yuki Abe 88' |
(Laporan) | Mesaad Al Hamad 20' Saad Al Shammari 49' Andres Quintana 88' Hussain Abdulrahman 90+2' |
Qatar | 1–1 (HT: 0–1) |
Vietnam |
---|---|---|
Talal Al Bloushi 22' Abdulla Koni 77' Andres Quintana 79' |
(Laporan) | Thanh Binh Phan 32' Hong Son Duong 42' Minh Chuyen Nguyen 90+3' |
Uni Emirat Arab | 1–3 (HT: 0–3) |
Jepang |
---|---|---|
Essa Hussain 34' Majed Maqdemi 40' Haidar Mohamed 52' Basheer Al Hammadi 53' Saeed Alkas 66' 79' |
(Laporan) | Naohiro Takahara 22' 27' Shunsuke Nakamura 42' 42' (pen.) Yoshikatsu Kawaguchi 83' |
Vietnam | 1–4 (HT: 1–2) |
Jepang |
---|---|---|
Keita Suzuki 7' (b.d.) Cong Minh Phung 83' Cong Vinh Le 87' |
(Laporan) | Seiichiro Maki 12' 59' Yasuhito Endo 31' Shunsuke Nakamura 52' Naotake Hanyu 89' |
Qatar | 1–2 (HT: 1–0) |
Uni Emirat Arab |
---|---|---|
Andres Quintana 33' 42' Majdi Siddiq 45+3' Abdulla Koni 46' Meshal Budawood 64' Mustafa Abdulla 69' Magid Hassan 89' |
(Laporan) | Rashid Al Hosani 40' Saeed Alkas 59' Amir Al Hammadi 77' Ismaeil Al Junaibi 90+2' Faisal Al Junaibi 90+4' |
Grup C
Tim | Main | M | S | K | GM | GK | SG | Poin |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Iran | 3 | 2 | 1 | 0 | 6 | 3 | +3 | 7 |
Uzbekistan | 3 | 2 | 0 | 1 | 9 | 2 | +7 | 6 |
Rep. Rakyat Cina | 3 | 1 | 1 | 1 | 7 | 6 | +1 | 4 |
Malaysia | 3 | 0 | 0 | 3 | 1 | 12 | –11 | 0 |
Malaysia | 1–5 (HT: 0–2) |
Rep. Rakyat Cina |
---|---|---|
Muhammad Shukor Adan 40' Indra Putra Mahayuddin 73' |
(Laporan) | Peng Han 15' 55' Jiayi Shao 36' Dong Wang 51' 90+3' Weifeng Li 75' Zhi Zheng 77' |
Iran | 2–1 (HT: 0–1) |
Uzbekistan |
---|---|---|
Andranik Timotian Samarani 49' S. Hosseini−Khoshkebejari 55' Mehdi Mahdavikia 77' Javad Kazemeyan 78' |
(Laporan) | Rahman Rezaei 16' (b.d.) |
Uzbekistan | 5–0 (HT: 3–0) |
Malaysia |
---|---|---|
Maksim Shatskikh 10' 89' Islom Inomov 24' Timur Kapadze 30' Ulugbek Bakaev 45+2' (pen.) 57' Aziz Ibragimov 85' |
(Laporan) | Rosdi Talib 9' Muhamad Kaironnisam Hussain 36' |
Rep. Rakyat Cina | 2–2 (HT: 2–1) |
Iran |
---|---|---|
Jiayi Shao 6' Zhi Zheng 27' Jianqing Mao 33' Peng Han 46' Weifeng Li 59' Haibin Zhou 90+2' |
(Laporan) | Javad Nekounam 6' 73' Rahman Rezaei 40' Ferydoon Zandi 45' Mehrzad Madanchiardekani 90+1' |
Malaysia | 0–2 (HT: 0–1) |
Iran |
---|---|---|
Muhammad Shukor Adan 44' | (Laporan) | Javad Nekonam 29' (pen.) Vahid Hashemian Korbekandi 39' Rasoul Paki Khatibi 63' Andranik Timotian Samarani 77' |
Uzbekistan | 3–0 (HT: 0–0) |
Rep. Rakyat Cina |
---|---|---|
Ulugbek Bakaev 6' Hayrulla Karimov 59' Maksim Shatskikh 72' Timur Kapadze 86' Alexander Geynrikh 90+4' |
(Laporan) | Haibin Zhou 57' Ting Zhu 88' |
Grup D
Tim | Main | M | S | K | GM | GK | SG | Poin |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Arab Saudi | 3 | 2 | 1 | 0 | 7 | 2 | +5 | 7 |
Korea Selatan | 3 | 1 | 1 | 1 | 3 | 3 | 0 | 4 |
Indonesia | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 4 | –1 | 3 |
Bahrain | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 7 | –4 | 3 |
Indonesia | 2–1 (HT: 1–1) |
Bahrain |
---|---|---|
Budi Sudarsono 14' Muhammad Ridwan 37' Elie Aiboy 40' Ricardo Salampessy 52' Bambang Pamungkas 64' Eka Ramdani 71' |
(Laporan) | Sayed Al Wadaei 27' Abdulla Marzooq 61' Talal Mahmood 90+3' |
Korea Selatan | 1–1 (HT: 0–0) |
Arab Saudi |
---|---|---|
Jae Jin Cho 28' Sung Kuk Choi 66' Sang Sik Kim 37' |
(Laporan) | Ahmed Al Mousa 25' Khaled Al Thaker 63' Yasser Al Qahtani 77' (pen.) Saud Khariri 89' |
Arab Saudi | 2–1 (HT: 1–1) |
Indonesia |
---|---|---|
Yasser Al Qahtani 12' Khaled Al Thaker 53' Saad Al Harthi 89' |
(Laporan) | Eka Ramdani 3' Firman Utina 15' Elie Aiboy 17' Budi Sudarsono 35' Syamsul Bachri 65' Atep 87' |
Bahrain | 2–1 (HT: 1–1) |
Korea Selatan |
---|---|---|
Sayed Al Wadaei 27' Salman Ali 43' Ismaeel Hasan 85' |
(Laporan) | Do Heon Kim 4' Chun Soo Lee 56' |
Indonesia | 0–1 (HT: 0–1) |
Korea Selatan |
---|---|---|
Elie Aiboy 6' Charis Yulianto 45+2' Syamsul Bachri 69' |
(Laporan) | Jung Woo Kim 34' Chi Woo Kim 80' |
Arab Saudi | 4–0 (HT: 2–0) |
Bahrain |
---|---|---|
Ahmed Al Mousa 18' Taiseer Al Jassam 33' 68' 80' Abdulrahman Al Qahtani 45' Saad Al Harthi 89' |
(Laporan) | Talal Mahmood 3' Faouzi Aaish 39' Sayed Husain 69' Rashed Al Doseri 77' |
Babak gugur
Perempat final | Semifinal | Final | ||||||||
21 Juli – Bangkok | ||||||||||
Irak | 2 | |||||||||
25 Juli – Kuala Lumpur | ||||||||||
Vietnam | 0 | |||||||||
Irak | 0 (4) | |||||||||
22 Juli – Kuala Lumpur | ||||||||||
Korea Selatan | 0 (3) | |||||||||
Iran | 0 (2) | |||||||||
29 Juli – Jakarta | ||||||||||
Korea Selatan | 0 (4) | |||||||||
Irak | 1 | |||||||||
21 Juli – Hanoi | ||||||||||
Arab Saudi | 0 | |||||||||
Jepang | 1 (4) | |||||||||
25 Juli – Hanoi | ||||||||||
Australia | 1 (3) | |||||||||
Jepang | 2 | |||||||||
22 Juli – Jakarta | ||||||||||
Arab Saudi | 3 | Perebutan tempat ketiga | ||||||||
Arab Saudi | 2 | |||||||||
28 Juli – Palembang | ||||||||||
Uzbekistan | 1 | |||||||||
Korea Selatan | 0 (6) | |||||||||
Jepang | 0 (5) | |||||||||
Perempat final
Jepang | 1–1 (a. e. t) 4–3 PSO (HT: 0–0) |
Australia |
---|---|---|
Naohiro Takahara 72' Yuki Abe 95' |
(Laporan) | John Aloisi 33' 69' Vincenzo Grella 75' David Carney 81' |
Adu penalti | |||
Shunsuke Nakamura Yasuhito Endo Yuichi Komano Naohiro Takahara Yuji Nakazawa |
4–3 | Harry Kewell Lucas Neill Tim Cahill Nicholas Carle David Carney |
Iran | 0–0 (a. e. t) 2–4 PSO (HT: 0–0) |
Korea Selatan |
---|---|---|
Mehrzad Madanchiardekani 27' | (Laporan) | Beom Seok Oh 67' |
Adu penalti | |||
Ferydoon Zandi Mehdi Mahdavikia Gholam Reza Enayati Rasoul Paki Khatibi |
2–4 | Chun Soo Lee Sang Sik Kim Do Heon Kim Jae Jin Cho Jung Woo Kim |
Arab Saudi | 2–1 (HT: 1–0) |
Uzbekistan |
---|---|---|
Yasser Al Qahtani 2' 44' Abdulrahman Al Qahtani 38' Saud Khariri 60' Walid Jahdali 62' Ahmed Al Mousa 75' |
(Laporan) | Anvar Gafurov 35' Vitaliy Denisov 52' Hayrulla Karimov 53' Maksim Shatskikh 53' Pavel Solomin 80' |
Semifinal
Adu penalti | |||
Hawar Taher Qusay Aboudy Haider Hussain Ahmed Abbas |
4–3 | Chun Soo Lee Dong Gook Lee Jae Jin Cho Ki Hun Yeom Jung Woo Kim |
Jepang | 2–3 (HT: 1–1) |
Arab Saudi |
---|---|---|
Yuji Nakazawa 37' Yuki Abe 53' Naohiro Takahara 69' |
(Laporan) | Yasser Al Qahtani 35' Malek Alhawsawi 47' 57' |
Perebutan tempat ketiga
Korea Selatan | 0–0 (a. e. t) 6–5 PSO (HT: 0–0) |
Jepang |
---|---|---|
Min Soo Kang 9' 56' Jin Kyu Kim 36' Jae Jin Cho 87' |
(Laporan) | Akira Kaji 106' |
Adu penalti | |||
Jae Jin Cho Beom Seok Oh Chun Soo Lee Ho Lee Jin Kyu Kim Chi Woo Kim |
6–5 | Shunsuke Nakamura Yasuhito Endo Yuki Abe Yuichi Komano Yuji Nakazawa Naotake Hanyu |
Final
- Penghargaan Man of The Match pada pertandingan ini jatuh kepada pemain Irak, Nashat Akram.[4]
Penghargaan
Pencetak Gol Terbanyak | Pemain Terbaik | Tim Ter-Fair Play |
---|---|---|
Younis Mahmoud Yasser Al-Qahtani Naohiro Takahara |
Younis Mahmoud | Jepang |
Pencetak gol
4 gol: 3 gol: 2 gol: |
1 gol:
|
Gol bunuh diri:
|
Kiprah Indonesia
Pada pertandingan pertamanya, Indonesia harus berhadapan dengan Bahrain pada 7 Juli 2007 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Bahrain lebih diunggulkan tetapi sebagai tuan rumah Indonesia memiliki keuntungan karena hadirnya puluhan ribu suporter fanatik yang hadir di stadion.
Babak pertama dibuka dengan serangan Indonesia ke lini pertahanan Bahrain. Pada menit keenam, penyerang Budi Sudarsono membuka peluang pertama. Namun, tendangannya masih bisa ditangkap kiper Bahrain, Ali Al Thani.
Pada menit ke-13, Budi Sudarsono berhasil mencetak gol untuk Indonesia. Lolos dari jebakan offside, Budi yang mendapat umpan dari Firman Utina berhasil melewati Ali dan menceploskan bola ke gawang Bahrain. Seketika Gelora Bung Karno bergemuruh. Penonton sontak mengangkat dan mengibarkan bendera Merah Putih.
Situasi sedikit senyap saat Bahrain berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-27. Adalah Sayed Al Wadaei yang berhasil mencetak gol memanfaatkan kemelut di depan gawang Indonesia. Bola yang coba dihalau bek M. Ridwan terkena kiper Jendri Pitoy, lalu direbut Sayed yang langsung menendang keras. Kedudukan 1 – 1 bertahan hingga turun minum.
Pada menit - menit awal babak kedua, tensi permainan sedikit menurun. Namun, tempo permainan kembali meningkat setelah pada menit ke-55, Indonesia kembali membuka peluang lewat Bambang Pamungkas yang menyongsong umpan jauh Firman Utina. Sayang, tendangan keras Bambang dari luar kotak penalti masih terlalu tinggi di atas mistar Bahrain.
Indonesia akhirnya unggul pada menit ke-64. Firman Utina melepaskan tendangan keras dari jarak jauh, namun masih membentur mistar gawang Bahrain yang dikawal Abdul Rahman Ahmed, pengganti Ali Al Thani. Beruntung, bola liar didapatkan Bambang Pamungkas yang mampu memaksimalkannya menjadi gol. Kembali seluruh penonton di Gelora Bung Karno bergemuruh. Hingga akhir pertandingan, kedudukan 2 – 1 tetap bertahan hingga peluit akhir pertandingan dibunyikan wasit Yuichi Nishimura asal Jepang.
Keberhasilan Indonesia pada pertandingan sebelumnya membangkitkan eforia di seluruh negeri. Moral dan rasa nasionalisme membumbung tinggi di seluruh rakyat Indonesia. Pada pertandingan ke-2 melawan Arab Saudi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang langsung ke stadion untuk melihat pertandingan Indonesia sekaligus memberikan dukungan. Pertandingan dimulai pada 19.30 WIB. Sesuai janjinya tim nasional Indonesia memperagakan permainan cepat sejak peluit dibunyikan wasit Ali Hamad Albadwawi asal Uni Emirat Arab. Mereka tidak memberi para pemain Arab Saudi waktu untuk mengembangkan permainan dan menguasai bola terlalu lama. Baru berjalan satu menit penyerang Budi Sudarsono langsung menggebrak sisi kanan pertahanan Arab Saudi. Namun tendangannya dari luar kotak penalti masih terlalu lemah sehingga dengan mudah ditangkap kiper Yasser Al Mosailem.
Arab Saudi perlahan mulai menemukan irama permainan mereka dan menekan pertahanan Indonesia. Tim asuhan pelatih asal Brasil Helio dos Anjos tersebut hampir mencetak gol ketika kapten Yasser Al Qahtani menggiring bola mengiris pertahanan Indonesia dan melepas umpan mendatar ke tengah kotak penalti. Bola berhasil disambut Ahmed Al Mousa tetapi tendangannya melambung jauh ke atas mistar.
Setelah pemain depan Indonesia Elie Aiboy gagal memanfaatkan peluang di depan gawang, Arab Saudi melancarkan serangan balik dari sektor kiri pertahanan Indonesia pada menit ke-14. Umpan lambung dilepaskan pemain tengah Arab Ahmed Al Bahri ke kotak penalti dan disambut kepala striker Yasser Al Qahtani dan kiper Indonesia Jendri Pitoy tidak mampu mencegah bola masuk ke gawang. Kedudukan menjadi 1 - 0 untuk Arab Saudi.
Dukungan sekitar 87.000 suporter justru semakin membahana setelah Indonesia tertinggal dan sepertinya semangat para pemain pun bertambah. Selang lima menit kemudian, sebuah kesalahan para pemain belakang Arab Saudi membuat Elie Aiboy bisa menggiring bola sendirian melewati seorang bek dan kiper Yasser Al Mosailem lalu menjebol gawang yang kosong untuk menyamakan kedudukan.
Setelah itu pertandingan berkembang semakin menarik dan kedua kesebelasan bergantian menyerang. Menjelang babak pertama berakhir, Indonesia hampir menambah gol namun bola sundulan bek Charis Yulianto masih bisa ditepis kiper Arab Saudi.
Indonesia tetap bermain dalam tempo tinggi begitu babak kedua dimulai. Permainan yang hidup dari Budi Sudarsono dan Elie di kedua sayap dan Firman Utina di lini tengah membuat Indonesia menciptakan beberapa peluang. Tetapi lini belakang Indonesia belum sepenuhnya padu dan beberapa kali berhasil ditembus oleh barisan penyerang Arab Saudi. Dua kali kiper Jendri Pitoy dipaksa bekerja keras untuk menyelamatkan gawangnya dari serbuan Abdulrahman Al Qahtani dan Malek Alhawsawi.
Permainan tempo tinggi yang diterapkan tampak membuat para pemain Indonesia kelelahan sehingga sejak menit ke-70. Arab Saudi mengambil alih permainan. Setelah berkali-kali gagal, Arab Saudi akhirnya mencetak gol penentu kemenangan saat injury time telah memasuki menit kedua. Pemain pengganti Saad Al Harthi menjebol gawang Indonesia melalui sundulan kepalanya, meneruskan umpan tendangan bebas Al Qahtani.
Kemenangan tersebut membawa Arab Saudi ke puncak Grup D dengan empat poin dari dua pertandingan, menggeser Indonesia yang baru mengumpulkan tiga poin. Banyak kalangan menilai Arab Saudi banyak diuntungkan oleh keputusan wasit, termasuk presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengirim surat yang ditulis dengan tangan dan menggunakan kertas berkop negara untuk mengajukan protes kepada AFC terkait penunjukan Ali Hamad Badwawi yang juga berasal dari jazirah Arab sebagai pemimpin pertandingan agar kemudian hari AFC lebih bijaksana dalam memilih wasit. Pada pertandingan tersebut, 2 ofisial pertandingan berasal dari Uni Emirat Arab, 1 dari Bangladesh, dan 1 dari Australia. Dalam suatu acaranya, News dot Com mengatakan bahwa kompetisi ini seharusnya bernama Piala Sepak Bola Arabia. [5]
Indonesia gagal menembus babak perempat final pada putaran final Piala Asia AFC 2007 yang dilangsungkan di Stadion Bung Karno setelah dikalahkan 1 - 0 oleh kesebelasan Korea Selatan. Pertandingan berlangsung cepat dan keras, penjaga gawang Markus Horrison memperlihatkan penampilan yang cemerlang dengan menggagalkan beberapa peluang Korea Selatan. Pada saat yang bersamaan, pada pertandingan dari grup yang sama (Grup D), Arab Saudi berhasil menaklukkan Bahrain dengan 4 - 0 di Stadion Jakabaring, Palembang. Arab Saudi dan Korea selatan yang mewakili grup D di babak selanjutnya.
Pendukung Indonesia
Setiap kali Indonesia bertanding, pendukung Indonesia berbondong-bondong menonton langsung di stadion. Suasana sekitar 87.000 penonton yang memenuhi Gelora Bung Karno saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya menggugah rasa nasionalisme. Selama pertandingan, suporter Indonesia tidak henti-henti meneriakkan yel-yel dukungan untuk skuat Merah Putih. Teriakan "Yo Ayo Ayo Indonesia, kuingin kita harus menang" berkali - kali menggema.
Lagu tersebut dikenal seluruh suporter Indonesia. Suporter asal Medan mengganti kata "Indonesia" dengan "PSMS" saat mereka beraksi di Stadion Teladan. Suporter dari Surabaya menggantinya dengan kata "Persebaya" saat di Stadion Gelora 10 November, atau dengan kata "Persib Bandung" jika di Stadion Siliwangi.
Di Gelora Bung Karno, lagu dinyanyikan kompak. Suporter mengganti nama klubnya dengan kata "Indonesia". Stadion selalu penuh oleh suporter yang memerahkan stadion hampir di setiap sudut. Mereka sangat percaya keajaiban bakal terjadi, bahwa untuk pertama kali Indonesia lolos ke perempat final Piala Asia. Mereka menjadi pemain ke-12 dalam arti sebenarnya, memberikan energi positif yang membuat timnas tampil kesetanan. Teriakan "Indonesia... Indonesia..." juga terus berkumandang. Gelombang manusia dari tribun kelas III sampai VIP membuat bulu kuduk merinding. Para pemain timnas pun terdorong oleh dukungan itu hingga mempertontonkan permainan tanpa lelah.
Kebiasaan para penonton yang datang mencari tiket sejak pagi hari, mempersiapkan atribut timnas serta datang berbondong-bondong ke Gelora Bung Karno akan menjadi kenangan yang diharapkan akan berulang pada masa depan. Berbeda dengan saat pertandingan Liga Indonesia ataupun Piala Indonesia, para penonton pertandingan timnas jauh lebih sopan. Mereka tidak mengganggu penonton lain serta sadar diri apabila tidak diperbolehkan masuk karena tidak memiliki tiket. Di tribun-tribun atas pun dengan mudah dapat ditemukan remaja-remaja puteri, atau rombongan keluarga yang bersorak memberi dukungan tanpa takut adanya gangguan.
Penjualan tiket di Indonesia
Indonesia - Bahrain
Tiket yang dijanjikan untuk dijual mulai siang hari ternyata tidak menjadi kenyataan. Loket penjualan baru dibuka satu jam menjelang pertandingan dimulai, sehingga antrean di loket menjadi luar biasa padat, dan kacau, serta tidak teratur.
Ribuan calon penonton yang ingin membeli tiket di tiket boks sudah menunggu sejak pukul 13.00, namun hingga pukul 16.00 belum juga dibuka. Kondisi ini membuat para calon penonton kesal.
Salah satunya dari kelompok suporter Pasoepati Solo. Sekitar 200 suporter mendatangi kantor PSSI yang terletak di sektor 21 Gelora Bung Karno. Mereka kemudian menuangkan kekesalannya itu dengan berorasi. Sebelumnya mereka sempat menuangkan kekesalan dengan merusak kaca di Gedung Squash tempat pemesanan tiket pertandingan. Mereka juga merusak pot-pot yang ada di sana.
Tak lama kemudian, Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid didampingi Sekertaris Jenderal Nugraha Besoes mendatangi para suporter. Salah seorang perwakilan suporter bernama Mahyadi kepada Nurdin mengatakan bahwa mereka jauh-jauh datang ke Jakarta untuk mendukung tim nasional Indonesia. Seusai mendengar keluh kesah para supporter ini, Nurdin mengizinkan mereka masuk secara gratis.
Sementara itu, koordinator Panitia Ticketing AW Iskandarsyah mengatakan, keterlambatan pembukaan tiket boks bukan karena kesalahan pihaknya, melainkan karena AFC yang tidak mengurusnya dengan benar. "Harusnya mereka sudah mengirimnya 10 hari sebelum pertandingan ini dimulai. Tapi, ini baru sampai Senin sore. Makanya kami hari ini terlambat membukanya," ujar Iskandarsyah.
Indonesia - Arab Saudi
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, loket tiket mulai dibuka semenjak 3 hari sebelum pertandingan, dan dijanjikan tiket mulai dijual mulai pagi hingga sore setiap harinya pada 7 loket di sekitar Gelora Bung Karno.
Para suporter yang mendatangi Gelora Bung Karno sejak pagi hari berkumpul di depan Gedung Squash untuk mencari informasi lokasi penjualan tiket. Akhirnya baru sekitar pukul 12.00 WIB loket dibuka di hanya 2 loket.
Keluhan akan maraknya calo tiket masih terdengar. Ribuan orang yang tertib mengantri akhirnya bisa mendapatkan tiket.
Indonesia - Korea Selatan
Ketidakjelasan informasi serta sulitnya mendapatkan tiket Indonesia melawan Korea Selatan sangat mengecewakan para pendukung Indonesia yang berniat membeli tiket, pada hari kedua penjualan tiket, 17 Juli.
Ribuan pendukung yang mendatangi Gelora Bung Karno sejak pagi untuk membeli tiket harus kecewa dan kesal karena loket penjualan tiket tidak dibuka. Tiket untuk semua kategori tidak jelas kapan akan dijual lagi.
Loket sempat dibuka pada sekitar pukul 10.00 WIB, tapi hanya selama sekitar 15 menit, lalu ditutup dengan alasan tiket habis. Kejadian ini sungguh tidak masuk akal, karena pada hari sebelumnya, hal yang sama juga terjadi. Loket buka sekitar 15 menit pada pukul 13.00, dan tidak lama kemudian ditutup dengan alasan habis. Sore harinya pukul 16.00 ternyata loket dibuka lagi, dan sempat menjual selama sekitar 1 jam.
Kekecewaan para pendukung Indonesia mencapai puncaknya pada 17 Juli. Sebagian di antara mereka bahkan sudah menginap dan mengantri dari pagi, karena tidak mendapatkan tiket pada hari sebelumnya. Kekesalan mereka ditumpahkan kepada para calo tiket, yang entah darimana bisa mengantongi banyak tiket. Dua orang calo tiket sempat dikejar massa, sebelum diamankan oleh aparat.
Sampai sore hari, loket belum juga dibuka. Massa kemudian memasuki halaman kantor PSSI untuk melakukan protes dan meminta kejelasan. "Pendudukan" kantor PSSI ini berakhir saat tibanya aparat Brimob yang dengan provokatif meraung-raungkan motornya di depan kantor PSSI tempat massa berkumpul. Massa tidak terprovokasi dan memilih untuk membubarkan diri.
Insiden listrik padam
Pada pertandingan babak penyisihan grup D yang mempertemukan Korea Selatan dengan Arab Saudi tanggal 11 Juli 2007 yang diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada menit ke-85 pertandingan, secara tiba - tiba lampu stadion padam sehingga stadion remang-remang. Hal itu memaksa wasit pertandingan Mark Shield asal Australia menghentikan pertandingan tersebut untuk sementara waktu. Setelah sekitar 20 menit, sebagian lampu tribun kembali menyala dan pertandingan dilanjutkan. [6]
Baik pihak Arab Saudi maupun pihak Korea Selatan mengungkapkan kekecewaan atas insiden ini, karena konsentrasi para pemainnya buyar.[7][8] Sementara itu, Panitia Lokal Piala Asia 2007 di Jakarta mengatakan bahwa insiden padamnya lampu itu disebabkan generator pusat kelebihan beban. Sementara, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mengatakan bahwa lampu penerangan tersebut mati karena pasokan listrik dari PLN menurun dan generator yang ada di stadion membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk menyalakan lampu. Walaupun demikian, pihak AFC menyatakan tidak akan menjatuhkan sanksi apapun kepada panitia lokal Indonesia atas insiden tersebut.[9].
Catatan
- ^ Laporan Resmi AFC menuliskan tidak ada yang hadir, namun Weltfussball.de [3] menuliskan 21.155 orang hadir.
Referensi
- ^ "Officials announced for Asian Cup". AFC. 2007-06-21. [pranala nonaktif]
- ^ "Referee Maidin ruled out through injury". AFC. 2007-06-26.[pranala nonaktif]
- ^ Malaysia - China 1:5 (Asian Cup 2007, Weltfussball.de. Diakses pada 7 Januari 2009.
- ^ Irak Raih Gelar Juara Asia untuk Kedamaian, Media Indonesia, 29 Juli 2007. Diakses pada 8 Januari 2009.
- ^ AFC : Asian Football Cup atau Arabian Football Cup Sih ? News dot Com, Sabtu, 14 Juli 2007. Diakses pada 8 Desember 2007.
- ^ Lampu Padam Akibat PLN Drop, Situs RM Football, 11 Juli 2007. Diakses pada 10 Desember 2008.
- ^ Diusik Lampu Padam, Korsel-Arab Imbang, Riau Mandiri Online, 12 Juli 2007. Diakses pada 10 Desember 2008.
- ^ Listrik Padam, Muka Tuan Rumah Tercoreng, Radar Sulteng Online, 12 Juli 2007. Diakses pada 10 Desember 2008
- ^ AFC: Tidak Ada Sanksi akibat Listrik Mati di Senayan, Antara, 12 Juli 2007. Diakses pada 10 Desember 2008.
Pranala luar
- (Inggris) Situs resmi
- (Inggris) Arsip RSSSF
- (Indonesia) Penjualan Tiket Piala Asia Tidak Jelas
- (Indonesia) Ayo Indonesia, Ku Ingin Kita Harus Menang !, Kompas Online, 16 Juli 2007