Piala Asia AFC 2007

edisi Piala Asia AFC

Piala Asia AFC 2007 adalah kejuaraan sepak bola antarbangsa di Asia, yang diselenggarakan pada tanggal 729 Juli 2007. Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, Piala Asia AFC kali ini diselenggarakan di empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Pada turnamen ini secara mengejutkan Irak tampil sebagai juara setelah mengalahkan Arab Saudi dengan skor 1–0 di final berkat gol tunggal Younis Mahmoud.

Piala Asia AFC 2007
Piala Asia 2007 (Indonesian, Malaysian)
เอเชียนคัพ 2007 (Thai)
Cúp bóng đá châu Á 2007 (Vietnamese)
Berkas:Logo-asiancup2007.gif
Logo Piala Asia AFC 2007
Informasi turnamen
Tuan rumahIndonesia
Malaysia
Thailand
Vietnam
Jadwal
penyelenggaraan
7 Juli29 Juli
Tempat
penyelenggaraan
8 (di 7 kota)
Hasil turnamen
Juara Irak (gelar ke-1)
Tempat kedua Arab Saudi
Tempat ketiga Korea Selatan
Tempat keempat Jepang
Statistik turnamen
Jumlah
pertandingan
32
Jumlah gol84 (2,63 per pertandingan)
Jumlah
penonton
724.222 (22.632 per pertandingan)
Pemain terbaikIrak Younis Mahmoud
Pencetak gol
terbanyak
Irak Younis Mahmoud
Arab Saudi Yasser Al-Qahtani
Jepang Naohiro Takahara
(4 gol)

Piala Asia diselenggarakan tiap empat tahun sekali sejak 1956, yang terakhir diadakan di Republik Rakyat Cina pada 2004. Namun, karena Olimpiade dan Piala Eropa diadakan pada tahun yang sama dengan Piala Asia (2004, 2008, 2012, dan seterusnya), kalender olahraga menjadi sangat padat. AFC kemudian memutuskan untuk mengubah tradisi penyelenggaraan Piala Asia, yakni setelah penyelenggaraan tahun 2004 turnamen diadakan pada tahun 2007 atau menjadi tiga tahun setelahnya, dan sesudahnya kembali diadakan empat tahun sekali, yaitu 2011.

Ini adalah Piala Asia pertama yang diikuti Australia sebagai anggota AFC. Australia adalah negara pertama selain tuan rumah yang berhasil lolos kualifikasi.

Tiket Piala Asia AFC 2007

Tempat penyelenggaraan

Keputusan empat tuan rumah pada penyelenggaraan kali ini, diusulkan dan dipresentasikan pada komite eksekutif oleh presiden AFC. Namun ia kemudian meralat keputusan ini dan menyebutnya sebagai "kesalahannya". Hal ini disebabkan kesulitan finansial dan logistik dalam mengorganisasi ajang ini melintasi empat negara.

Ia mengatakan bahwa, "Ternyata sangat sulit untuk komite eksekutif harus memiliki empat komite penyelenggara, empat pusat media dan juga terdapat pertimbangan finansial." Ia juga mengungkapkan bahwa "Ia pasti tidak akan melakukannya lagi," jika ia memiliki pilihan.

  Jakarta   Palembang   Kuala Lumpur   Shah Alam
Stdn. Utama Gelora Bung Karno Stadion Jakabaring Stadion Nasional Bukit Jalil Stadion Shah Alam
Kapasitas: 100.800 Kapasitas: 40.000 Kapasitas: 87.411 Kapasitas: 69.932
       
Peta penyelenggaraan turnamen
  Bangkok   Bangkok   Hanoi   Ho Chi Minh City
Stadion Rajamangala Stadion Suphachalasai Stadion Nasional My Dinh Stadion Angkatan Darat
Kapasitas: 65.000 Kapasitas: 35.000 Kapasitas: 40.000 Kapasitas: 25.000
     

Pada 19 Desember 2006, undian pembagian grup diselenggarakan di Pusat Konvensi Kuala Lumpur.

Perangkat pertandingan

16 wasit dan 24 asisten wasit telah dipilih secara resmi setelah menjalani tes kebugaran pada 2 Juli di Kuala Lumpur, Malaysia. Satu wasit dan dua asisten wasit dipilih juga dari CAF.[1]

Diganti   Shamsul Maidin setelah wasit ditarik keluar karena Cedera.[2][butuh klarifikasi]

Lagu tema

Pada Piala Asia AFC 2007 memiliki 2 lagu tema: "I believe" oleh Tata dari Thailand dan "Play hard" oleh Kim dari Vietnam.

Ringkasan

Babak penyisihan grup

Dalam babak penyisihan grup, semua tuan rumah tidak mampu memberikan penampilan yang dapat dibanggakan. Meskipun mampu memetik kemenangan, Indonesia dan Thailand gagal meraih tempat pada babak perempat final. Malaysia merupakan satu-satunya tuan rumah yang tidak pernah menang. Vietnam mampu lolos ke babak berikutnya hanya karena Qatar kalah dari Uni Emirat Arab. Babak ini juga memberikan hasil menarik. Beberapa tim unggulan tampak kesulitan menghadapi persaingan di masing-masing grup, seperti yang dialami Korea Selatan dan Australia. Sementara itu, tim yang kurang diperhitungkan, Irak mampu mengakhiri penyisihan grup di puncak. Jepang, juara kompetisi sebelumnya, tidak mendapatkan perlawanan berarti. Justru, Republik Rakyat Cina, runner-up kompetisi sebelumnya secara mengejutkan harus pulang lebih awal setelah hanya mampu menang atas Malaysia, bermain imbang dengan Iran dan ditaklukan Uzbekistan.

Babak gugur

Pada babak perempat final, tim unggulan Australia harus mengakui keunggulan Jepang setelah kalah dalam adu penalti. Kekalahan ini begitu mengecewakan Australia, sehingga salah satu pemainnya mengatakan bahwa Australia harus mulai mengubah cara pandang dan strategi terhadap tim-tim Asia. Sementara itu, tim yang semula diragukan kemampuannya karena situasi dalam negerinya, Irak, mampu memetik kemenangan atas Vietnam. Sementara itu, langkah Iran dihentikan Korea Selatan dalam adu penalti, dan langkah Uzbekistan dihentikan Arab Saudi.

Pada babak semifinal, tanpa diduga, Irak mampu menaklukkan Korea Selatan setelah menahan imbang 0 - 0 hingga perpanjangan waktu. Dalam adu penalti, Irak mampu mencetak 4 gol sementara Korea Selatan hanya 3 gol. Hasil ini sangat membanggakan warga Irak yang negerinya carut-marut dirobek pemboman di mana-mana. Di final, Irak berhadapan dengan tim favorit juara Arab Saudi, yang menaklukan Jepang.

Pada babak perebutan tempat ketiga, Jepang dikalahkan Korea Selatan, melalui adu penalti setelah kedudukan masih tetap 0-0 hingga perpanjangan waktu. Walaupun dapat membawa tim asuhannya ke posisi ketiga, pelatih tim Korea, Pim Verbeek mengundurkan diri karena merasa gagal.

Sementara itu pada pertandingan final yang dilaksanakan pada 29 Juli 2007, Irak mampu membungkam Arab Saudi, yang didukung paling tidak 15.000 penonton yang datang dari negaranya ke Jakarta, dengan gol tunggal. Kemenangan ini dirayakan warga Irak dengan konvoi di jalan-jalan sambil membunyikan senapan meskipun telah dilarang oleh aparat keamanan. Sementara kapten tim Irak Younis Mahmoud terpilih sebagai pemain terbaik Piala Asia 2007 yang juga mencetak gol satu-satunya bagi Irak di final saat lawan Arab Saudi.

Hasil pertandingan

Babak penyisihan grup

Melaju ke babak gugur

Grup A

Tim Main M S K GM GK SG Poin
  Irak 3 1 2 0 4 2 +2 5
  Australia 3 1 1 1 6 4 +2 4
  Thailand 3 1 1 1 3 5 –2 4
  Oman 3 0 2 1 1 3 –2 2

Thailand   1–1
(HT: 1–1)
  Irak
Sutee Suksomkit   6' (pen.)
Kosin Hathairattanakool   23'
Nirut Surasiang   59'
Suree Sukha   76'
Datsakorn Thonglao   90'
(Laporan) Younes Khalef   32'
Haitham Tahir   51'

Australia   1–1
(HT: 0–1)
  Oman
Brett Emerton   18'
Timothy Cahill   89'   90+1'
(Laporan) Ahmed Al Mahaijri   21'
Badar Al-Maimani   31'
Mohamed Al Noobi   33'
Yousuf Al-Busaidi   52'
Juma Al Wahaibi   55'

Oman   0–2
(HT: 0–0)
  Thailand
Hassan Al Gheilani   24'
Amad Al Hosni   28'
Said Suwailim   35'
Juma Al Wahaibi   43'
(Laporan) Pipat Thonkanya   70'   78'
Suchao Nutnum   83'

Irak   3–1
(HT: 1–0)
  Australia
Nashat Ali   22'
Hawar Taher   60'
Haitham Tahir   62'
Qusay Aboudy   81'
Karrar Mohammed   86'
(Laporan) Jason Culina   12'
Vincenzo Grella   35'
Lucas Neill   42'   90+3'
Mark Viduka   47'
Luke Wilkshire   89'

Thailand   0–4
(HT: 0–1)
  Australia
Nirut Surasiang   45+2'
Datsakorn Thonglao   73'
(Laporan) Michael Beauchamp   20'
John Aloisi   28'
Mark Viduka   80'   83'
Luke Wilkshire   84'
Harry Kewell   90'

Oman   0–0
(HT: 0–0)
  Irak
Amad Al Hosni   45'
Ahmed Al Mahaijri   90+2'
(Laporan) Qusay Aboudy   73'
Ali Mshehid   76'

Grup B

Tim Main M S K GM GK SG Poin
  Jepang 3 2 1 0 8 3 +5 7
  Vietnam 3 1 1 1 4 5 –1 4
  Uni Emirat Arab 3 1 0 2 3 6 –3 3
  Qatar 3 0 2 1 3 4 –1 2

Jepang   1–1
(HT: 0–0)
  Qatar
Naohiro Takahara   60'
Yuki Abe   88'
(Laporan) Mesaad Al Hamad   20'
Saad Al Shammari   49'
Andres Quintana   88'
Hussain Abdulrahman   90+2'

Qatar   1–1
(HT: 0–1)
  Vietnam
Talal Al Bloushi   22'
Abdulla Koni   77'
Andres Quintana   79'
(Laporan) Thanh Binh Phan   32'
Hong Son Duong   42'
Minh Chuyen Nguyen   90+3'

Uni Emirat Arab   1–3
(HT: 0–3)
  Jepang
Essa Hussain   34'
Majed Maqdemi   40'
Haidar Mohamed   52'
Basheer Al Hammadi   53'
Saeed Alkas   66'   79'
(Laporan) Naohiro Takahara   22'   27'
Shunsuke Nakamura   42'   42' (pen.)
Yoshikatsu Kawaguchi   83'

Vietnam   1–4
(HT: 1–2)
  Jepang
Keita Suzuki   7' (b.d.)
Cong Minh Phung   83'
Cong Vinh Le   87'
(Laporan) Seiichiro Maki   12'   59'
Yasuhito Endo   31'
Shunsuke Nakamura   52'
Naotake Hanyu   89'

Grup C

Tim Main M S K GM GK SG Poin
  Iran 3 2 1 0 6 3 +3 7
  Uzbekistan 3 2 0 1 9 2 +7 6
  Rep. Rakyat Cina 3 1 1 1 7 6 +1 4
  Malaysia 3 0 0 3 1 12 –11 0

Malaysia   1–5
(HT: 0–2)
  Rep. Rakyat Cina
Muhammad Shukor Adan   40'
Indra Putra Mahayuddin   73'
(Laporan) Peng Han   15'   55'
Jiayi Shao   36'
Dong Wang   51'   90+3'
Weifeng Li   75'
Zhi Zheng   77'

Uzbekistan   5–0
(HT: 3–0)
  Malaysia
Maksim Shatskikh   10'   89'
Islom Inomov   24'
Timur Kapadze   30'
Ulugbek Bakaev   45+2' (pen.)   57'
Aziz Ibragimov   85'
(Laporan) Rosdi Talib   9'
Muhamad Kaironnisam Hussain   36'

Uzbekistan   3–0
(HT: 0–0)
  Rep. Rakyat Cina
Ulugbek Bakaev   6'
Hayrulla Karimov   59'
Maksim Shatskikh   72'
Timur Kapadze   86'
Alexander Geynrikh   90+4'
(Laporan) Haibin Zhou   57'
Ting Zhu   88'

Grup D

Tim Main M S K GM GK SG Poin
  Arab Saudi 3 2 1 0 7 2 +5 7
  Korea Selatan 3 1 1 1 3 3 0 4
  Indonesia 3 1 0 2 3 4 –1 3
  Bahrain 3 1 0 2 3 7 –4 3

Bahrain   2–1
(HT: 1–1)
  Korea Selatan
Sayed Al Wadaei   27'
Salman Ali   43'
Ismaeel Hasan   85'
(Laporan) Do Heon Kim   4'
Chun Soo Lee   56'

Indonesia   0–1
(HT: 0–1)
  Korea Selatan
Elie Aiboy   6'
Charis Yulianto   45+2'
Syamsul Bachri   69'
(Laporan) Jung Woo Kim   34'
Chi Woo Kim   80'

Arab Saudi   4–0
(HT: 2–0)
  Bahrain
Ahmed Al Mousa   18'
Taiseer Al Jassam   33'   68'   80'
Abdulrahman Al Qahtani   45'
Saad Al Harthi   89'
(Laporan) Talal Mahmood   3'
Faouzi Aaish   39'
Sayed Husain   69'
Rashed Al Doseri   77'

Babak gugur

 
Perempat finalSemifinalFinal
 
          
 
21 JuliBangkok
 
 
  Irak2
 
25 JuliKuala Lumpur
 
  Vietnam0
 
  Irak0 (4)
 
22 JuliKuala Lumpur
 
  Korea Selatan0 (3)
 
  Iran0 (2)
 
29 JuliJakarta
 
  Korea Selatan0 (4)
 
  Irak1
 
21 JuliHanoi
 
  Arab Saudi0
 
  Jepang1 (4)
 
25 JuliHanoi
 
  Australia1 (3)
 
  Jepang2
 
22 JuliJakarta
 
  Arab Saudi3 Perebutan tempat ketiga
 
  Arab Saudi2
 
28 JuliPalembang
 
  Uzbekistan1
 
  Korea Selatan0 (6)
 
 
  Jepang0 (5)
 

Perempat final

Jepang   1–1 (a. e. t)
4–3 PSO
(HT: 0–0)
  Australia
Naohiro Takahara   72'
Yuki Abe   95'
(Laporan) John Aloisi   33'   69'
Vincenzo Grella   75'
David Carney   81'
    Adu penalti  
Shunsuke Nakamura  
Yasuhito Endo  
Yuichi Komano  
Naohiro Takahara  
Yuji Nakazawa  
4–3   Harry Kewell
  Lucas Neill
  Tim Cahill
  Nicholas Carle
  David Carney
 

Irak   2–0
(HT: 1–0)
  Vietnam
Younes Khalef   2'   65' (Laporan) Cong Minh Phung   27'

Iran   0–0 (a. e. t)
2–4 PSO
(HT: 0–0)
  Korea Selatan
Mehrzad Madanchiardekani   27' (Laporan) Beom Seok Oh   67'
    Adu penalti  
Ferydoon Zandi  
Mehdi Mahdavikia  
Gholam Reza Enayati  
Rasoul Paki Khatibi  
2–4   Chun Soo Lee
  Sang Sik Kim
  Do Heon Kim
  Jae Jin Cho
  Jung Woo Kim
 

Semifinal

Irak   0–0 (a. e. t.)
4–3 PSO
(HT: 0–0)
  Korea Selatan
Basem Gatea   59'
Nashat Ali   109'
(Laporan)
    Adu penalti  
Hawar Taher  
Qusay Aboudy  
Haider Hussain  
Ahmed Abbas  
4–3   Chun Soo Lee
  Dong Gook Lee
  Jae Jin Cho
  Ki Hun Yeom
  Jung Woo Kim
 

Jepang   2–3
(HT: 1–1)
  Arab Saudi
Yuji Nakazawa   37'
Yuki Abe   53'
Naohiro Takahara   69'
(Laporan) Yasser Al Qahtani   35'
Malek Alhawsawi   47'   57'

Perebutan tempat ketiga

Korea Selatan   0–0 (a. e. t)
6–5 PSO
(HT: 0–0)
  Jepang
Min Soo Kang   9'   56'
Jin Kyu Kim   36'
Jae Jin Cho   87'
(Laporan) Akira Kaji   106'
    Adu penalti  
Jae Jin Cho  
Beom Seok Oh  
Chun Soo Lee  
Ho Lee  
Jin Kyu Kim  
Chi Woo Kim  
6–5   Shunsuke Nakamura
  Yasuhito Endo
  Yuki Abe
  Yuichi Komano
  Yuji Nakazawa
  Naotake Hanyu
 

Final

Irak   1–0
(HT: 0–0)
  Arab Saudi
Younes Khalef   76' (Laporan)
 

Irak:
GK 22 Noor Hassan
DF 2 Jasim Al Hamd
DF 3 Basem Gatea   89'
DF 14 Haider Hussain
DF 15 Ali Rehema   75'
MF 5 Nashat Ali
MF 11 Hawar Taher
MF 13 Karrar Muhammed   24'   83'
MF 18 Mahdi Ajeel   90'
MF 24 Qusay Aboudy   9'
FW 10 Younes Khalef     38'
Pemain Pengganti:
GK 1 Ahmed Jaber
GK 23 Mohammed Kadhum
DF 4 Khaldoun Mohammed
DF 12 Haiedar Hassan
MF 6 Salih Al Sadwn
MF 7 Ali Mshehid   89'
MF 8 Ahmed Mohammed   90'
MF 19 Haitham Tahir
MF 20 Nabeel Latfa
FW 9 Mohammad Shakrown
FW 16 Ahmed Abbas   83'
FW 17 Luay Hassan
Pelatih:
  Jorvan Vieira
 

Arab Saudi:
GK 1 Yasser Al Mosailem
DF 3 Osama Hawsawi
DF 7 Kamil Al Mousa
DF 15 Ahmed Al Bahri   84'
DF 19 Walid Jahdali   38'
MF 14 Saud Khariri   15'
MF 16 Khaled Al Thaker
MF 18 Abdulrahman Al Qahtani   46'
MF 20 Yasser Al Qahtani  
FW 9 Malek Al Hawsawi
FW 17 Taiseer Al Jassam   76'
Pemain Pengganti:
GK 21 Assaf Al Qarni
GK 22 Waleed Ali
DF 2 Ibrahim Hazzazi
DF 5 Majed Rafa Al Amri
DF 25 Redha Fallatah
MF 6 Omar Al Ghamdi
MF 12 Talal Al Khaibari
MF 13 Ahmed Faraj
MF 28 Abdoh Autef   76'
MF 30 Ahmed Al Mousa   46'
FW 11 Saad Al Harthi   84'
FW 23 Nassir Al Shamrani
Pelatih:
  Helio Cezar Pinto

Penghargaan

Pencetak Gol Terbanyak Pemain Terbaik Tim Ter-Fair Play
  Younis Mahmoud
  Yasser Al-Qahtani
  Naohiro Takahara
  Younis Mahmoud   Jepang

Pencetak gol

Kiprah Indonesia

 
Tampak dalam stadion saat Indonesia melawan Bahrain

Pada pertandingan pertamanya, Indonesia harus berhadapan dengan Bahrain pada 7 Juli 2007 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Bahrain lebih diunggulkan tetapi sebagai tuan rumah Indonesia memiliki keuntungan karena hadirnya puluhan ribu suporter fanatik yang hadir di stadion.

Babak pertama dibuka dengan serangan Indonesia ke lini pertahanan Bahrain. Pada menit keenam, penyerang Budi Sudarsono membuka peluang pertama. Namun, tendangannya masih bisa ditangkap kiper Bahrain, Ali Al Thani.

Pada menit ke-13, Budi Sudarsono berhasil mencetak gol untuk Indonesia. Lolos dari jebakan offside, Budi yang mendapat umpan dari Firman Utina berhasil melewati Ali dan menceploskan bola ke gawang Bahrain. Seketika Gelora Bung Karno bergemuruh. Penonton sontak mengangkat dan mengibarkan bendera Merah Putih.

Situasi sedikit senyap saat Bahrain berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-27. Adalah Sayed Al Wadaei yang berhasil mencetak gol memanfaatkan kemelut di depan gawang Indonesia. Bola yang coba dihalau bek M. Ridwan terkena kiper Jendri Pitoy, lalu direbut Sayed yang langsung menendang keras. Kedudukan 1 – 1 bertahan hingga turun minum.

Pada menit - menit awal babak kedua, tensi permainan sedikit menurun. Namun, tempo permainan kembali meningkat setelah pada menit ke-55, Indonesia kembali membuka peluang lewat Bambang Pamungkas yang menyongsong umpan jauh Firman Utina. Sayang, tendangan keras Bambang dari luar kotak penalti masih terlalu tinggi di atas mistar Bahrain.

Indonesia akhirnya unggul pada menit ke-64. Firman Utina melepaskan tendangan keras dari jarak jauh, namun masih membentur mistar gawang Bahrain yang dikawal Abdul Rahman Ahmed, pengganti Ali Al Thani. Beruntung, bola liar didapatkan Bambang Pamungkas yang mampu memaksimalkannya menjadi gol. Kembali seluruh penonton di Gelora Bung Karno bergemuruh. Hingga akhir pertandingan, kedudukan 2 – 1 tetap bertahan hingga peluit akhir pertandingan dibunyikan wasit Yuichi Nishimura asal Jepang.

Keberhasilan Indonesia pada pertandingan sebelumnya membangkitkan eforia di seluruh negeri. Moral dan rasa nasionalisme membumbung tinggi di seluruh rakyat Indonesia. Pada pertandingan ke-2 melawan Arab Saudi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang langsung ke stadion untuk melihat pertandingan Indonesia sekaligus memberikan dukungan. Pertandingan dimulai pada 19.30 WIB. Sesuai janjinya tim nasional Indonesia memperagakan permainan cepat sejak peluit dibunyikan wasit Ali Hamad Albadwawi asal Uni Emirat Arab. Mereka tidak memberi para pemain Arab Saudi waktu untuk mengembangkan permainan dan menguasai bola terlalu lama. Baru berjalan satu menit penyerang Budi Sudarsono langsung menggebrak sisi kanan pertahanan Arab Saudi. Namun tendangannya dari luar kotak penalti masih terlalu lemah sehingga dengan mudah ditangkap kiper Yasser Al Mosailem.

Arab Saudi perlahan mulai menemukan irama permainan mereka dan menekan pertahanan Indonesia. Tim asuhan pelatih asal Brasil Helio dos Anjos tersebut hampir mencetak gol ketika kapten Yasser Al Qahtani menggiring bola mengiris pertahanan Indonesia dan melepas umpan mendatar ke tengah kotak penalti. Bola berhasil disambut Ahmed Al Mousa tetapi tendangannya melambung jauh ke atas mistar.

Setelah pemain depan Indonesia Elie Aiboy gagal memanfaatkan peluang di depan gawang, Arab Saudi melancarkan serangan balik dari sektor kiri pertahanan Indonesia pada menit ke-14. Umpan lambung dilepaskan pemain tengah Arab Ahmed Al Bahri ke kotak penalti dan disambut kepala striker Yasser Al Qahtani dan kiper Indonesia Jendri Pitoy tidak mampu mencegah bola masuk ke gawang. Kedudukan menjadi 1 - 0 untuk Arab Saudi.

Dukungan sekitar 87.000 suporter justru semakin membahana setelah Indonesia tertinggal dan sepertinya semangat para pemain pun bertambah. Selang lima menit kemudian, sebuah kesalahan para pemain belakang Arab Saudi membuat Elie Aiboy bisa menggiring bola sendirian melewati seorang bek dan kiper Yasser Al Mosailem lalu menjebol gawang yang kosong untuk menyamakan kedudukan.

Setelah itu pertandingan berkembang semakin menarik dan kedua kesebelasan bergantian menyerang. Menjelang babak pertama berakhir, Indonesia hampir menambah gol namun bola sundulan bek Charis Yulianto masih bisa ditepis kiper Arab Saudi.

Indonesia tetap bermain dalam tempo tinggi begitu babak kedua dimulai. Permainan yang hidup dari Budi Sudarsono dan Elie di kedua sayap dan Firman Utina di lini tengah membuat Indonesia menciptakan beberapa peluang. Tetapi lini belakang Indonesia belum sepenuhnya padu dan beberapa kali berhasil ditembus oleh barisan penyerang Arab Saudi. Dua kali kiper Jendri Pitoy dipaksa bekerja keras untuk menyelamatkan gawangnya dari serbuan Abdulrahman Al Qahtani dan Malek Alhawsawi.

Permainan tempo tinggi yang diterapkan tampak membuat para pemain Indonesia kelelahan sehingga sejak menit ke-70. Arab Saudi mengambil alih permainan. Setelah berkali-kali gagal, Arab Saudi akhirnya mencetak gol penentu kemenangan saat injury time telah memasuki menit kedua. Pemain pengganti Saad Al Harthi menjebol gawang Indonesia melalui sundulan kepalanya, meneruskan umpan tendangan bebas Al Qahtani.

Kemenangan tersebut membawa Arab Saudi ke puncak Grup D dengan empat poin dari dua pertandingan, menggeser Indonesia yang baru mengumpulkan tiga poin. Banyak kalangan menilai Arab Saudi banyak diuntungkan oleh keputusan wasit, termasuk presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengirim surat yang ditulis dengan tangan dan menggunakan kertas berkop negara untuk mengajukan protes kepada AFC terkait penunjukan Ali Hamad Badwawi yang juga berasal dari jazirah Arab sebagai pemimpin pertandingan agar kemudian hari AFC lebih bijaksana dalam memilih wasit. Pada pertandingan tersebut, 2 ofisial pertandingan berasal dari Uni Emirat Arab, 1 dari Bangladesh, dan 1 dari Australia. Dalam suatu acaranya, News dot Com mengatakan bahwa kompetisi ini seharusnya bernama Piala Sepak Bola Arabia. [5]

 
Pertandingan Indonesia melawan Korea Selatan di gelora Bung Karno, Jakarta
 
Pendukung tim nasional Indonesia.

Indonesia gagal menembus babak perempat final pada putaran final Piala Asia AFC 2007 yang dilangsungkan di Stadion Bung Karno setelah dikalahkan 1 - 0 oleh kesebelasan Korea Selatan. Pertandingan berlangsung cepat dan keras, penjaga gawang Markus Horrison memperlihatkan penampilan yang cemerlang dengan menggagalkan beberapa peluang Korea Selatan. Pada saat yang bersamaan, pada pertandingan dari grup yang sama (Grup D), Arab Saudi berhasil menaklukkan Bahrain dengan 4 - 0 di Stadion Jakabaring, Palembang. Arab Saudi dan Korea selatan yang mewakili grup D di babak selanjutnya.

Pendukung Indonesia

Setiap kali Indonesia bertanding, pendukung Indonesia berbondong-bondong menonton langsung di stadion. Suasana sekitar 87.000 penonton yang memenuhi Gelora Bung Karno saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya menggugah rasa nasionalisme. Selama pertandingan, suporter Indonesia tidak henti-henti meneriakkan yel-yel dukungan untuk skuat Merah Putih. Teriakan "Yo Ayo Ayo Indonesia, kuingin kita harus menang" berkali - kali menggema.

Lagu tersebut dikenal seluruh suporter Indonesia. Suporter asal Medan mengganti kata "Indonesia" dengan "PSMS" saat mereka beraksi di Stadion Teladan. Suporter dari Surabaya menggantinya dengan kata "Persebaya" saat di Stadion Gelora 10 November, atau dengan kata "Persib Bandung" jika di Stadion Siliwangi.

 
Pendukung Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno

Di Gelora Bung Karno, lagu dinyanyikan kompak. Suporter mengganti nama klubnya dengan kata "Indonesia". Stadion selalu penuh oleh suporter yang memerahkan stadion hampir di setiap sudut. Mereka sangat percaya keajaiban bakal terjadi, bahwa untuk pertama kali Indonesia lolos ke perempat final Piala Asia. Mereka menjadi pemain ke-12 dalam arti sebenarnya, memberikan energi positif yang membuat timnas tampil kesetanan. Teriakan "Indonesia... Indonesia..." juga terus berkumandang. Gelombang manusia dari tribun kelas III sampai VIP membuat bulu kuduk merinding. Para pemain timnas pun terdorong oleh dukungan itu hingga mempertontonkan permainan tanpa lelah.

Kebiasaan para penonton yang datang mencari tiket sejak pagi hari, mempersiapkan atribut timnas serta datang berbondong-bondong ke Gelora Bung Karno akan menjadi kenangan yang diharapkan akan berulang pada masa depan. Berbeda dengan saat pertandingan Liga Indonesia ataupun Piala Indonesia, para penonton pertandingan timnas jauh lebih sopan. Mereka tidak mengganggu penonton lain serta sadar diri apabila tidak diperbolehkan masuk karena tidak memiliki tiket. Di tribun-tribun atas pun dengan mudah dapat ditemukan remaja-remaja puteri, atau rombongan keluarga yang bersorak memberi dukungan tanpa takut adanya gangguan.

Penjualan tiket di Indonesia

Indonesia - Bahrain

Tiket yang dijanjikan untuk dijual mulai siang hari ternyata tidak menjadi kenyataan. Loket penjualan baru dibuka satu jam menjelang pertandingan dimulai, sehingga antrean di loket menjadi luar biasa padat, dan kacau, serta tidak teratur.

Ribuan calon penonton yang ingin membeli tiket di tiket boks sudah menunggu sejak pukul 13.00, namun hingga pukul 16.00 belum juga dibuka. Kondisi ini membuat para calon penonton kesal.

Salah satunya dari kelompok suporter Pasoepati Solo. Sekitar 200 suporter mendatangi kantor PSSI yang terletak di sektor 21 Gelora Bung Karno. Mereka kemudian menuangkan kekesalannya itu dengan berorasi. Sebelumnya mereka sempat menuangkan kekesalan dengan merusak kaca di Gedung Squash tempat pemesanan tiket pertandingan. Mereka juga merusak pot-pot yang ada di sana.

 
Antrean di loket yang kacau. Terlihat beberapa orang menaiki atap loket yang berwarna kuning

Tak lama kemudian, Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid didampingi Sekertaris Jenderal Nugraha Besoes mendatangi para suporter. Salah seorang perwakilan suporter bernama Mahyadi kepada Nurdin mengatakan bahwa mereka jauh-jauh datang ke Jakarta untuk mendukung tim nasional Indonesia. Seusai mendengar keluh kesah para supporter ini, Nurdin mengizinkan mereka masuk secara gratis.

Sementara itu, koordinator Panitia Ticketing AW Iskandarsyah mengatakan, keterlambatan pembukaan tiket boks bukan karena kesalahan pihaknya, melainkan karena AFC yang tidak mengurusnya dengan benar. "Harusnya mereka sudah mengirimnya 10 hari sebelum pertandingan ini dimulai. Tapi, ini baru sampai Senin sore. Makanya kami hari ini terlambat membukanya," ujar Iskandarsyah.

Indonesia - Arab Saudi

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, loket tiket mulai dibuka semenjak 3 hari sebelum pertandingan, dan dijanjikan tiket mulai dijual mulai pagi hingga sore setiap harinya pada 7 loket di sekitar Gelora Bung Karno.

Para suporter yang mendatangi Gelora Bung Karno sejak pagi hari berkumpul di depan Gedung Squash untuk mencari informasi lokasi penjualan tiket. Akhirnya baru sekitar pukul 12.00 WIB loket dibuka di hanya 2 loket.

Keluhan akan maraknya calo tiket masih terdengar. Ribuan orang yang tertib mengantri akhirnya bisa mendapatkan tiket.

Indonesia - Korea Selatan

Ketidakjelasan informasi serta sulitnya mendapatkan tiket Indonesia melawan Korea Selatan sangat mengecewakan para pendukung Indonesia yang berniat membeli tiket, pada hari kedua penjualan tiket, 17 Juli.

Ribuan pendukung yang mendatangi Gelora Bung Karno sejak pagi untuk membeli tiket harus kecewa dan kesal karena loket penjualan tiket tidak dibuka. Tiket untuk semua kategori tidak jelas kapan akan dijual lagi.

 
Demo di kantor PSSI akibat ketidakjelasan penjualan tiket Indonesia melawan Korea Selatan.

Loket sempat dibuka pada sekitar pukul 10.00 WIB, tapi hanya selama sekitar 15 menit, lalu ditutup dengan alasan tiket habis. Kejadian ini sungguh tidak masuk akal, karena pada hari sebelumnya, hal yang sama juga terjadi. Loket buka sekitar 15 menit pada pukul 13.00, dan tidak lama kemudian ditutup dengan alasan habis. Sore harinya pukul 16.00 ternyata loket dibuka lagi, dan sempat menjual selama sekitar 1 jam.

Kekecewaan para pendukung Indonesia mencapai puncaknya pada 17 Juli. Sebagian di antara mereka bahkan sudah menginap dan mengantri dari pagi, karena tidak mendapatkan tiket pada hari sebelumnya. Kekesalan mereka ditumpahkan kepada para calo tiket, yang entah darimana bisa mengantongi banyak tiket. Dua orang calo tiket sempat dikejar massa, sebelum diamankan oleh aparat.

Sampai sore hari, loket belum juga dibuka. Massa kemudian memasuki halaman kantor PSSI untuk melakukan protes dan meminta kejelasan. "Pendudukan" kantor PSSI ini berakhir saat tibanya aparat Brimob yang dengan provokatif meraung-raungkan motornya di depan kantor PSSI tempat massa berkumpul. Massa tidak terprovokasi dan memilih untuk membubarkan diri.

Insiden listrik padam

Pada pertandingan babak penyisihan grup D yang mempertemukan Korea Selatan dengan Arab Saudi tanggal 11 Juli 2007 yang diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada menit ke-85 pertandingan, secara tiba - tiba lampu stadion padam sehingga stadion remang-remang. Hal itu memaksa wasit pertandingan Mark Shield asal Australia menghentikan pertandingan tersebut untuk sementara waktu. Setelah sekitar 20 menit, sebagian lampu tribun kembali menyala dan pertandingan dilanjutkan. [6]

Baik pihak Arab Saudi maupun pihak Korea Selatan mengungkapkan kekecewaan atas insiden ini, karena konsentrasi para pemainnya buyar.[7][8] Sementara itu, Panitia Lokal Piala Asia 2007 di Jakarta mengatakan bahwa insiden padamnya lampu itu disebabkan generator pusat kelebihan beban. Sementara, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mengatakan bahwa lampu penerangan tersebut mati karena pasokan listrik dari PLN menurun dan generator yang ada di stadion membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk menyalakan lampu. Walaupun demikian, pihak AFC menyatakan tidak akan menjatuhkan sanksi apapun kepada panitia lokal Indonesia atas insiden tersebut.[9].

Catatan

  1. ^ Laporan Resmi AFC menuliskan tidak ada yang hadir, namun Weltfussball.de [3] menuliskan 21.155 orang hadir.

Referensi

Pranala luar