Universitas Padjadjaran

universitas di Indonesia

Universitas Padjadjaran (disingkat Unpad) adalah sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Universitas Padjadjaran memiliki dua kampus utama, yaitu Kampus Iwa Koesoemasoemantri di Dipati Ukur, Bandung dan Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Selain dua kampus tersebut, terdapat pula beberapa kampus yang tersebar di beberapa lokasi di area Kota Bandung antara lain Sekeloa, Singaperbangsa, Dago 4, Simpang Dago, Dago Atas, Dago Pojok, Banda, Cimadiri, Cisangkuy, Eikman, Pasirkaliki, Teuku Umar, dan beberapa tempat lainnya yang dimanfaatkan oleh beberapa unit di Unpad.

Universitas Padjadjaran
 
Peta
 
Peta
Peta
Informasi
RektorProf. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA
Facebook: unpad X: unpad Instagram: universitaspadjadjaran Modifica els identificadors a Wikidata

Sejarah

Pada tahun 1950-an, di Bandung sebenarnya telah ada perguruan tinggi, seperti Fakultas Teknik dan Fakultas MIPA yang merupakan bagian dari Universitas Indonesia (UI) dan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Namun, masyarakat menghendaki sebuah universitas negeri yang menyelenggarakan pendidikan dari berbagai disiplin ilmu. Perhatian Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat sangat besar terhadap perlu adanya universitas negeri di Bandung, terutama setelah Bandung dipilih sebagai kota penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.


Oleh karena itu, pada tanggal 14 Oktober 1956 terbentuklan Panitia Pembentukan Universitas Negeri (PPUN) di Bandung. Pembentukan PPUN tersebut berlangsung di Balai Kotapraja Bandung. Pada rapat kedua tanggal 3 Desember 1956, panitia membentuk delegasi yang terdiri dari Prof. Muh. Yamin, Mr. Soenardi, Mr. Bushar Muhammad, dan beberapa orang tokoh masyarakat Jawa Barat lainnya. Tugas delegasi adalah menyampaikan aspirasi rakyat Jawa Barat tentang pendirian universitas negeri di Bandung kepada Pemerintah, DPR Kabupaten dan Kota Besar Bandung, Gubernur Jawa Barat, Presiden UI, Ketua Parlemen, Menteri PPK, bahkan kepada Presiden Republik Indonesia.


Delegasi berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga pemerintah melalui SK Menteri PPK No. 11181/S tertanggal 2 Februari 1957, memutuskan membentuk Panitia Negara Pembentukan Universitas Negeri (PNPUN) di Kota Bandung.


Pada tanggal 25 Agustus 1957 dibentuk Badan Pekerja (BP) dan PNPUN tersebut yang diketuai oleh R. Ipik Gandamana, Gubernur Jawa Barat. BP dibentuk dengan tujuan untuk mempercepat proses kelahiran UN tersebut. Hasil dari BP adalah lahirnya Universitas Padjadjaran (Unpad) pada hari Rabu 11 September 1957, dikukuhkan berdasarkan PP No. 37 Tahun 1957 tertanggal 18 September 1957 (LN RI No. 91 Tahun 1957).


Kemudian berdasarkan SK Menteri PPK No. 91445/CIII tertanggal 20 September , status dan fungsi BP diubah menjadi Presidium Unpad yang dilantik oleh Presiden RI tanggal 24 September 1957 di kantor Gubernuran Bandung.


Adapun nama “Padjadjaran” diambil dari nama Kerajaan Sunda, yaitu Kerajaan Pajajaran yang dipimpin oleh Prabu Siliwangi atau Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja di Pakuan Pajajaran (1473-1513 M). Nama ini adalah nama yang paling terkenal dan dikenang oleh rakyat Jawa Barat, karena kemashuran sosoknya di antara raja-raja yang ada di tatar Sunda ketika itu.


Pada saat berdirinya, Unpad terdiri dari 4 fakultas:

  • Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat
  • Fakultas Ekonomi (keduanya berawal dari Yayasan Universitas Merdeka di Bandung)
  • Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan (FKIP, penjelmaan dari PTPG di Bandung)
  • Fakultas Kedokteran.


Pada 18 September 1960, dibuka Fakultas Pendidikan Jasmani (FPJ) sebagai perubahan dari Akademi Pendidikan Jasmani. Pada tahun 1963-1964, FPJ dan FKIP melepaskan diri dari Unpad dan masing-masing menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga dan Institut Keguruan & Ilmu Pendidikan (IKIP, sekarang Universitas Pendidikan Indonesia).


Dalam kurun waktu 6 tahun, di lingkungan Unpad bertambah 8 fakultas yakni:

  • Fakultas Sosial Politik (13 Oktober 1958, sekarang FISIP)
  • Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA, 1 November 1958)
  • Fakultas Sastra (1 November 1958, kini menjadi Fakultas Ilmu Budaya)
  • Fakultas Pertanian (Faperta, 1 November 1959)
  • Fakultas Kedokteran Gigi (FKG, 1 November 1959)
  • Fakultas Publisistik (18 September 1960, sekarang menjadi Fikom)
  • Fakultas Psikologi (FPsi, 1 September 1961)
  • Fakultas Peternakan (Fapet, 27 Juli 1963).


Tahun 2005, Unpad membuka 3 fakultas baru : Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK, 8 Juni 2005), Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan (FPIK, 7 Juli 2005), dan Fakultas Teknik Industri Pertanian (FTIP, 13 September 2005).


Selama 2 tahun kemudian, Unpad meningkatkan status 2 jurusan di FMIPA, yaitu Jurusan Farmasi menjadi Fakultas Farmasi (17 Oktober 2006), serta Jurusan Geologi menjadi Fakultas Teknik Geologi (FTG, 12 Desember 2007).


Dalam rangka meningkatkan performa universitas, pada 7 September 1982, Unpad membuka Fakultas Pascasarjana. Fakultas ini menyelenggarakan pendidikan jenjang S-2 (Program Magister) dan S-3 (program Doktor).


Pada perkembangan selanjutnya, Fakultas Pascasarjana statusnya berubah menjadi Program Pascasarjana. Sebagai upaya memenuhi tenaga-tenaga terampil ahli madya, maka Unpad juga menyelenggarakan pendidikan Program Diploma (S-0) untuk beberapa bidang ilmu.


Kepemimpinan di Unpad pun mengalami perkembangan, baik para pejabat, struktur, maupun bentuk organisasinya. Kepemimpinan yang pertama berbentuk presidium, dengan ketua R. Ipik. Gandamana, Wakil Ketua R. Djusar Subrata, serta Sekretaris Mr. Soeradi Wikantaatmadja dan R Suradiradja.


Selanjutnya pad 6 November 1957 diangkat Presiden Unpad yaitu Mr. Iwa Koesoemasoemantri, berdasarkan SK Presiden RI No. 14/M/1957, tertanggal 1 Oktober 1957. Pengambilan sumpah dilakukan di Istana Negara. Dalam pelaksanaan tugasnya, Presiden Unpad didampingi Senat Universitas dengan Sekretaris Prof. M. Sadarjun Siswomartojo, Kusumahatmadja, dan Mr. Bushar Muhammad.


Sejak 1963, sebutan Presiden Universitas diubah menjadi Rektor dan sebutan Sekretaris Universitas atau Kuasa Presiden diubah menjadi Pembantu Rektor.


Kampus Jatinangor


Terinspirasi oleh “Kota Akademik Tsukuba”, Rektor keenam Unpad, Prof. Dr. Hindersah Wiraatmadja menggagas “Kota Akademis Manglayang”, yang terletak di kawasan kaki Gunung Manglayang.

Konsep tersebut menjawab permasalahan kampus Unpad yang tersebar di 13 lokasi yang berbeda sehingga menyulitkan koordinasi dan pengembangan daya tampung, selain untuk meningkatkan produktivitas, mutu lulusan, dan pengembangan sarana/prasarana fisik.

Sejak tahun 1977, Unpad merintis pengadaan lahan yang memadai dan tahun 1979 baru disepakati dengan adanya penunjukkan lahan bekas perkebunan di Jatinangor.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 593/3590/1987, kawasan itu meliputi luas 3.285,5 Hektar, terbagi dalam 7 wilayah peruntukkan. Khusus untuk Unpad, wilayah pengembangan kampus di Jatinangor mencakup 175 h.

Secara bertahap, Unpad telah mulai memindahkan kegiatan pendidikannya ke Jatinangor sejak 1983, yang diawali oleh Fakultas Pertanian. Kemudian diikuti oleh fakultas-fakultas lainnya yang ada di lingkungan Unpad.

Lambang

                                                    

Lambang terdiri dari 6 bagian yakni:

  • Obor
  • Kujang
  • Sayap ( = daun paku)
  • Roda
  • Bunga Teratai
  • Pentagon, perisai yang berbentuk segi lima

Arti Simbolis

  • Obor, ialah ilmu yang merupakan suluh penerangan kehidupan, yang membawa cahaya bahagia menuju keluhuran abadi
  • Kujang, ialah sebagai senjata pusaka orang Sunda melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran, yang merupakan tugas ilmu pengetahuan
  • Sayap (terlukis sebagai daun paku), ialah perlambang kata Pakuan yang merupakan pusat kebesaran keprabuan Padjadjaran. Daun paku berupa sayap yang memiliki arti senantiasa berusaha mencapai taraf atau mutu yang lebih tinggi
  • Roda, ialah kemasyarakatan yang senantiasa berputar mendukung proses perubahan yang menjadi corak Universitas Padjadjaran
  • Bunga teratai, yang sedang mekar melambangkan kejayaan dan keabadian serta kesucian sepanjang masa dari kebudayaan dan pendidikan
  • Perisai, berbentuk segilima melambangkan Pancasila sebagai azas negara dan pedoman segala usaha serta kegiatan universitas bagi kepentingan negara dan bangsa

Arti simbolik warna

  • Kuning, berarti kejayaan dan keluhuran budi (dasar)
  • Merah, berarti kebersihan (nyala obor dan roda)
  • Putih, kejujuran dan kesucian (kujang dan teratai)
  • Hitam, berarti keteguhan, kekuatan, dan ketabahan hati (sayap)

Visi dan Misi

Visi: “Menjadi Universitas Unggul Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Kelas Dunia”.

Misi:

  • Menyelenggarakan pendidikan (pengajaran, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan serta pengabdian kepada masyarakat), yang mampu memenuhi tuntutan masyarakat pengguna jasa pendidikan tinggi.
  • Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berdaya saing internasional dan relevan dengan tuntutan pengguna jasa pendidikan dalam memajukan perkembangan intelektual dan kesejahteraan masyarakat.
  • Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan yang profesional dan akuntabel untuk meningkatkan citra perguruan tinggi.
  • Membentuk insan akademik yang menjunjung tinggi keluhuran budaya lokal, dan budaya nasional dalam keragaman budaya dunia.

Tujuan Unpad:

  • Tercapainya peningkatan pemerataan dan perluasan akses masyarakat dalam memperoleh pendidikan tinggi.
  • Teraihnya keunggulan institusi dan program studi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan seni.
  • Terbangunnya iklim akademik yang kondusif bagi penyelenggaraan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
  • Terkembangkannya dan terintegrasikannya pemanfaatan teknologi informasi dalam peningkatan kualitas pelayanan sesuai dengan tuntutan publik.
  • Terkembangkannya kerja sama dengan berbagai pihak penyelenggaraan pendidikan.
  • Terkembangnya tata kelola yang akuntabel dan sesuai dengan perundang-undangan.
  • Tersusunnya sistem pengelolaan keuangan yang terintegrasi serta teraihnya sumberdaya finansial mandiri untuk tercapainya stabilitas penyelenggaraan pendidikan.
  • Terkembangkannya citra diri unggul berdasarkan tradisi luhur dan keunggulan kinerja
  • Terbentuknya Unpad pusat kebudayaan dengan kekhasan budaya Sunda untuk meraih daya saing internasional.

Selain itu, Universitas Padjadjaran juga memiliki Pola Ilmiah Pokok yang menjadi panduan bagi sivitas akademika dalam mencapai visi dan misinya, yaitu Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Nasional.

Rektor

  • Prof. Iwa Koesoemasoemantri (1957 - 1961)
  • Prof. Soeria Soemantri (1961 - 1964)
  • Moh Sanusi Hardjadinata (1964 - 1966)
  • Prof. RS Soeria Atmadja (1966 - 1973)
  • Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (1973 - 1974)
  • Prof. Hindersah Wiraatmadja (1974 - 1982)
  • Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita (1982 - 1990)
  • Prof. Dr. H. Maman P. Rukmana (1990 - 1998)
  • Prof. Dr. HA Himendra Wargahadibrata (1998 - 2007)
  • Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA (2007 - sekarang)

Fakultas

Unpad memiliki 16 fakultas, yaitu:

Berdasarkan data akreditasi dari BAN-PT (November 2008), Unpad menempati posisi ke-4 perguruan tinggi yang paling banyak memiliki proragm studi S1 terakreditasi A (33 buah) setelah UGM 60, UI 37, dan IPB 37 program studi.

Alumni

Pranala luar