Abjad Jawi

abjad Arab yang digunakan untuk menuliskan beberapa bahasa di Asia Tenggara
Revisi sejak 6 Agustus 2012 10.58 oleh NextJi (bicara | kontrib)

Abjad Jawi (Bahasa Arab: جوي Jăwi) (atau Yawi di daerah Patani) adalah abjad arab yang diubah untuk menuliskan Bahasa Melayu. Abjad ini digunakan sebagai salah satu dari tulisan resmi di Brunei, dan juga di Malaysia, Indonesia, Filipina selatan, Patani di Thailand selatan dan Singapura untuk keperluan religius.

Abjad Jawi.

Sejarah

Kemunculannya berkait secara langsung dengan kedatangan agama Islam ke Nusantara sedangkan namanya sendiri merujuk pada jawa karena dahulu kala orang arab mengenal penduduk nusantara sebagai Al-Jawiyah (Orang Jawa) seperti halnya luban jawi atau kemenyan jawa yang sebenarnya kemenyan tersebut berasal dari sumatra tepatnya di barus. Abjad ini didasarkan pada abjad arab dan digunakan untuk menuliskan ucapan Melayu. Dengan demikian, tidak terhindarkan adanya tambahan atau modifikasi beberapa huruf untuk mengakomodasi bunyi yang tidak ada dalam bahasa Arab (misalnya ucapan /o/, /p/, atau /ŋ/).

Bukti terawal tulisan Jawi ini berada di Malaysia dengan adanya Prasasti Terengganu yang bertarikh 702 Hijriah atau abad ke-14 Masehi (Tarikh ini agak problematis sebab bilangan tahun ini ditulis, tidak dengan angka). Di sini hanya bisa terbaca tujuh ratus dua: 702H. Tetapi kata dua ini bisa diikuti dengan kata lain: (20 sampai 29) atau -lapan -> dualapan -> "delapan". Kata ini bisa pula diikuti dengan kata "sembilan". Dengan ini kemungkinan tarikh ini menjadi banyak: (702, 720 - 729, atau 780 - 789 H). Tetapi karena prasasti ini juga menyebut bahwa tahun ini adalah "Tahun Kepiting" maka hanya ada dua kemungkinan yang tersisa: yaitu tahun 1326M atau 1386M.

Abjad Jawi adalah salah satu dari abjad pertama yang digunakan untuk menulis bahasa Melayu, dan digunakan sejak zaman Kerajaan Pasai, sampai zaman Kesultanan Malaka, Kesultanan Johor, dan juga Kesultanan Aceh serta Kesultanan Patani pada abad ke-17. Bukti dari penggunaan ini ditemukan di Batu Bersurat Terengganu, bertarikh 1303 Masehi ( atau 702H pada Kalendar Islam). Penggunaan alfabet Romawi pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-19. Abjad jawi merupakan tulisan resmi dari Negeri-negeri Melayu Tidak Bersekutu pada zaman kolonialisme Britania.

Zaman dahulu, abjad jawi memainkan peranan penting dalam masyarakat. Abjad ini digunakan sebagai media perantara dalam semua urusan tata usaha, adat istiadat, dan perdagangan. Sebagai contoh, huruf ini digunakan juga dalam perjanjian-perjanjian penting antara pihak raja Melayu dengan pihak Portugis, Belanda, atau Inggris. Selain itu, pernyataan kemerdekaan 1957 bagi negara Malaysia sebagian juga tertulis dalam aksara jawi.

Sekarang abjad ini digunakan untuk urusan kerohanian dan tata usaha budaya Melayu di Terengganu, Kelantan, Kedah, Perlis, dan Johor. Orang-orang Melayu di Patani masih menggunakan abjad Jawi sampai saat ini.

Huruf Jawi

Karakter Berdiri Sendiri Awal Tengah Akhir Nama
ا     alif
ب ba
ت ta
ث tsa
ج jim
ح ha
چ ca
خ kha
د     dal
ذ     dzal
ر     ra
ز     zai
س sin
ش syin
ص ṣad
ض ﺿ ḍad
ط ṭhad
ظ ẓhad
ع 'ain
غ ghain
ڠ ڠ ڠـ ـڠـ ـڠ nga
ف fa
ڤ pa
ق qaf
ك ك كـ ـكـ ـك kaf
ڬ ڬ ڬـ ـڬـ ـڬ gaf
ل lam
م mim
ن nun
ڽ ڽ ڽـ ـڽـ ـڽ nya
و     wau
ۏ ۏ     ۏ va
ھ ھ ھـ ـھـ ـھ ha
ي ya

Huruf yang diabu-abukan merupakan rekaan yang hanya didapati dalam bahasa Melayu dan tidak dijumpai di huruf Arab yang sejatinya.

Lihat pula

Bacaan lanjutan

  • H.S. Paterson (& C.O. Blagden), 'An early Malay Inscription from 14th-century Trengganu', Journ. Mal. Br.R.A.S., II, 1924, pp. 258-263.
  • R.O. Winstedt, A History of Malaya, revised ed. 1962, p. 40.
  • J.G. de Casparis, Indonesian Paleography, 1975, p. 70-71.

Pranala luar