Apokrifon Kitab Kejadian
Genesis Apocryphon atau Apokrifa Kitab Kejadian (juga disebut Apocryphon of Genesis; asalnya disebut "Wahyu kepada Lamekh" (Apocalypse of Lamech) diberi label 1QapGen, adalah satu dari tujuh Naskah Laut Mati yang pertama kali ditemukan dari gua nomor 1 di dekat Qumran, di Tepi Barat sungai Yordan. Ditulis dalam bahasa Aram, naskah ini terdiri dari 4 lembar kulit, dan merupakan yang paling tidak terawat dari tujuh naskah asli tersebut.[1] Naskah ini mencatat pembicaraan antara tokoh Alkitab Lamekh dengan ayahnya Metusalah, dan kemudian putranya, Nuh, yaitu tokoh-tokoh yang disebut dalam Kitab Kejadian di Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Merupakan contoh dari kisah tambahan (apokrif) dari apa yang tertulis di Kitab Suci.
Terjemahan
- Terjemahan dari naskah ini dapat dilihat di situs ini yang dibuat oleh Blumenthal Professor of Judaic Studies John C. Reeves dari University of North Carolina, Charlotte . Berikut adalah rekonstruksi alternatif:[2]
Kolom 2
Lihat, aku berpikir kemudian dalam hatiku bahwa kehamilan ini dihasilkan oleh "malaikat pengawas" (bahasa Ibrani: iyryn; bahasa Inggris: Watchers) dan "mereka yang kudus" ("Holy Ones") dan oleh Nephilim dan hatiku resah di dalamnya karena anak ini. Lalu aku, Lamekh, segera mendekati Bath-Enosh, istriku, dan berkata kepadanya, "Demi Yang Mahatinggi ("Elyon"), Allah yang Agung, Raja segala dunia dan Pemerintah semua anak-anak Sorga, katakan kepadaku dengan sebenarnya dan tidak dengan dusta. Apakah benih di dalammu itu kepunyaanku?"
Lalu Bath-Enosh istriku berkata kepadaku dengan panas dan berkata, "Oh saudaraku, oh tuanku, ingatlah sukacitaku, tidur bersama dan jiwaku di dalam badannya. Dan aku berkata kepadamu semuanya ini dengan sebenarnya.
Hatiku kemudian resah di dalamnya, dan ketika Bath-Enosh, istriku, melihat bahwa wajahku berubah, lalu ia menguasai amarahnya dan berbicara kepadaku, katanya, "Oh tuanku, oh saudaraku, ingatlah sukacitaku! Aku bersumpah kepadamu demi Yang Maha Kudus yang Agung, Raja segala sorga, bahwa benih ini adalah kepunyaanmu dan kehamilan ini dari padamu. Buah ini ditanamkan oleh mu dan bukan orang asing maupun "malaikat pengawas" maupun putra sorga. Mengapa wajahmu berubah demikian dan kecewa, dan mengapa rohmu demikian tertekan? Aku berkata kepadamu dengan sebenarnya."
Lalu aku, Lamekh, lari kepada Metusalah ayahku, dan aku mengatakan kepadanya semua hal ini. Dan aku memintanya pergi kepada Henokh, ayahnya, karena pastilah ia menerima semua pengajaran darinya. Karena ia orang yang dikasihi, dan ia berbagi bagian dengan para malaikat, yang mengajarkan kepadanya semua hal. Dan ketika Metuselah mendengar kata-kataku, ia pergi kepada Henokh, ayahnya, untuk belajar semua hal dengan sebenarnya darinya.
Ia pergi dengan segera ke Parwain dan ia menemukannya di sana dan ia berkata kepada Henokh, ayahnya, "Oh bapaku, oh tuanku, aku berkata kepadamu, janganlah marah kepadaku aku datang kemari ...
Kolom 19
Aku, Abraham mendirikan mezbah (di Betel) dan berseru kepada Allah, memuji-Nya. Aku kemudian pergi ke Gunung kudus dan ke Hebron ketika sedang dibangun, dan berdiam di sana selama 2 tahun. Karena ada kelaparan di tanah itu aku dan keluargaku berangkat ke Mesir di mana banyak terdapat makanan. Aku sampai ke sungai Karmon dan menyeberangi tujuh cabangnya. Kami meninggalkan tanah kami dan memasuki tanah anak-anak Ham, tanah Mesir.
Di malam hari kami memasuki Mesir, aku, Abraham, bermimpi; dan lihat, aku melihat dalam mimpiku sebuah pohoh kedar dan sebuah pohon palem (atau date). Ketika orang datang dan memotong pohon kedar, pohon palem itu berkeberatan, mengatakan bahwa mereka tumbuh dari akar yang sama. Pohon kedar itu tidak jadi dipotong. Aku menjadi takut akan mimpi itu dan mengatakannya kepada Sarai, istriku. Aku menjelaskan kepada Sarai bahwa orang-orang akan datang untuk mendapatkannya dan berusaha membunuhku. Aku memperingatkan Sara agar ia harus mengatakan kepada semua orang bahwa aku adalah saudaranya, supaya nyawaku selamat. Sara menjadi takut dan tidak mau pergi ke Zoan karena takut dilihat orang.
Lima tahun kemudian, penasehat-penasehat dari istana Mesir dan pembantu-pembantu Firaun Zoan datang, mendengar kabar tentang istriku. Mereka membawa hadiah-hadiah dan meminta bertemu denganku. Aku membacakan kepada mereka dari Kitab perkataan-perkataan Henokh.
Kolom 20
Orang-orang itu kembali kepada Firaun dan menceritakan tentang Sarai: wajahnya yang cantik, rambutnya yang lembut, matanya yang manis, hidungnya yang bagus dan mukanya yang bersinar. Herkanosh dan 2 temannya membandingkan Sarai lebih tinggi daripada para anak dara dan burung-burung, dan semua perempuan. Mendengar hal itu, dan kemudian melihat Sarai, Firaun menginginkannya dan mengambilnya sebagai istri. Sarai menyelamatkan nyawaku dengan mengatakan bahwa aku adalah saudaranya. Malam itu aku dan keponakanku, Lot, menangis bersama dan aku berdoa kepada Allah untuk keadilan. Aku memohon Allah untuk bangkit melawan Firaun dan melindungi Sarai. Allah mendengar dan mengirim roh jahat ke seluruh rumah tangga dan mencegah Firaun untuk berhubungan badan dengan Sarai selama 2 tahun mereka tinggal bersama. Di akhir 2 tahun itu, tulah dan bencana begitu dahsyat sehingga para ahli sihir dan tabib dipanggil. Mereka tidak berdaya dan segera pergi. Herkanosh (Hyrcanos) pergi kepadaku meminta tolong melawan tulah itu karena aku tampak dalam suatu mimpi mereka. Aku bersedia membantu hanya jika istriku Sarai dikembalikan kepadaku. Firaun mendengar hal ini dan memanggilku dan bertanya kepadaku mengapa aku berdusta dengan berkata bahwa Sarai adalah saudariku. Ia setuju untuk mengembalikan Sarai dan aku mengusir roh jahat dari rumah Firaun. Firaun bersumpah kepadaku bahwa ia tidak pernah menyentuh Sarai selama mereka tinggal bersama dan memberikannya banyak pemberian emas, perak, kain lenan, dan kain ungu. Sarai dan aku kemudian dibawa ke luar Mesir. Aku, Sarai, Lot dan istrinya (yang berasal dari Mesir) mengambil ternak, emas dan perak yang aku terima dan berangkat bersama.
Kolom 21
Aku mengunjungi semua bekas perkemahanku sampai mencapai Betel, tempat di mana aku pernah mendirikan mezbah, dan di sana aku membangun lagi mezbah dan mempersembahkan persembahan bakaran dan biji-bijian kepada Allah yang Mahatinggi, dan memanggil nama Tuhan semesta alam di sana. Aku memuji nama Allah dan memberkati Allah dan mengucap syukur kepada-Nya di sana atas segala ternak, harta benda dan kekayaan yang diberikan-Nya kepadamu, atas segala kebaikan-Nya kepadaku, dan karena Ia mengembalikanku ke tanah ini dengan selamat.
Setelah hari itu, Lot meninggalkanku karena tingkah laku gembala-gembala kami. Ia pergi dan tinggal di Lembah sungai Yordan, membawa semua ternaknya bersamanya. Dan aku juga menambahkan banyak kepada miliknya. Ia menuntun ternaknya dan terus berjalan sampai Sodom dan membeli rumah di sana, sementara aku tetap tinggal di gunung Betel. Sangat menyedihkanku bahwa Lot dan aku berpisah.
...
Setelah semuanya ini, Allah muncul kepada Abram dalam penglihatan dan berkata kepadanya, "Lihat, 10 tahun telah berlalu sejak engkau berangkat dari Haran. Dua tahun engkau tinggal di sini dan selama 7 tahun engkau tinggal di Mesir, dan setahun telah berlalu sejak engkau meninggalkan mesir. Dan sekarang periksalah dan hitunglah semua milikmu, dan lihatlah bagaimana semua tumbuh berlipat ganda dibandingkan apa yang engkau bawa dari Haran. Dan sekarang janganlah takut, Aku beserta engkau; Akulah pertolonganmu dan kekuatanmu. Akulah perisai di atasmu dan penjaga yang kuat di sekelilingmu. Kekayaanmu dan kepunyaanmu akan bertambah sangat banyak." Tetapi Abram berkata, "Allah Tuhanku, aku mempunyai banyak kekayaan dan kepunyaan tetapi apakah gunanya bagiku? Aku akan mati telanjang dan tanpa anak. Seorang anak dari rumahku akan mewarisi dariku. Eliezer akan mewarisi dariku." Dan Ia berkata kepadanya, "Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu, tetapi ia yang muncul dari tubuhmu akan mewarisinya darimu."[3]
Referensi
- ^ Davies, Philip R., George J. Brooke, and Phillip R. Callaway, The Complete World of the Dead Sea Scrolls (London: Thames & Hudson, 2002), 100.
- ^ Tales of the Patriarchs 1QapGen=1Q20; terjemahan dan komentar oleh Lesley Faulk dan Amanda Scott.
- ^ http://www.meta-religion.com/World_Religions/Christianity/Other_Books/Dead_Sea_Scrolls/genesis_apocryphon.htm#ixzz0rGgfQ1mt
Pustaka tambahan
- Fitzmyer, Joseph A., The Genesis Apocryphon of Qumran Cave 1 (1Q20): A Commentary, 3rd ed., Biblica et orientalia 18B, Roma: Editrice Pontificio Istituto Biblico, 2004.
- García Martinez, F., and E.J.C. Tigchelaar (ed.) The Dead Sea Scrolls Study Edition, 2 vols. (Leiden: Brill, 1997-98) 1.26-48.
- Greenfield, Jonas C., and Elisha Qimron, "The Genesis Apocryphon Col. XII," Abr-Nahrain Supplement 3 (1992) 70-77
- Jongeling, B., C.J. Labuschagne, and A.S. van der Woude, Aramaic Texts from Qumran, Semitic Study Series 4 (Leiden: Brill, 1976) 77-119.
- Machiela, Daniel A., The Dead Sea Genesis Apocryphon: A New Text and Translation with Introduction and Special Treatment of Columns 13-17, Studies on the Texts of the Desert of Judah 79, Boston: Brill, 2009.
- Morgenstern, M., E. Qimron, and D. Sivan, "The Hitherto Unpublished Columns of the Genesis Apocryphon," Abr-Nahrain 33 (1995) 30-54.
- Qimron, Elisha, “Toward a New Edition of 1QGenesis Apocryphon.” Pages 106-09 in The Provo International Conference on the Dead Sea Scrolls: Technological Innovations, New Texts, and Reformulated Issues. Edited by Donald W. Parry and Eugene Ulrich, Leiden: Brill, 1999.