SMK Negeri 1 Kasihan
Sejarah Kelahiran
Bahwa perjuangan bangsa Indonesia dalam menegakkan kepribadianya sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat telah mengambil bentuk yang meliputi berbagai segi. Tidak saja bidang politik, sosial, ekonomi dan perlawanan phisik terhadap kolonialisme, tetapi juga bidang kebudayaan merupakan sarana yang sangat penting.
Sebagai kelanjutan kebangkitan kepribadian nasional seperti yang kemudian dihasratkan juga oleh perkumpulan JONG JAVA, maka sejak tahun 1918 oleh KRIDO BEKSO WIROMO telah merintis penyelenggaraan pelajaran tari yang menuju kearah bentuk dan cara sistematis. Usaha tersebut kemudian disusul oleh TAMANSISWA yang dalam system pendidikanya memasukan kesenian sebagai alat pendidikan. Sejak meletuskan revolusi Agustus 1945, kegiatan di bidang seni tari itu dikembangkan pula oleh para pemuda pelajar pejuang yang kemudian menjelma menjadi perkumpulan tari IRAMATJITRA.
Berdasarkan kenyataan, bahwa terdapat dasar yang kuat pada tari klasik di Yogyakarta, maka pada tahun 1961 oleh para peminat dikehendaki adanya suatu lembaga yang dapat membina kehidupan seni tersebut secara sistematis, kontinyu dan dapat pula mengembangkannya sesuai dengan tuntutan kemajuan jamannya.
Pendirian Konri
Sehubungan dengan sangat pesatnya pesatnya perkembangan dibidang kebudayaan pada umumnya dan seni tari khususnya, maka guna lebih menjamin dan menyempurnakan perkembangan seni tersebut dipandang perlu untuk membentuk suatu badan yang khusus disertai tugas membina seni tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dikeluarkanlah surat keputusan mentri pendidikan Dasar dan Kebudayaan Repuplik Indonesia Nomer 48 tahun 1961 didirikanlah Konservatori Tari , selanjutnya di singkat KONRI di Yogyakarta. Disamping itu menunjuk untuk sementara, sebagai pimpinan KONRI (Konservatori Tari Indonesia) Sdr. Riyo Koesoemobroto, Kepala Inspeksi Daerah Kebudayaan DIY dan Wakil pimpinan merangkap pimpinan Harian Sdr.R.C. Hardjo Soebrto, Guru Tidak Tetap pada KONRI