Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi Batam

gereja di Indonesia
Revisi sejak 22 Agustus 2012 23.52 oleh 114.79.1.50 (bicara)

Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi Tembesi adalah paroki dibawah Keuskupan Pangkal Pinang, yang berlokasi di Tembesi, pulau Batam, yang merupakan paroki ke tiga di pulau ini. Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi Tembesi Diresmikan oleh Bapak Uskup Pangkalpinang, Mgr. Hilarius Moa Nurak SVD, tanggal 1 November 2003.

Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi Batam
LokasiJl. Suprapto No. 1 Rt. 03 Rw. 02, Tembesi Lestari Batam
Jumlah anggota/umat7000
Sejarah
Didirikan2003
DedikasiMaria Bunda Pembantu Abadi
Administrasi
KeuskupanKeuskupan Pangkal Pinang
Imam yang bertugasRD. Lucius Poya Hobamatan
Catatan Pendirian: Paroki ketiga di Pulau Batam

Sejarah

Pada awalnya, paroki ini merupakan bagian dari Paroki Santo Petrus Lubukbaja. Seiring dengan perkembanga Batam sebagai daerah industri, ribuan pendatang masuk ke batam untuk bekerja di berbagai sektor. Demikian juga, wilayah pemukiman pun mulai dibangun. Daerah Batuaji dan sekitarnya menjadi salah satu daerah terpadat[1] karena daerah ini di khususkan untuk pemukiman menengah kebawah, sampai untuk penempatan daerah gusuran.

Dengan semakin banyaknya umat katolik di wilayah ini, Paroki Santo Petrus Lubukbaja tidak mampu lagi memberi pelayanan sampai ke seluruh daerah, untuk itulah pada tanggal 1 November 2003, dibentuklah Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi Tembesi untuk melayani umat di wilayah Batuaji dan sekitarnya. Wilayah yang masuk ke paroki ini adalah Tembesi, Batuaji, Pulau Rempang, Pulau galang, Tanjung Uncang dan sekitarnya.

Dewan Pastoral Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi (Periode 2009-2012):

  • Koordinator Umum : RD. Lucius Poya Hobamatan
  • Wakil I : RD. Forberlius Ngadiyono
  • Wakil II: RD. Chrisanctus Paschalis Saturnus

DPP Harian:

  • Ketua : Ventje Damopolii
  • Wakil : Herman J Simbolon
  • Sekretaris: Edi Suratna
  • Bendahara : Valentinus Pulo

Paroki: Communion of Communities

Roh Kudus yang selalu bekerja dari awal Gereja sampai sekarang ini, mengilhami para pengganti rasul-rasul yang berkumpul di Sidang Pleno FABC (Federation of Asian Bishop Conference) di Bandung pada tahun 1990, yang memunculkan pernyataan cemerlang yaitu: New Way of Being Church. Dalam pernyataan New Way of Being Church, ada beberapa unsur penting yaitu:

  • Gereja di Asia harus menjadi communion of communities (persekutuan komunitas-komunitas) di mana awam, biarawan-biarawati dan klerus saling menghargai dan menerima sebagai saudara dan saudari. Semua dipanggil oleh Sabda Allah, yang dianggap sebagai kehadiran “nyata” dari Tuhan yang bangkit, yang membimbing mereka untuk membentuk komunitas-komunitas sebagai ungkapan komunio para murid;
  • Gereja hendaknya menjadi gereja partisipatoris, di mana karunia-karunia Roh Kudus bagi semua umat beriman dikenali dan dihidupkan kembali, agar Gereja dapat dibangun dan misinya dapat diwujudkan. Visi Gereja ini hendak mendorong kita untuk mengubah cara berpastoral yang lama dengan cara berpastoral baru yang lebih menitikberatkan pembangunan komunitas-komunitas kecil yang kita kenal sekarang ini dengan nama: Komunitas Basis Gerejawi (KBG). Dengan cara berpastoral seperti ini, karunia-karunia Roh Kudus yang telah diberikan kepada awam dapat dihidupkan kembali. Cara ini kiranya menjadi suatu pastoral alternatip yang dapat memulihkan kembali citra Allah yang sudah kabur.

Komunitas Gereja purba adalah komunitas kecil yang hidup dalam suasana saling mencintai yang sangat mesra seperti diungkapkan dalam Kis 2: 41-47 dan 4:32-37. Citra Allah Tritunggal Mahakudus sungguh tampak dalam kehidupan komunitas tersebut. Kita harus kembali kepada cara hidup Gereja Purba kalau kita mau mengembalikan citra Allah Tritunggal ke dalam KBG-KBG, agar di kemudian hari kita dapat menjadi rasul yang memulihkan citra Allah Tritunggal ke dalam komunitas-komunitas masyarakat masa kini.

Secara singkat dapatlah dirumuskan, bahwa sebagai suatu komunitas kaum beriman, KBG hadir untuk menjadi tanda dan harapan bagi perutusan Gereja membangun komunio, dan komunio untuk misi: mewartakan Kabar Gembira yang berasal dari Allah Tritunggal melalui Yesus Kristus; sebagai instrumen evangelisai untuk membawa komunitas manusia kembali ke citra Allah Tritunggal Mahakudus.

Secara geografis, paroki Maria Bunda Pembantu Abadi memiliki wilayah yang luas dengan umat yang menyebar di tengah masyarakat majemuk. Cara baru hidup menggereja diungkapkan lewat pengembangan KBG sebagai “ekspresi Gereja” yang hidup di tengah keluarga-keluarga dan masyarakat sekitarnya. Dengan kata lain, KBG merupakan ekspresi paroki di tengah umatnya. KBG menjadi instrumen pembangun rasa tanggung jawab bersama umat paroki untuk mengungkapkan komunio demi perutusan, yakni membangun Kerajaan Allah, baik di tengah komunitas maupun di tengah masyarakat. Saat ini Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi memiliki lebih dari 80 (delapan puluh) Komunitas Basis

AsIPA (Asian Integral Pastoral Approach)

Untuk mewujudkan cara baru hidup meng-Gereja itu, maka perlu sebuah pendekatan pastoral, yang melalui pendekatan itu, Gereja partisipastif bisa diwujudkan. Pendektan itu yang disebut AsIPA.

  • Asian?Asia, Mewujudkan visi para Uskup Asia dan membantu umat Kristiani Asia menghadapi kehidupan Asia dalam terang injil.
  • Integral/ Terpadu, Mencapai keseimbangan antara rohani dan jasmani, pribadi dan komunitas, antara kepemimpinan hierarkis dan tanggunjawab bersama dengan awam.
  • Pastoral, Melatih umat dalam misi pastoral mereka dalam Gereja dan dunia. Dan melatih para imam tentang bagaimana membangkitkan tanggungjawab bersama kaum awam, serta bagaimana bekerja dalam team.
  • Approach/Pendekatan, Proses pertumbuhan yang berpusat pada Kristus dan Komunitas. Proses ini selalu melibat seluruh peserta untuk menemukan dan mengalami sendiri cara baru meng-Gereja itu.

Metode AsIPA

Untuk mewujudkan AsIPA itu, maka teks-teks disusun sebegitu sederhana yang bisa digunakan untuk tingkat KBG, Pengurus KBG, DPP di paroki-paroki. Metode-metode pendekatan AsIPA adalah sbb:

  • Teks-teks AsIPA menggunakan Pendekatan partisipatif, di mana setiap peserta mencari dan menemukan sendiri sesuai kemampuannya.
  • Teks-teks itu disusun sesederhana mungkin, agar peserta menangkap dan fasilitator dapat menggunakan-Nya dengan persiapan yang sangat sedikit.
  • Fasilitator diminta untuk mengikuti teks sesetia mungkin dan mendorong sebanyak mungkin peserta aktif terlibat sebagaimana diminta dalam teks.
  • Fasilitator tidak boleh puas dengan satu jawaban dari suatu pertanyaan, tetapi mendorong sebanyak peserta terlibat mencari jawaban. Kelompok-kelompok kecil dibuat untuk membantu mencapai partisipasi maksimum.
  • Tambahan dalam teks adalah untuk menyempurnakan temuan peserta sekaligus merangkum semua temuan itu.
  • Ringkasan dapat digunakan sebagai masukkan.(

Tujuan dari semua program ini: Konsientisasi

  1. Langkah I: Melihat situasi konkret yang dituangkan dalam KODE (gambar, lagu, syair, foto, cerita, drama, dll)
  2. Langkah II: Melihat situasi nyata dalam terang injil
  3. Langkah III: Mengambil langkah baru sebagai hasil refleksi iman

Modul-Modul Konkret menuju Gereja Partisipatif

  • Berpusat pada Kristus dan bagaimana menghadirkan Kristus dalam hidup nyata (Seri A) SPIRITUALITAS
  • Membangun persekutuan yang nyata untuk terlibat dalam misi Kristus (seri B) GEREJA
  • Membagi Visi Gereja Partisipatif (Seri C) MISI
  • Memberdayakan/ Bina Lanjut (Modul D)

Cara Baru Hidup Meng-Gereja ditandai dengan 3 Bintang

  1. Kristus sebagai pusat kehidupan
  2. Membangun komunitas/persekutuan yang nyata
  3. Melanjutkan misi Kristus.

Komunitas Religious

  • Suster-suster Fransiskanes St. Elisabeth (FSE); Komunitas Biara Sungai Lekop
  • Suster-suster Jesus Maria Joseph (JMJ); Komunitas MBPA Rempang

Gua Maria

  • Gua Maria Putri Sion Termulia, Tembesi
  • Bunda Maria Di Atas Perahu, Peninggalan Pengungsi Vietnam, Pulau Galang

Komunitas Kategorial

  1. Legio Maria
  2. Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria

Sekolah Katolik

  1. SD St. Ignatius, Rempang
  2. SD Bintang Timur, Batuaji
  3. SD St. Ignatius II, Taroka

Asrama

  • Asrama St. Theresia dari Lisieux, Rempang

Kapela

Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi memiliki beberapa kapela, yang juga mendapat jadual misa rutin:

  1. Kapela St. Dominikus, Kavling Lama
  2. Kapela St. Fransiskus, Kavling Baru
  3. Kapela St. Yosafat, Dapur 12
  4. Kapela St. Maria Bintang Laut, Taroka
  5. Kapela St. Benediktus, Sagulung
  6. Kapela St. Ignatius, Rempang
  7. Kapela St. Bibiana, Dapur 3
  8. Kapela St. Yoseph, Sembur
  9. Kapela Teluk Paku

Jadwal Misa

Jadwal Misa Wilayah Pusat di Gereja Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi
Misa Harian:

  • Senin : Pukul 06.00 WIB
  • Selasa: Pukul 06.00 WIB
  • Rabu  : Pukul 06.00 WIB
  • Kamis : Pukul 19.00 WIB
  • Jumat : Pukul 19.00 WIB
  • Sabtu : Pukul 06.00 WIB

Misa Hari Minggu:

  • Sabtu : Pukul 19.00 WIB (Misa I)
  • Minggu: Pukul 08.00 WIB (Misa II)
  • Minggu: Pukul 17.00 WIB (Misa III)

Misa Khusus

  • Kamis Pertama dalam bulan : Novena Abadi (Perpetual Novena)
  • Jumat Pertama dalam bulan : Misa dan Adorasi Sakramen Mahakudus

Lagu Maria Bunda Pembantu Abadi

by + Fr.Albertius,SVD

Pada wajahmu yang suci
Matamu nampak bening sejuk lembut
Kaupandang para abdimu berdoa
Oh Bunda Pembantu Abadi

Engkau pangku anakmu Yesus Putra Allah
Sumber suka dan duka hatimu
Hanya engkau sendirilah yang tahu
Pahit dan manisnya hidupmu

Bukanlah kepamu oh Bunda
Pandangan penuh cintaNya tertuju
Salib dan tombak bengis dilihntNya
Oh Bunda Pembantu Abadi

Tangan Bunda dipegang didekapnya erat
Gambaran gelisah manusia
Bagaikan terbayang sengsara maut
Siksaan salah manusia.

Pembangunan Gedung Gereja

Ternyata dengan adanya paroki baru di wilayah barat Batam, penambahan umat dari waktu ke watu juga sangat siginifikan. Dari sensus tahunan, penambahan jumlah umat setiap tahun mencapai 1000 jiwa. Di samping karena mobilitas umat yang tinggi, penambahan umat juga terjadi akibat kesadaran jati diri yang mulai bertumbuh. Kondisi ini membuat gedung gereja di Tembesi tidak bisa menampung, walau di beberapa tempat ada kapel sementara yang dibangun sebagai tempat ibadat hari minggu.

Kondisi inilah yang membuat umat di KBG-KBG mendorong untuk dibangun sebuah bait Allah yang kudus, tempat Allah Tritunggal bertakhta menyapa umat-Nya; tempat Bunda Maria bersemayam melindungi anak-anaknya; dan tempat semua anak-anak Allah yang berdomisili di wilayah barat Batam berhimpun untuk mengungkapkan diri dalam persekutuan iman sebagai Keluarga Allah.

Untuk mewujudkan keinginan itu, lagi-lagi semangat gotong royong menjadi senjata andalan, yang dilandaskan pada spiritualitas janda Miskin di Kenisah dan semangat Ekaristi di padang rumput. Memberi dari kekurangan dan mempersembahkannya kepada Allah, membuat mujisat terjadi secara kasat mata. Dari kekurangan menjadi berkelimpahan.

Itulah sebabnya, dengan pendapatan umat yang berkisar Rp. 1.200.000/ bulan (Rp. 900.000 gaji pokok dan Rp. 300.000 transportasi), umat dengan gembira hati mempersembahkankan Rp. 1000/hari untuk pembangunan gedung gereja, sedangkan Rp. 29.000 dialokasikan untuk kebutuhan harian keluarga. Pemberian dari kekurangan, yang dimulai sejak tahun 2008, itulah yang kini menjadi modal awal pembangunan gedung Gereja Paroki yang terletak di Kaveling Baru-Batu Aji.

Prinsip seperti ini sesungguhnya merupakan prinsip spiritual yang dipancarkan sejak benih iman awal ditabur di bumi Bangka-Belitung, maupun di gugusan kepulauan Riau. Bukan terutama apa yang diberikan, melainkan penyataan iman di balik apa yang terberi, kendati dalam kesederhanaan dan kekurangan. Prinsip itulah yang ingin terus ditumbuhkembangkan di Paroki yang dipersembahkan kepada Maria Bunda Pembantu Abadi. Seperti Maria, yang melakukan karya besar Allah dalam kesadaran akan kehinaan dan kepapaan, demikian juga umat Paroki yang dipersembahkan di kaki keibuannya.

Saat ini Pembangunan Gedung Gereja sampai pada tahap desain interior, tahap selanjutnya adalah Pembangunan Gedung Pastoran dan gedung prasarana pendukung lainnya. Bagi umat yang berniat mempersembahkan sebagian dari yang dimilikinya untuk Pembangunan Gereja dapat menghubungi Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Telp. (0778) 7026572.

Referensi