Harris Effendi Thahar

staf pengajar Universitas Negeri Padang
Revisi sejak 23 Agustus 2012 07.59 oleh Afandri (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'right|thumb|Harris Effendi Thahar '''Harris Effendi Thahar''' ({{lahirmati|Tembilahan, Riau|4...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Harris Effendi Thahar (lahir 4 Januari 1950) adalah seorang sastrawan Indonesia yang banyak menulis cerita pendek (cerpen) dan sajak.

Harris Effendi Thahar

Latar belakang

Harris, anak ketujuh dari sebelas bersaudara, lahir dari pasangan Thahar Umar dan Nurijah Rasyad asal Minangkabau. Kedua orang tuanya gemar membaca, yang kemudian memberikan pengaruh terhadap pembentukan dirinya. Setelah lulus STM jurusan Bangunan Air di Padang, Harris melanjutkan pendidikannya di IKIP Padang dengan mengambil jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur. Tahun 1986, ia memperoleh gelar sarjana muda. Kemudian ia meneruskan pendidikannya di universitas yang sama hingga memperoleh gelar sarjana (1994) dan master (2000). Tahun 2006, ia meraih titel doktor dari Universitas Negeri Jakarta.

Kehidupan

Harris memulai kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan IKIP Padang. Bersamaan dengan itu ia bekerja sambilan sebagai wartawan di surat kabar terbitan Padang. Di IKIP Padang, ia menjadi dosen di Fakultas Bahasa, Sastra, dan Seni. Tahun 1995, ia sempat mengajar di Universitas Tasmania, Hobart, Australia.<[1] Selain mengajar dan menjadi wartawan, ia juga aktif menulis. Menulis dijadikannya sebagai sarana untuk mengungkapkan kegelisahan-kegelisahannya. Sebagai seorang penulis, Harris ikut terlibat dalam kelompok diskusi "Kerikil Tajam" bersama para penulis lainnya sepeti Hamid Jabbar dan Darman Moenir.

Cerpen-cerpennya banyak menyoroti budaya dan masyarakat Minang, antara lain "Si Padang" yang menggambarkan perilaku para tokoh panutan di rantau yang justru tidak pantas untuk diteladani. Cerpen ini dimuat di harian Kompas pada tanggal 14 September 1986, dan sempat menghebohkan orang Minang perantauan. Cerpen lainnya "Arwana" juga menyodorkan sisi lain orang Minang yang berlatarkan militer. Karya-karyanya kemudian diterbitkan dalam bentuk buku kumpulan sajak "Lagu Sederhana Merdeka" (1979) dan dua buku kumpulan cerpen "Si Padang" (2003) serta "Anjing Bagus" (2005). Selain itu ia juga menulis buku yang berjudul "Kiat Menulis Cerpen" (1999).

Rujukan

  1. ^ (Indonesia) Rampan, Korrie. Leksikon Sastra Indonesia. Balai Pustaka, 2000, Jakarta. Halaman 183

Pranala luar