Kabupaten Mandailing Natal
Kabupaten Mandailing Natal juga sering disebut dengan Madina adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia. Kabupaten Mandailing Natal berbatasan dengan Sumatera Barat.
Kabupaten Mandailing Natal | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Madina yang Madani | |
Koordinat: 0°47′02″N 99°15′18″E / 0.78378°N 99.25495°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Utara |
Tanggal berdiri | 12 Maret 1999[1] |
Dasar hukum | Undang-Undang Nomor 12 tahun 1998[2] |
Ibu kota | Panyabungan |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | H.Hidayat Batubara (2010- sekarang) |
Luas | |
• Total | 6.620,70 km2 (255,630 sq mi) |
Populasi ([4]) | |
• Total | 403.894 |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0636 |
Kode Kemendagri | 12.13 |
DAU | Rp. 455.686.638.000,- |
DAK | Rp. 59,131 milyar (2010) |
Situs web | http://www.madina.go.id/ |
Sejarah
Sebelum Mandailing Natal menjadi sebuah kabupaten, wilayah ini masih termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan. Setelah terjadi pemekaran, dibentuklah Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan undang-undang Nomor 12 tahun 1998, secara formal diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 9 Maret 1999.
Demografi
Penduduk wilayah Kabupaten Mandailing Natal didominasi oleh etnis Mandailing yang secara bahasa dan budayat dekat dengan etnis Batak. Masyarakat etnis Mandailing di kabupaten ini kebanyakan bermarga Nasution, Lubis, Pulungan, Harahap, Siregar, Rangkuti, dan Daulay. Kemudian diikuti oleh suku Minangkabau yang banyak bermukim di daerah-daerah pesisir sejak masa lalu dan juga Nias.
Masyarakat Minangkabau banyak dijumpai di sekitar wilayah pesisir seperti Natal, Kotanopan, Panyabungan, serta wilayah yang berbatasan dengan Sumatera Barat. Orang Minang di Madina terlihat dari tidak adanya nama marga seperti orang Mandailing dan Nias. Meski begitu, sebagian masih mengetahui nama suku Minang mereka yang mirip dengan di Sumatera Barat. Selain berdagang, masyarakat Minang juga banyak yang memiliki perkebunan dan pertambangan. Di Mandailing Julu banyak ditemukan bekas penambangan emas yang ditinggalkan oleh masyarakat Minang Agam, seperti di Huta Godang ada suatu tempat yang dinamakan garabak ni Agom.[6]
Dari daerah Mandailing Natal ini banyak tampil tokoh-tokoh yang menghiasi sejarah Indonesia modern seperti Abdul Haris Nasution, Sutan Takdir Alisjahbana, Darmin Nasution, Mulia P Nasution, Sutan Bathoegana Siregar, dsb.
Selain itu juga ada etnis lainnya seperti Jawa, Sunda, dsb yang masuk belakangan.
Geografi
Kabupaten Mandailing Natal terletak pada 0°10'-1°50' Lintang Utara dan 98°10'-100°10' Bujur Timur dengan rentang ketinggian 0-2.145 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kabupaten Mandailing Natal ±6.620,70 km2 atau 9,23 persen dari wilayah Sumatera Utara dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Tapanuli Selatan |
Timur | Provinsi Sumatera Barat |
Selatan | Provinsi Sumatera Barat |
Barat | Samudera Indonesia |
Iklim
Suhu udara berkisar antara 23 °C - 32 °C dengan kelembaban antara 80–85%.
Infrastruktur
Perekonomian Kabupaten Mandailing Natal, ditopang sarana prasarana ekonomi berupa:
- Tersedia tenaga listrik dengan kapasitas terpasang sebesar 60 MVA dan daya produksi 49.507.816 MWH
- Tersedianya sarana telekomunikasi berupa telepon kabel dengan kapasitas terpasang 4.872 SST, dan telepon selular dari berbagai operator seperti Telkomsel, Indosat, XL, AXIS dan Flexi
- Sarana jalan sepanjang 2.110 km terdiri dari jalan negara 297,70 km, jalan propinsi 161,65 km dan jalan kabupaten 1.423,18 km
- Tersedia pelabuhan laut 1 (satu) buah yakni pelabuhan Sikara-Kara yang dapat dilabuhi kapal dalam negeri
- Tersedianya 9 buah bank, terdiri dari 4 buah bank Pemerintah dan 5 buah bank swasta, serta 1 buah kantor Pegadaian
- Tersedianya 30 pasar, terdiri dari 1 unit pasar kelas I di Panyabungan 1 unit pasar kelas II di Kotanopan dan 28 unit pasar kelas III tersebar pada 22 kecamatan. Dan sedang dibangun 1 unit pasar modern (Madina Square) di kota Panyabungan
- tersedia tempat wisata diantaranya 1. pemandian air panas si banggor 2.danau marambe 3.sungai aek godang 4.air panas sampuraga dan desa desa unik lainnya
Ekonomi
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2007 sebesar Rp. 2.260.838.780.000 dengan pendapatan perkapita Rp. 5.464.263 dan tingkat pertumbuhan ekonomi 6,12 % per tahun.
Struktur perekonomian Kabupaten Mandailing Natal adalah (PDRB Harga Konstan 2000) tahun 2007:
- Pertanian: 45,42 %
- Pertambangan dan penggalian: 1,54 %
- Industri pengolahan: 3,53 %
- Listrik, gas dan air bersih: 0,32 %
- Bangunan: 10,05 %
- Perdagangan hotel dan restoran: 17,79%
- Pengangkutan dan komunikasi: 4,63 %
- Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan: 2,01 %
- Jasa-jasa: 14,67 %
Pemekaran Daerah
Kabupaten Pantai Barat Mandailing
Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi :
Ibukota calon kabupaten ini yaitu Natal.
Kota Panyabungan
Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kota ini meliputi :
Apabila Panyabungan menjadi kota, maka pindah ibukota Kabupaten Mandailing Natal ke Kotanopan.
Catatan kaki
- ^ http://www.madina.go.id/Content/SelayangPandang/umum.asp
- ^ http://www.madina.go.id/Content/SelayangPandang/umum.asp
- ^ http://www.madina.go.id/Content/SelayangPandang/umum.asp
- ^ http://www.bps.go.id/hasilSP2010/sumut/1200.pdf
- ^ http://www.bps.go.id/hasilSP2010/sumut/1200.pdf
- ^ Edi Nasution, Tulila: Muzik Bujukan Mandailing, Areca Books, 2007