Ketela pohon

Revisi sejak 27 Agustus 2012 02.38 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (r2.7.3) (bot Menambah: tl:Kamoteng-kahoy)
Singkong
Gambar deskriptif singkong dari Koehlers Medizinischepflanzen
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Tribus:
Genus:
Spesies:
M. esculenta
Nama binomial
Manihot esculenta
Crantz

Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.

Deskripsi

Berkas:Manihot DAN MANICOOL(PEJERET) esculenta dsc07325.jpg
Umbi singkong siap dijual.

Memiliki nama latin manihot utilissima. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.

Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin.

Sejarah dan pengaruh ekonomi

Jenis singkong Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa pra-sejarah di Brasil dan Paraguay. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar ada banyak, semua varitas M. esculenta dapat dibudidayakan.

Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 184 juta ton pada tahun 2002. Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.

Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810[1], setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil.

Proses pembuatan

Umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam sianida. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang manis, proses pemasakan sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya. Dari umbi ini dapat pula dibuat tepung tapioka. Teks tebal

Penggunaan

Dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai macam masakan. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, baik untuk pengidap alergi.

Kadar gizi

Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:

  • Kalori 121 kal
  • Air 62,50 gram
  • Fosfor 40,00 gram
  • Karbohidrat 34,00 gram
  • Kalsium 33,00 miligram
  • Vitamin C 30,00 miligram
  • Protein 1,20 gram
  • Besi 0,70 miligram
  • Lemak 0,30 gram
  • Vitamin B1 0,01 miligram[2]


Singkong sebagai makanan babi

Biasa digunakan di negara-negara seperti di Amerika Latin, Karibia, Tiongkok, Nigeria dan Eropa. Sebuah pengalaman pak Emanuel Porat sebagai seorang praktisi peternakan rakyat di daerah Nusa Tenggara Timur dipaparkan sebagai berikut "saya sering sekali menemukan keracunan sianida yang berasal dari daun ubi kayu yang telah di rebus sebagai pakan ternak babi. umumnya masyarakat Manggarai memasak pakan tersebut pada malam hari dan pada pagi harinya dipanaskan sekedarnya saja. dan dari beberapa kasus yang saya temukan perlakuan ini menyebabkan ternak babi dengan berat antara 10 hingga 50 kg dapat mati dalam waktu 2 - 3 jam. hingga sekarang saya belum dapat mengatasi keracunan akibat sianida ini pada ternak babi karena reaksinya yang begitu cepat". Gejalanya dapat terlihat dari keluarnya busa pada mulut ternak, berjalan berputar-putar, dan jika dilakukan pemeriksaan post mortem pada daerah lambung terjadi penimbunan gas yang sangat tinggi. ternyata sianida memang racun yang sangat cepat bekerja pada peredaran darah. tingkat resistensi individu ternak tergantung konsentrasi sianida dalam darah. sebagai tindakan pencegahan sebaiknya tidak memberikan daun ubi kayu sebagai pakan ternak sebelum direbus.[butuh rujukan]

Bahasa Lokal

Produksi sedunia

Produksi singkong sedunia (2008) [3]
Posisi Negara Banyaknya 
Ton
1   Niger 44.582.000
2   Somalia 38.442.000
3   Thailand 27.565.636
4   Brasil 25.877.918
5   Indonesia 21.593.052
6   Republik Demokratik Kongo 15.019.430
7   Ghana 9.650.000*
8   Vietnam 9.395.800
9   India 9.053.900
10   Angola 8.840.000*
11   Tanzania 6.600.000*
12   Uganda 5.072.000
13   Mozambik 5.038.623*
14   Paraguay 4.800.000*
15   Republik Rakyat Tiongkok 4.361.573*
16   Kamboja 3.676.232
Sedunia 232.950.180

Lihat pula

Rujukan

Rujukan umum

  1. FAO, June 2003 cassava market assessment, 2003
  2. Cereda, M.P. and Mattos, M.C.Y. (1996). "Linamarin - The Toxic Compound of Cassava". Journal of Venomous Animals and Toxins (online) 2 (1), 6-12; ISSN 0104-7930 [1]

Rujukan khusus

Pranala luar

Templat:Link FA