Surat Paulus yang Kedua kepada Timotius adalah salah satu kitab dalam Alkitab bagian Perjanjian Baru yang sebagian besar berisi nasihat-nasihat pribadi kepada Timotius sebagai teman sekerja dan pembantu yang masih muda.[1][2] Inti nasihatnya ialah supaya Timotius tabah. Ia dinasihati dan didorong supaya terus setia menyebarkan berita tentang Tuhan Yesus Kristus serta berpegang pada Perjanjian Lama dan ajaran tentang Injil dari Tuhan; juga supaya Timotius tetap bertugas sebagai guru dan pemberita Injil dari Tuhan, sekalipun menghadapi penderitaan dan pertentangan. Surat ini dimaksudkan agar Timotius semangat mengabarjan firman Tuhan dan menjadi penerus Paulus. Timotius khusus diperingatkan supaya tidak turut campur dalam perdebatan-perdebatan yang bodoh dan tak bernilai. Perdebatan-perdebatan seperti itu tidak menghasilkan apa-apa, kecuali merusak pikiran orang yang mendengarnya.

Terhadap semuanya itu Timotius diingatkan supaya mengambil contoh dari kehidupan Paulus -- yaitu kepercayaannya kepada Kristus, kesabarannya, kasihnya, ketabahannya dan penderitaan yang dialaminya dalam penganiayaan. Surat ini diasumsikan ditulis pada saat Paulus mencapai akhir masa kehidupannya dan melalui surat ini, Paulus berharap Timotius menjadi penerusnya.

Ayat-ayat terkenal

  • 2 Timotius 1:7: Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
  • 2 Timotius 3:16: Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Isi

  • Pendahuluan 1:1-2
  • Pujian dan dorongan 1:3--2:13
  • Nasihat dan peringatan 2:14--4:5
  • Keterangan tentang keadaan Paulus 4:6-18
  • Penutup 4:19-22

Analisis

Surat ini digolongkan "surat-surat Pastoral" yang meliputi juga Surat 1 Timotius dan Surat Titus, dimana gaya bahasa maupun isinya berbeda dengan surat-surat tulisan Paulus yang lain, tetapi satu sama lain sangat mirip, sehingga mungkin sekali ditulis pada waktu yang hampir bersamaan.[3] Ada 4 pokok utama dikupas di dalamnya:[3]

  1. Guru-guru palsu: yaitu "secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya."[4]
  2. Iman sejati: yaitu segala sesuatu yang telah didengar dari pada Paulus hendaknya dipegang sebagai contoh ajaran yang sehat dan dilakukan dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.[5]
  3. Perilaku Kristen: mengusahakan supaya selalu layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran.[6]
  4. Kepemimpinan Kristen: harus berani membela kebenaran,[7] dengan menyadari bahwa Injil tidak bergantung kepada pendapat pribadi melainkan kepada Allah sendiri.[8]

Referensi

  1. ^ Arnnold E. Airhart.1969.Beacon Bible Commentary, Vol. IX.USA.Beacon Hill Press.433-438.
  2. ^ W. R. F. Brown. 2007. Kamus Alkitab.Jakarta.Gunung Mulia.447-448.
  3. ^ a b John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
  4. ^ 2 Timotius 3:5
  5. ^ 2 Timotius 1:13
  6. ^ 2 Timotius 2:15
  7. ^ 2 Timotius 2:1–26
  8. ^ 2 Timotius 3:10–4:8

Lihat pula