KRI Klewang

Kapal trimaran siluman
Revisi sejak 2 September 2012 11.04 oleh Hafryrokr (bicara | kontrib)

KRI Klewang-625 merupakan kapal perang TNI AL buatan Indonesia, tipe Kapal Cepat Rudal (KCR) ini yang dipersenjatai rudal C-705 dengan daya jelajah 120 km, dilengkapi sistem Sewaco modern, diproyeksikan akan menjadi kekuatan pemukul TNI AL yang handal dan menakutkan di lautan, karena mampu menginduksi panas dan sulit dideteksi radar lawan.

Berkas:KRI-Klewang (front view).jpg
KRI Klewang-625

Spesifikasi

Kapal berbahan dasar komposit serat karbon yang tercatat lebih ringan, dan 20 kali lebih kuat dari baja ini memiliki panjang 60,7 meter serta digerakkan oleh empat unit mesin penggerak pokok ini, didesain sebagai kapal siluman (stealth) canggih yang dapat melaju dengan kecepatan tinggi serta mampu menembus ombak setinggi enam meter. Kapal ini diharapkan akan memperkuat jajaran Kapal Republik Indonesia (KRI) TNI AL yang sudah ada.


panjang keseluruhan (length overall) 62,53 meter, lenght on waterline 60,7 meter, water draft 1,17 meter, beam overall 16 meter, bobot mati 53,1 ton, max speed 30++ knot range 2000++ nm propulsi 4x MAN marine diesel engine

Buatan Indonesia

KRI Klewang-625 layak menjadi kebanggaan rakyat Indonesia sebagai salah satu alutsista andalan yang berhasil diproduksi oleh industri pertahanan nasional. Pembuatan satu unit kapal X3K Trimaran Class ini menghabiskan dana sekitar Rp114 miliar yang diambil dari Anggaran Belanja Modal (ABM) Devisa tahun anggaran 2009.

Keberhasilan pembangunan kapal perang canggih pertama berbahan dasar komposit serat karbon oleh putra putri Indonesia di galangan kapal dalam negeri PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, tidak saja merupakan sejarah bagi bangsa Indonesia, akan tetapi juga pertama kali dalam sejarah industri perkapalan dunia.

Kapal perang KCR pertama X3K Trimaran Class ini diharapkan akan menjadi titik awal pembangunan kapal sejenis yang akan mampu meningkatkan kemampuan TNI AL, sehingga menjadi salah satu kekuatan yang disegani di kawasan regional. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan industri militer dalam negeri agar mendapatkan pengakuan internasional.