Rejoagung, Ploso, Jombang
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. Tag ini diberikan pada 2011. |
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur
Rejoagung adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Dengan batas letak geografis sebelah utara berbatasan dengan Desa Losari, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tanggungkramat, Sebelah Tmur berbatasan dengan Desa Ploso, Sebelah barat berbatasan dengan Desa Purisemanding-Plandaan.
DUSUN-DUSUN di Rejoagung Rejoagung terbagi menjadi empat dusun,
1. Rejoagung (dulu disebut NGELO) 2. Ngelom 3. Kopensari (dulu disebut NJAGONG) 4. Sidomulyo (dulu disebut NGGABUS)
BAHASA ; Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa yang dituturkan banyak memiliki pengaruh Dialek Surabaya yang terkenal egaliter dan blak-blakan. Dusun SIDOMULYO juga merupakan daerah perbatasan dua dialek Bahasa Jawa,. Salah satu ciri khas yang membedakan Dialek Surabaya dengan Dialek Mataram adalah penggunaan kata arek (sebagai pengganti kata bocah) dan kata cak (sebagai pengganti kata mas).
PEREKONOMIAN;
Pertanian . Sektor pertanian digeluti oleh sedikitnya 31% penduduk usia kerja. Tradisi, kemudahan yang disediakan oleh alam, dan adanya terobosan baru rupanya menjadikan alasan untuk bertahan. Kesuburan tanah di sini konon dipengaruhi oleh material letusan Gunung Kelud yang terbawa arus deras Sungai Brantas serta sungai-sungai kecil lainnya. Sistem pengairan juga sangat ekstensif dan memadai, dan 83% di antaranya merupakan irigasi teknis. kebanyakan lahan di dusun sidomulyo digunakan sebagai area persawahan.. di dusun sidomulyo ini ditanamai tanaman padi serta palawija seperti jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi kayu. Komoditas andalan tanaman pangan Kabupaten Jombang di tingkat propinsi adalah padi, jagung, kacang kedelai dan ubi kayu. Besarnya produksi padi telah menempatkan dusun sidomulyo sebagai daerah swasembada beras di provinsi JawaTimur.
Perdagangan Sektor perdagangan menyumbang PDRB kabupaten terbesar kedua setelah pertanian. Majunya pertanian diSIDOMULYO rupanya turut menggairahkan sektor perdagangan. Dusun Sidomulyo merupakan salah satu penyuplai utama komoditas pertanian tanaman pangan dan perkebunan di Jawa Timur. dusun sidomulyo memiliki 4 kedai warung umum yang dikelola oleh masing2 per orangan, serta 4 toko .yang diantaranya dua [toko peracangan kebutuhan pokok],toko [alat transportasi],toko [pupuk dan obat2an pertanian].
Perbankan
Di Dusun Sidomulyo terdapat juga beberapa Bank diantaranya koperasi simpan pinjam.
PARIWISATA DUsun SIDOMULYO Tempat wisata lokal yang terdapat di sebelah barat dusun sidomulyo kolam pancing . Terletak di tepi jalan raya desa rejoagung puri plandaan.
Oleh-oleh khas PENTOL/CIRENG[Kanji Digoreng] Untuk mendapatkan makanan khas dusun sidomulyo, tidaklah sulit. Pemerintah sidomulyo tengah menggodok dan memunculkan banyak potensi daerahnya. Salah satu jajanan khas sidomulyo yang sangat disukai adalah Pentol/cireng. jajanan ini disukai oleh berbagai lapisan masyarakat sidomulyo. Dan semua masyarakat sidomulyo sangat menikmati Pentol/cireng ini sebagai camilan di siang hari. Selain harganya murah. pentol/cireng khas sidomulyo yang terkenal adalah ck gendut yang sekarang telah berkiprah sampai kota metropolitan.Banyak di antara para remaja selalu menyempatkan diri untuk mencicipi jajanan khas sidomulyo tersebut.
Agama Agama Islam dianut oleh 99,08% penduduk Di Dusun Sidomulyo, diikuti dengan agama Kristen Protestan (0,0%), Katolik (0,0%), Buddha (0,00%); Hindu (0,0o%), dan lainnya (0,02%).