Kota

daerah pemukiman penduduk
Revisi sejak 9 September 2012 02.11 oleh Annie Mays (bicara | kontrib) (Rapi)

Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri.

Kota di India, New Delhi

Pengertian "kota"/"kotamadya" sebagaimana yang diterapkan di Indonesia mencakup pengertian city dalam bahasa Inggris. Sementara itu, istilah "kota kecil" (biasanya setingkat kecamatan) merujuk pada town. "Selain itu, terdapat pula kapitonim "Kota" yang merupakan satuan administrasi negara di bawah provinsi. Artikel ini membahas "kota" dalam pengertian umum (nama jenis, common name).

Kota dibedalawankan dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.[butuh rujukan] Desa atau kampung memiliki banyak lahan terbuka untuk permukiman.

Fungsi Kota

Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan dan fungsi yang lebih luas lagi antara lain sebagai berikut :

Ciri-Ciri Kota

Ciri fisik kota meliputi hal sebagai berikut:

  • Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan
  • Tersedianya tempat-tempat untuk parkir
  • Terdapatnya sarana bermain ria dan sarana olahraga

Ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:

  • Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.
  • Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi social di antara warganya.
  • Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan pertimbangan perbedaan kepentingan, taraf hidup.
  • Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.
  • Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih masuk akal dan berasaskan ekonomi.
  • Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial yang disebabkan oleh adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.
  • Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat perseorangan sedangkan, sifat kerjasama dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.

Teori Kerangka Ruang Kota

Teori-teori yang melandasi kerangka ruang kota yang paling dikenal yaitu:

  • Teori Perpusatan (Burgess, 1925)
 
Teori Perpusatan

Teori ini menyatakan bahwa Daerah Pusat Kota (DPK) atau Central Business District (CBD) adalah pusat kota yang letaknya tepat di tengah kota dan berbentuk bundar yang merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik, serta merupakan mintakat dengan derajat pemerolehcapaian (accessibility) tinggi dalam suatu kota. DPK tersebut terbagi atas dua bagian, yaitu: pertama, bagian paling inti atau Daerah Niaga Eceran (Retail Business District) dengan kegiatan paling banyak oleh pertokoan, perkantoran dan jasa; kedua, bagian di luarnya atau Daerah Niaga Grosir (Wholesale Business District) ditempati oleh bangunan dengan peruntukan kegiatan ekonomi skala besar, seperti pasar, pergudangan (warehouse), dan gedung penyimpanan barang supaya tahan lama (storage buildings).

1. Mintakat pusat daerah kegiatan (Central Business District), yang merupakan pusat pertokoan besar, gedung perkantoran yang bertingkat, bank, museum, hotel, restoran dan sebagainya.
2. Mintakat peralihan atau zona transisi, merupakan daerah kegiatan. Penduduk mintakat ini tanmantap, baik dilihat dari tempat tinggal maupun sosial ekonomi. Daerah ini sering ditemui kawasan permukiman kumuh karena mintakat ini dihuni penduduk miskin. Namun demikian sebenarnya mintakat ini merupakan mintakat pengembangan industri sekaligus menghubungkan antara pusat kota dengan daerah di luarnya.
3. Mintakat permukiman murbatingkat: perumahannya sedikit lebih baik karena dihuni oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan karyawan kelas bawah, ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil yang kurang menarik dan rumah-rumah susun sederhana yang dihuni oleh keluarga besar. Burgess menamakan daerah ini yaitu working men's homes.
4. Mintakat permukiman madyatingkat (middle-class residential zone), merupakan perumahan para karyawan madyatingkat yang memiliki keahlian tertentu. Rumah-rumahnya lebih baik dibandingkan kelas murbatingkat.
5. Wilayah tempat tinggal masyarakat berpenghasilan tinggi. Ditandai dengan adanya kawasan rumah mewah, perumahan dan halaman yang luas. Sebagian penduduk merupakan kaum mahatingkat, pengusaha besar, dan pejabat tinggi.
6. Mintakat pelaju (commuters), merupakan daerah yang yang memasuki daerah belakang atau upadataran (hinterland) atau merupakan batas desa-kota. Penduduknya bekerja di kota dan tinggal di pinggiran.
  • Teori Perpangsaan (Hoyt, 1939)
 
Teori Perpangsaan

Teori ini menyatakan bahwa DPK memiliki pengertian yang sama dengan yang diungkapkan oleh Teori Perpusatan.

1. Perpangsaan pusat kegiatan niaga yang terdiri atas bangunan-bangunan kantor, hotel, bank, bioskop, pasar, dan pusat perbelanjaan.
2. Perpangsaan kawasan industri ringan dan perdagangan.
3. Perpangsaan kaum buruh atau kaum murba, yaitu kawasan permukiman kaum buruh.
4. Perpangsaan permukiman kaum menengah atau perpangsaan madyawisma.
5. Perpangsaan permukiman adiwisma, yaitu kawasan tempat tinggal golongan atas yang terdiri dari para adiwismawan dan pejabat.
  • Teori Inti Berganda (Harris dan Ullman, 1945)
 
Teori Inti Berganda

Teori ini menyatakan bahwa DPK atau CBD adalah pusat kota yang letaknya secara nisbi di tengah-tengah sel-sel lainnya dan berfungsi sebagai salah satu titik pemekaran kota. Mintakat ini menampung sebagian besar kegiatan kota, berupa pusat kelawasan perangkutan (transportation facilities) dan di dalamnya terdapat daerah khusus istimewa, seperti daerah toko eceran, daerah khusus perbankan, sinema dan lain-lain. Namun, ada perbedaan dengan dua teori yang disebutkan di atas, yaitu bahwa pada Teori Pusat Berganda memiliki banyak DPK dan letaknya tidak persis di tengah kota dan tidak selalu berbentuk bundar.

1. Pusat kota atau Central Business District (CBD).
2. Kawasan niaga dan industri ringan.
3. Kawasan murbawisma atau permukiman kaum buruh.
4. Kawasan madyawisma atau permukiman kaum pekerja menengah.
5. Kawasan adiwisma atau permukiman kaum kaya.
6. Pusat industri berat.
7. Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran.
8. Upakota, untuk kawasan madyawisma dan adiwisma.
9. Upakota (sub-urban) kawasan industri
  • Teori Ketinggian Bangunan (Bergel, 1955).

Teori ini menyatakan bahwa perkembangan kerangka kota dapat dilihat dari peubah ketinggian bangunan. DPK atau CBD secara garis besar merupakan daerah dengan harga lahan yang tinggi, keperolehcapaian yang sangat tinggi dan ada kecenderungan membangun kerangka perkotaan secara lurus naik-turun. Dalam hal ini, maka DPK paling cocok untuk kegiatan perdagangan (retail activities), karena semakin tinggi keperolehcapaian suatu ruang maka ruang tersebut akan ditempati oleh fungsi yang paling kuat ekonominya.

  • Teori Sepangsaan (Griffin dan Ford, 1980)

Teori Sepangsaan (consectoral) dilandasi oleh kerangka ruang kota di Amerika Latin. Dalam teori ini disebutkan bahwa DPK merupakan tempat utama dari perdagangan, hiburan dan lapangan pekerjaan. Di daerah ini terjadi proses perubahan yang cepat sehingga mengancam nilai bersifat sejarah dari daerah tersebut. Pada daerah–daerah yang berbataskan dengan DPK di kota-kota Amerika Latin, masih banyak tempat yang digunakan untuk kegiatan ekonomi, antara lain pasar setempat, daerah-daerah pertokoan untuk golongan ekonomi lemah dan sebagian lain dipergunakan untuk tempat tinggal sementara para penghijrah.

  • Teori Sejarahwi (Alonso, 1964)

DPK atau CBD dalam teori ini merupakan pusat segala kelawasan kota dan merupakan daerah dengan daya tarik tersendiri dan keperolehcapaian yang tinggi.

  • Teori Poros (Babcock, 1960)

Menitikberatkan pada peranan pengangkutan dalam mempengaruhi kerangka keruangan kota. Andaiannya adalah kemudahalihan (mobility) fungsi-fungsi dan penduduk mempunyai kepukatan yang sama dan bentuk dataran kota seragam. Pemengaruh utama yang mempengaruhi kemudahalihan adalah poros pengangkutan yang menghubungkan CBD dengan daerah bagian luarnya. Keperolehcapaian memperhatikan biaya waktu dalam sistem pengangkutan yang ada. Sepanjang poros pengangkutan akan mengalami perkembangan lebih besar dibanding mintakat di antaranya. Mintakat yang tidak terlayani dengan kelawasan pengangkutan yang cepat.

Lihat pula

 
Cahaya kota-kota dunia dari antariksa. NASA. Oleh Marc Imhoff

Templat:Link FA