Nasi kedewatan
Nasi kedewatan berasal dari desa Kedewatan Gianyar Bali. Nasi kedewatan didirikan oleh Awal mulanya nasi kedewatan di jual dengan lauk telur pindang yang direbus dengan ramuan serai dan kunyit. Setelah 10 tahun menjual nasi dengan telur pindang Metri kemudian meningkat menjual nasi ayam. Nasi kedewatan berbeda dengan ayam betutu, ayam kare dan ayam goreng. Bumbunya menggunakan base genep. Yang terdiri dari lengkuas, kunyit, jahe, mereca, ketumbar, cengkeh, kapulaga, mesui, jangu, bawang, kesuna atau bawang putih, serai. Semua bumbu tidak digiling atau ditumbuk, tapi dirajang halus diatas talenan, kemudian seluruh bumbu dimasukkan dalam rongga dada ayam yang dipotong tanpa membelahnya.
Sejarah Nasi Kedewatan
Nasi kedewatan sudah ada sejak 50 tahun yang lalu Sang pendiri adalah Ayu Ketut Metri, 75 tahun dan ketika pertama membuka warung itu saat berusia 25 tahun keadaan di Kedewatan masih serbi, alias di pelosok. Tak ada akses ke Denpasar atau ke Ubud seperti sekarang ini.
Suasana
Suasana di nasi kedewatan Gianyar khas dengan kebudayaan Bali. Bale bengong yang ada di bagian belakang warung mengesankan suasana di dalam puri puri di Bali di masa lampau. Semua bangunan bertembok bata dengan ukiran yang mewah. Hanya ada satu meja dengan suasana duduk lesehan.