Museum Kelahiran Buya Hamka

museum di Indonesia

Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka adalah museum yang terletak di sekitar tepian danau Maninjau, tepatnya di nagari Sungai Batang, kecamatan Tanjung Raya, kabupaten Agam, Sumatera Barat. Museum ini mulai dibangun pada tahun 2000 dan diresmikan pada tahun 2001 oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Zainal Bakar. Sesuai dengan namanya, museum ini mengkhususkan diri pada koleksi benda-benda peninggalan Buya Hamka, yang bangunannya merupakan rumah tempat Hamka dilahirkan.

Museum Rumah Kelahiran
Buya Hamka
Peta
Informasi umum
Gaya arsitekturMuseum
KotaNagari Sungai Batang, kecamatan Tanjung Raya, kabupaten Agam, Sumatera Barat
NegaraIndonesia
Mulai dibangunDesember 2000
RampungNovember 2001
Data teknis
Ukuran15 × 10 meter

Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka terletak pada ketinggian yang lebih tinggi 5 meter dari jalan raya di sekitarnya.[1] Museum ini menghadap ke arah barat atau danau Maninjau dan membelakang ke arah timur. Museum ini memiliki bentuk arsitektur layaknya Rumah Gadang dengan atap gonjong dan hiasan ukiran Minang.

Museum ini mulai dibuka pukul 8.00 hingga pukul 15.00 waktu setempat. Namun biasanya akan tetap dibuka untuk sementara waktu meski pengunjung melewati batas waktu kunjungan.[2] Dari sekian orang yang mengunjungi museum ini, kebanyakan mereka bukan orang Indonesia, melainkan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Sejarah

Museum ini sebelumnya merupakan rumah dimana Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau akrab dipanggil Hamka dilahirkan. Rumah milik nenek Hamka tersebut hampir diluluhlantakan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Setelah sekian lama, pada tahun 2000 muncul gagasan dari Gubernur Sumatera Barat, Zainal Bakar untuk membangun kembali rumah tersebut dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya lalu menjadikannya sebagai museum.[3] Dengan bantuan dana dari berbagai pihak baik yang ada di Sumatera Barat maupun diluar Sumatera Barat terutama Malaysia, dalam waktu 11 bulan pembangunan museum ini dapat diselesaikan dan diresmikan oleh Zainal Bakar pada tanggal 11 November 2001.[4]

Koleksi

Berkas:Hamka2.jpg
Hamka merupakan sastrawan sekaligus ulama yang baru dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 2011

Terdapat berbagai koleksi benda peninggalan Hamka di dalam museum. Ratusan buku, majalah, dan arsip-arsip tentang Hamka tersimpan di dalam lemari kaca. Sedangkan puluhan foto terpajang di dinding-dinding hampir setiap sudut ruangan. Namun banyak keterangan foto yang tidak akurat, seperti foto Hamka bersama mantan Ketua MPR/DPR Amir Machmud misalnya yang ditulis "Hamka bersama Hamir Marmut".

Selain foto bersama Bung Karno, Bung Hatta, dan sejumlah tokoh lain, juga terdapat foto Hamka semenjak kanak-kanak, remaja, hingga foto lautan manusia mengantar jenazah Hamka ketika meninggal pada tahun 1981. Terpajang pula foto yang menggambarkan kedekatan Hamka ketika masih remaja dengan Muhammad Natsir, mantan Perdana Menteri Indonesia dan ketua partai Masyumi kelahiran Alahan Panjang, Solok yang aslinya juga berasal dari Maninjau.[5]

Di ruang tamu museum, terdapat sebuah meja tempat pengunjung mengisi buku tamu. Di sebelah ruang tamu, tersusun 5 rak buku kaca tempat menyimpan buku-buku koleksi museum yang jumlahnya sekitar 200 judul. Namun dari sekitar 118 judul karya Hamka, yang tersimpan di museum ini hanya 28 judul.

Di ruang kamar, terdapat tempat tidur dengan kain kelambu berwarna putih yang dahulu menjadi tempat tidur Hamka. Selain itu, juga terdapat ruang khusus yang dilengapi kursi-kursi peninggalan orang tua Hamka, lampu gantung kuno, 1 koper ketika Hamka pertama kali berangkat haji, 8 tongkat, dan baju wisuda lengkap dengan toga ketika Hamka dikukuhkan menjadi Doktor Honoris Causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Sebagian besar benda-benda peninggalan tersebut merupakan sumbangan dari berbagai pihak, terutama dari keluarga Hamka dan Universitas Kebangsaan Malaysia.

Referensi

  1. ^ www.mlancong.com Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka. Diakses pada 7 April 2012.
  2. ^ Adiguna, Ryanda (2011). "Buya Hamka, Pemberontak di Indonesia, Pahlawan Bagi Malaysia". Kompasiana.com. Diakses tanggal 2012-04-7. 
  3. ^ Hidayat, Fajri. "Museum Rumah Kelahiran Hamka tak Diperhatikan Pemkab Agam". Padang-today.com. Diakses tanggal 2012-04-7. 
  4. ^ Subhan, Muhammad (2011). "Menelusuri Jejak Hamka di Maninjau Nan Memukau". Kompasiana.com. Diakses tanggal 2012-04-7. 
  5. ^ Makmur, Hendra. "Melongok Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka". Media Indonesia. Diakses tanggal 2012-04-7. 

Pranala luar