Haji Piobang
Kolonel Haji Piobang adalah perwira pasukan Janissary Turki dan tokoh penting dalam pembentukan pasukan Padri di Minangkabau.
Diakhir abad 18 Haji Piobang yang lahir di Ranah Minang bersama 2 orang temannya yaitu Haji Sumanik dan Haji Miskin merantau menuntut ilmu ke Universitas Al Azhar Mesir. Pada masa itu Turki Ottoman menghegemoni Timur Tengah termasuk Mesir. Dominasi politik Ottoman juga didukung militer yang kuat yang dikenal sebagai pasukan Janissary (Yanisari). Dalam perjalanan perantauannya akhirnya ketiga orang Minang itupun terlibat dalam pasukan Janissary Turki. Dalam suatu perang yang disebut pertempuran piramid pasukan Haji Piobang berhasil menahan laju pasukan Napoleon. Karena keberanian dan prestasinya Haji Piobang dipercaya memimpin salah satu pasukan Janissary dengan pangkat Kolonel. Tapi dalam pertempuran dengan pasukan Saudi pasukan Kolonel Haji Piobang dikalahkan dan ia ditawan. Sebagai tawanan perang Kolonel Haji Piobang tidak dibunuh tapi dibebaskan dengan syarat Haji Piobang harus mengembangkan faham yang dianut Kerajaan Saudi Arabia yaitu faham Wahabi di Minangkabau.
Di awal abad 19, setelah merantau selama 16 tahun akhirnya ke 3 Haji itu pulang ke kampung halamannya, ranah Minang. Faham Wahabi yang telah dianutnya dikembangkan di Minangkabau. Bersama dengan kaum ulama lainnya mereka membentuk gerakan yang disebut gerakan Padri. Gerakan Padri berkembang dengan pesat dengan kekuatan militer yang kuat. Kolonel Haji Piobang berperan besar atas pembentukan kekuatan militer Padri.