PSIS Semarang
Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang atau PSIS SEMARANG adalah klub sepak bola yang bermarkas di kota Semarang, Indonesia dengan markas Stadion Jatidiri Semarang. Julukan klub ini adalah "Laskar Mahesa Jenar".
Berkas:Lambangpsis.jpeg | |||
Nama lengkap | Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang | ||
---|---|---|---|
Julukan | Mahesa Jenar | ||
Berdiri | 1932 | ||
Stadion | Jatidiri, Semarang, Indonesia. (Kapasitas: 25.000) | ||
Ketua Umum | H. Sukawi Sutarip, SH, SE | ||
Sekretaris | Prijo Anggoro BR, SH, M.Si. | ||
Bendahara | Masdiana Safitri, SH | ||
Manajer | A.S Sukawijaya | ||
Pelatih | Bonggo Pribadi | ||
Liga | Divisi Utama - Group 1 (Barat) | ||
2007 | Divisi Utama (Runner Up) | ||
|
Sejarah
Sejarah team sepakbola kota Semarang telah berlangsung sejak lama ketika kota ini masih berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial. Yang pertama tercatat adalah team sepakbola Comite Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH) dengan gedung olahraga di wilayah Seteran. Pada tahun 1926 tim ini berubah nama menjadi Hwa Nan Voetbalbond (HNV). Tercatat klub Hwa Nan ini bahkan telah melakukan pertandingan eksibisi dengan klub luar negeri asal Taiwan, Loh Hua Team Voetbalbond.
Di kalangan pendukung pribumi, perkumpulan yang menonjol adalah Tots Ons Doel (TOD) yang didirikan pada 23 Mei 1928, bermarkas di Tanggul Kalibuntang (sekarang Jl. Dr. Cipto). Dalam perjalanannya Tots Ons Doel berganti nama menjadi PS. Sport Stal Spieren (SSS). PS SSS inilah yang kemudian menjadi cikal bakal PSIS Semarang. Pada tahun 1930 team ini berganti nama menjadi Voetbalbond Indonesia Semarang (VIS) yang berlatih di lapangan Karimata Timur.
Setelah PSSI lahir pada 19 April 1930, Voetbalbond Indonesia Semarang berganti nama penjadi Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang (PSIS) yang beranggotakan klub sepakbola Romeo, PSKM, REA, MAS, PKVI, Naga, RIM, RDS dan SSS sendiri. Adapun nama klub SSS kemudian berganti menjadi berbahasa Indonesia, Sport Supaya Sehat, sampai sekarang.
Pada kompetisi tahun 2006 klub ini dilatih Sutan Harhara yang kemudian diberhentikan dan diganti oleh asistennya Bonggo Pribadi.
Prestasi
Sejak pertama kali berdiri, PSIS sudah dikenal sebagai tim medioker di kompetisi Perserikatan Indonesia. Kurang maksimalnya dukungan dari Pemda yang (mungkin) mewakili karakteristik warga Semarang yang cenderung menyukai hasil yang didapat secara instant dan cepat puas sehingga prestasi tim ini pun tidak bagus tapi juga tidak bisa dikatakan jelek.
Terbukti PSIS baru bisa mencicipi gelar juara ditahun 1987 dengan mengalahkan Persebaya di final kompetisi perserikatan PSSI dengan skor 1-0 melalui gol tunggal Ribut Waidi. Karena faktor terlalu cepat puas ini (apalagi ditambah keberhasilan punggawanya dalam merebut medali emas SEA GAMES yang pertama kali bagi Indonesia) maka dikompetisi berikutnya PSIS nyaris terjerumus dalam lubang degradasi ditambah dengan “campur tangan” Persebaya yang bermain untuk kalah 12-0 dari Persipura. Untung saja PSIS masih mampu bertahan dan terus bertahan dengan peringkat tim medioker.
Prestasi tertinggi PSIS adalah ketika menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun 1987 dan Juara Liga Indonesia 1999. Pada musim 2006 PSIS menjadi Runner Up Liga Indonesia dengan keberhasilan mencapai final Liga Indonesia, berhadapan dengan Persik Kediri di stadion Manahan, Solo dan kalah melalui akhir perpanjangan waktu babak ke dua. Saat ini PSIS Semarang juga berstatus sebagai Runner Up Piala Emas Bang Yos yang terakhir, diadakan di Jakarta akhir tahun 2006.
- Juara I LI 1987 (masih bernama perserikatan PSSI. vs Persibaya 1-0, Ribut Waidi.)
- Juara I LI V 1998 ( vs Persebaya 1-0, Tugiyo)
- Juara I LI Divisi I 2000
- Juara III LI XII 2005
- Juara II LI XIII 2006
- Juara III PEBY 2005
- Juara II PEBY 2006
- Juara I Suratin Cup 2004
- Juara II Suratin Cup 2003
Statistik di Liga Utama
TOTAL MUSIM = 11x
TOTAL MAIN = 293x
MENANG = 107x
SERI = 79x
KALAH = 107x
SELISIH GOL = 319 / 331
Liga Indonesia I (Liga Dunhill) 1994-1995
PSIS berhasil mencapai peringkat 13 dari 17 tim Wilayah Timur.
PSIS yang walaupun sempat membuat sedikit kejutan seperti saat mengalahkan Persebaya 3-0 di Stadion 10 November Surabaya, tapi tetap saja prestasinya dipapan tengah yang cenderung kebawah. Ditambah lagi dengan sangat minimnya penonton yang tiba2 menurun drastis karena “kuningisasi” yang dilakukan Gubernur Jateng saat itu dan disaat bersamaan prestasi saudara mudanya BPD Jateng juga meningkat, jadilah PSIS sebagai tim yang ngenes. Juara Liga Tahun ini adalah Persib Bandung yang secara kontroversial mengalahkan Petrokimia Putra dengan skor tipis 1-0.
MAIN = 32x
MENANG = 10x
SERI = 9x
KALAH = 13x
SELISIH GOL = 28 / 43
Liga Indonesia II (Liga Dunhill) 1995-1996
Berhasil mencapai peringkat 10 dari 16 tim Wilayah Timur.
Prestasi PSIS masih stagnan di papan tengah, hanya saja dari segi penonton sudah mulai ada peningkatan. Hal ini disebabkan karena mulai masuknya pemain impor yang menarik penonton untuk menyaksikan aksinya serta seragam yang kembali ke warna kebesaran BIRU. Ditambah lagi dengan campur tangan kekuasaan Gubernur Jateng saat itu yang membuat tim BPD Jateng hanya boleh diisi oleh pemain PON yang miskin pengalaman dan bahkan saat pelatih mencoba untuk menurunkan pemain non PON, dia pun dipecat dari pekerjaannya padahal hasilnya adalah kemenangan. Juara Liga adalah Bandung Raya yang (juga) secara kontroversial mengalahkan PSM Makasar 2-0.
MAIN = 30x
MENANG = 10x
SERI = 7x
KALAH = 13x
SELISIH GOL = 37 / 41
Liga Indonesia III (Liga Kansas) tahun 1996
Ada sedikit peningkatan prestasi PSIS dengan “nyaris” menembus babak 12 besar. Gairah sepakbola Semarang pun seolah bangkit dari tidurnya. Dukungan dari Pemerintah mengalir dan Penonton pun semakin membanjir. Stadion Jatidiri (kapasitas 25.000) yang di LI I mencatat rata-rata penonton 500 orang dan di LI II dengan rata-rata penonton 15.000 orang, kali ini selalu full alias 25.000 orang. Juara Liga adalah Persebaya yang mengalahkan Bandung Raya 3-1.
Liga Indonesia IV 1997-1998
Berhasil mencapai peringkat 6 dari 11 tim Wilayah Tengah (sebelum dihentikan).
Imbas dari prestasi yang meningkat membuat PSIS mulai bergairah dan diperhitungkan di kancah sepakbola nasional. Sayang sekali saat itu liga harus dihetikan karena krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia.
MAIN = 16x
MENANG = 4x
SERI = 8x
KALAH = 4x
SELISIH GOL = 17 / 24
Liga Indonesia V 1998-1999
Peringkat 2 dari 5 tim Grup D, Runner Up Grup F (10 Besar), JUARA
Puncak prestasi dari PSIS. Dilatih oleh Edi Paryono, PSIS akhirnya menggondol gelar juara setelah di final yang menjadi “partai usiran” karena harus terbang ke Manado dengan semangat balas budi atas meninggalnya 11 orang supporter PSIS di Manggarai, PSIS bermain kesetanan dan mengalahkan Persebaya dengan skor tipis 1-0 melalui gol Tugiyo di injury time babak ke II. Sayang sekali prestasi ini sepertinya kurang bernilai karena Liga saat itu dibagi oleh banyak grup (3 wilayah 5 grup). PSIS berhak mewakili Indonesia ke Piala Champion Asia dan sayangnya langsung tunduk dari Samsung Suwon Blue Wings dengan skor 3-2 dikandang dan 6-2 ditandang.
MAIN = 14x
MENANG = 7x
SERI = 3x
KALAH = 4x
SELISIH GOL = 18 / 13
Liga Indonesia VI:1999-2000
Turun ke peringkat 13 dari 14 tim Wilayah Timur.
Terlena dengan gelar yang sudah diraih, memasuki Liga Indonesia VI tahun 1999, PSIS terlambat menyiapkan tim dan dukungan dana tiba2 macet. Kerusuhan di partai pembukaan saat PSIS takluk dari Barito Putra 2-0 seakan menjadi tanda2 yang tidak baik. Dan ternyata semua itu terbukti, kenyataan pahit itupun harus diambil. PSIS degradasi ke Divisi I, sekaligus mencatatkan diri sebagai tim pertama yang terdegradasi setelah menjuarai kompetisi sebelumnya.
MAIN = 26x
MENANG = 6x
SERI = 6x
KALAH = 14x
SELISIH GOL = 22 / 32
Liga Indonesia VII 2000-2001
Klub ini menjuarai Divisi I.
Tersentak (lagi) oleh kenyataan pahit tersebut, manajemen tim pun bertindak. PSIS harus kembali ke Divisi Utama, begitu tekad mereka. Dan ternyata tekad itu terwujud, PSIS menjadi juara Kompetisi Divisi I tahun 2000 sekaligus kembali promosi ke Divisi Utama. Tahun ini ditandai pula dengan berdirinya komunitas supporter PSIS bernama Panser Biru. Serta merta melalui kerja keras PSIS bangkit dan melalui konsistensi permainannya gelar juara divisi I tahun 2001 teraih. PSIS Semarang kembali ke Divisi Utama
MAIN = 16x
MENANG = 12x
SERI = 2x
KALAH = 2x
SELISIH GOL = 24 / 9
Liga Indonesia VIII Bank Mandiri 2002
Meraih peringkat 8 dari 12 tim Wilayah Timur
PSIS tetap menempati posisi di papan tengah seperti biasanya. Tidak ada sesuatu yang special, semuanya datar-datar saja. Liga Indonesia VIII tahun 2002 (Liga Bank Mandiri), PSIS masih belum beranjak dari papan tengah dan bahkan nyaris degradasi. Untung saja 2 kemenangan kandang terakhir menyelamatkan PSIS dari jurang dgradasi. Juara tahun ini adalah Petrokimia Putra yang pada final mengalahkan Persita 2-1 (perpanjangan waktu).
MAIN = 22x
MENANG = 8x
SERI = 6x
KALAH = 8x
SELISIH GOL = 20 / 25
Liga Indonesia IX Bank Mandiri 2003
Mencapai peringkat 13 dari 20 tim. Sejak Liga Indonesia tahun kompetisi 2003 PSIS mempercayakan jabatan Manajer tim kepada Yoyok Sukawi. Dibawah kepemimpinannya, PSIS mengalami beberapa perubahan yang signifikan, antara lain dengan mengontrak pelatih Daniel Roekito, dan mengganti beberapa pemain, dengan tujuan agar mampu mencapai hasil maksimal di kancah Liga Indonesia 2003.
Bersamaan dengan diadakannya Piala Emas Bang Yos (PEBY) I di Jakarta, PSIS memanfaatkan ajang ini untuk menyeleksi dan mematangkan skuad pemain yang ada untuk menghadapi Liga Indonesia tahun berikutnya.
Tahun 2003, menjadi tonggak sejarah dimana semua peserta saling bertemu karena system turnamen yang tidak membagi wilayah lagi. Alih-alih berprestasi, PSIS masih belum mampu beranjak dari papan tengah kebawah. Juara Liga tahun ini adalah Persik Kediri yang fenomenal karena ditahun sebelumnya berada di Divisi I. Liga Indonesia X (Liga Bank Mandiri) tahun 2004, masih dengan format 1 wilayah. prestasi PSIS mulai menanjak naik walaupun belum bisa meraih gelar juara yang pada tahun ini diraih oleh Persebaya Surabaya. Liga Indonesia XII (Liga Djarum Indonesia) tahun 2005, prestasi PSIS semakin membaik. Ditangan pelatih Bambang Nurdiansyah, PSIS berhasil meraih posisi ketiga. Sebenarnya hasil yang dicapai bisa lebih baik kalau saja di partai 8 besar wasit bisa lebih netral saat PSIS jumpa dengan tuan rumah Persija dan Persebaya melakukan hal yang mencoreng sepak bola nasional dan menghilangkan kesempatan juara PSIS dengan mogok main. Ditahun ini ada sesuatu yang baru dimana Piala Indonesia (Copa Dji Sam Soe) untuk pertama kali dimainkan. Sayangnya PSIS hanya sampai babak 16 besar karena terhenti langkahnya oleh Persijap Jepara.
MAIN = 38x
MENANG = 14x
SERI = 8x
KALAH = 16x
SELISIH GOL = 43 / 45
Liga Indonesia X:2004
Mencapai peringkat 10 dari 18 tim
Pada Liga Indonesia tahun 2004, dengan suntikan tenaga pemain baru, baik lokal maupun asing, ditambah polesan tangan pelatih Cornelis Sutadi dan asisten pelatih Bonggo Pribadi, serta tim official lainnya, PSIS mengarungi kerasnya persaingan di Liga Indonesia 2004. Di pertengahan tahun kompetisi 2004, manajemen PSIS menilai perlu dilakukan perombakan tim. Jabatan Pelatih Kepala diserahkan kepada Herri Kiswanto. Beberapa pemain baru pun dikontrak untuk menambah kekuatan tim.
Pada turnamen PEBY II, PSIS kembali diundang, dan menjadikan ajang ini sebagai tahapan pemantapan komposisi pemain untuk menghadapi Liga Indonesia tahun 2005.
MAIN = 34x
MENANG = 12x
SERI = 10x
KALAH = 12x
SELISIH GOL = 35 / 34
Liga Indonesia 2005
Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, Runner Up Grup Barat (8 Besar), juara 3.
Liga Indonesia 2005 kembali dibagi menjadi 2 wilayah. PSIS termasuk di Wilayah I atau Barat. Masih dikomandani oleh Yoyok Sukawi sebagai Manajer Tim, Bambang Nurdiansyah (Pelatih Kepala), dan jajaran assisten pelatih serta official lainnya, PSIS memiliki optimisme tinggi menyambut Liga Indonesia 2005. Berkat dukungan yang sangat baik dari Pemkot Semarang, dan kerjasama serta kerja keras seluruh komponen tim, baik manajemen PSIS, jajaran pelatih dan official, serta para pemain, PSIS berhasil melaju ke putaran 8 Besar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Meski dirugikan oleh kejadian mundurnya Persebaya dari putaran ini, PSIS sukses mencapai peringkat 3 untuk Liga Indonesia tahun 2005.
MAIN = 30x
MENANG = 13x
SERI = 12x
KALAH = 5x
SELISIH GOL = 41 / 23
Liga Indonesia 2006
Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, Runner Up Grup A (8 Besar), RUNNER UP.
Di akhir tahun 2005, PSIS mengontrak pelatih Sutan Harhara untuk turut berpastisipasi di turnamen PEBY III dan juga untuk Liga Indonesia 2006 yang akan datang. Sebelum mengikuti PEBY III, PSIS diundang PSSI U-23, yang dipersiapkan untuk mengikuti SEA Games Manila, sebagai lawan latih tanding yang berlangsung di stadion Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
PEBY III menjadi ajang pembuktian keseriusan PSIS dalam persiapan menjelang Liga Indonesia 2006. PSIS kembali ke Semarang dengan keberhasilan menduduki posisi 3. Menghadapi Liga Indonesia 2006, PSIS terus melakukan persiapan dengan beberapa kali melakukan ujicoba di Semarang, serta mengontrak pemain-pemain handal yang dibutuhkan tim untuk mencapai hasil maksimal.
Di pertengahan musim, PSIS mengganti pelatih Sutan Harhara dengan asistennya Bonggo Pribadi. PSIS melaju sampai ke partai puncak dan kalah dalam drama perpanjangan babak melawan Persik Kediri melalui gol Christian Gonzales.
TOTAL MAIN = 31x
MENANG = 16x
SERI = 5x
KALAH = 10x
SELISIH GOL = 37 / 31
Susunan pemain
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
Sponsor
Sponsorship menjadi sesuatu yang lebih serius setelah keluarnya Permendagri no.13 tahun 2006 yang mengatur bahwa Pemda diharapkan tidak memberikan bantuan keuangan terus menerus dari APBD bagi sebuah organisasi seperti PSIS sebagai organisasi sepak bola di kota Semarang.
Untuk itu team sepakbola yang ingin bertahan hidup di Liga Indonesia harus mulai memikirkan kerjasama dengan para sponsor. Pada musim tahun 2007 ini PSIS Semarang menjalin beberapa kerja sama dengan :
- Sponsor Apparell : Umbro.
- Sponsor Team : Suara Merdeka Group, T4F.
Penggemar
Seperti halnya klub sepak bola yang lain, PSIS mempunyai beberapa kelompok suporter, antara lain yang menamakan dirinya Panser Biru,SneX (Semarang Extreme), Bon-X, YSS (Yayasan Suporter Semarang) dan lainnya.
Top Scorer per Musim
2006 : Emmanuel De Porras, Gustavo Hernan Ortiz, Imral Usman
2005 : Emmanuel De Porras, Indriyanto Nugroho, Esaiah Pelle Benson
2004 : Indriyanto Nugroho, Roberto Kwateh, Abdoulaye Djibril
2003 : Julio Lopez, German Osorio, Bambang Harsoyo, Abdoulaye Djibril
2002 : Arliston De Oliveira, Khusnul Yakin, Gbeneme Friday
Total Top Scorer
23 = Indriyanto Nugroho, Emmanuel De Porras
18 = Julio Lopez
10 = Roberto Kwateh, Abdouleye Djibril
9 = Khusnul Yakin, Gustavo Hernan Ortiz
8 = Harri Salisburi
7 = Esiah Pelle Benson, Bambang Harsoyo, Arliston De Oliveira
6 = Imral Usman
5 = M Ridwan, German Osorio
3 = Gbeneme Friday
2 = Miguel A Dominguez, Darwin Perez, Purwanto, Khair Rifo, Nurul Huda, Otto Weah
1 = Foffe Camara, Maman Abdurrahman, Zoubairou, Idrus Gunawan, Greg Nkowolo, A Jomma Ballah, M Irfan, Lilik Suheri, Sasi Kirono, Eko Purjianto, Louis Miranda, Alexander Pulalo, Yuniarto Budi, Iwan Suryanto
Trivia
Fakta lain tentang PSIS Semarang, adalah klub pertama di liga indonesia yang pernah menjadi juara Divisi Utama (1999) dan kemudian terdegradasi ke divisi I pada musim berikutnya (2000). Namun kemudian berhasil menjuarai kompetisi Divisi I nasional (2001), dan berhak berlaga kembali di kompetisi Divisi Utama liga Indonesia. PSIS Semarang juga tercatat sebagai klub ketiga yang pernah menjuarai Liga Perserikatan dan Divisi Utama Liga Indonesia, setelah Persib Bandung dan Persebaya Surabaya.