Mahmud Al Rasyid

Sultan Kesultanan Deli yang ke-8
Revisi sejak 1 November 2012 07.19 oleh Drago76 (bicara | kontrib) (Sultan Mahmud Perkasa Alam (1858-1873) Raja Deli ke VIII)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Sultan Mahmud Perkasa Alam (1858-1873) Gelar setelah mangkat(Marhum Kota Batu)


Putra sulung Sultan Osman Perkasa Alam yaitu Sultan Mahmud Perkasa Alam diangkat menjadi Sultan untuk menggantikan ayahandanya sebagai Raja Deli ke VIII dan Adindanya yaitu Tengku Sulaiman dilantik menjadi Raja Muda dengan Gelar Raja Muda Negeri Deli, dan Tengku Sulung Laut di beri Gelar Tengku Pangeran Negeri Bedagai Wajir Negeri Deli, dan adindanya Tengku Abdul Rahman pada masa pemerintahan Sultan Ma’mun Al Rasyid bekuasa dianugrahi Gelar Tengku Temenggung Negeri Deli, dan Tengku Ja’far Al Haj di karuniai Gelar Pangeran Bendahara Negeri Deli.Sultan Mahmud diangkat menjadi Sultan pada tahun 1858 atau pada 4 Rabiul Awal 1275 H.

Seripaduka Baginda inilah yang membuat rencana perjanjian dengan pemerintah Belanda yang dinamai ACTE VAN VERBAND yang Ditandatangani dan dipatri cap mohornya pada 22 Agustus 1862. Selama lima belas tahun memerintah Sultan ini mulai terjalin kerja sama dengan pihak asing (Belanda , Belgia , Polandia Inggris dll) yang ditandai dengan kerja sama pembukaan lahan perkebunan Tembakau di kerajaan Deli.Diawali oleh seorang pengusaha Tembakau bernama Jakobus Nienhuys, kerja sama dalam usaha perkebunan Tembakau ditanda tangani, salah satu kontrak terbesar diberikan kepada Deli Maatschapij pada tahun 1862 tepatnya pada tanggal 22 agustus, yang terletak di daerah Mabar sampai Deli Tua dan dikenal dengan nama Mabar Deli Tua kontrak.

Daerah Deli menjadi makmur dan ramai di kunjungi oleh berbagai bangsa, tak dapat di pungkiri, Raja Deli ke VIII ini adalah perintis dan pelopor perkebunan Tembakau Di negeri ini,sebagian areal dari perusahan Perkebunan Nusantara II (saat ini) adalah hasil yang dilakukan oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam, sehingga sampai saat ini hasil dari Perkebunan yang dirintis oleh Sultan Deli ke VIII ini mewarnai pembangunan di Negeri yang kita cintai ini. Sultan Mahmud Pekasa Alam memiliki tiga orang Putra dan Puteri, seorang Putra yaitu Tengku Ma’mun Al Rasyid dan dua orang Puteri yaitu Tengku Fatimah dan Tengku Zubaidah, namun Puteri-Puteri ini mangkat dalam usia muda. Sultan Mahmud mangkat pada tahun 1873 dalam usia 44 tahun dan dimakamkan di lingkungan Mesjid Raya Al Osmani Labuhan Deli dan diberi Gelar Marhum Kota Batu, pada masa pemerintahannya Beliau membangun sebuah Istana yang dinamakan Istana Kota Batu tepatnya di depan Mesjid Raya Al Osmani Labuhan Deli.